webnovel

Surat Terakhir Rania

Aku telah mewujudkan permintaan mu, semua kamu bahagia. Jika tuhan mengizinkan, kita akan bertemu kembali. Tentunya di tempat yang berbeda.

salsasalisa4 · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
1 Chs

Awal

Riana Antalia, gadis yang berparas cantik dan banyak di kagumi oleh kaum Adam. Dia hidup dalam keluarga yang harmonis, penuh dengan kasih sayang dan kekayaan.

Namun itu dulu sebelum semua nya berubah dan menghilang dalam hitungan waktu.

Sikap Ramah dan cerianya yang selalu ia tunjukan kini telah tidak ada, sekarang hanya ada Rania yang Pendiam dan banyak melamun.

Kasih sayang keluarga, keharmonisan keluarga yang selalu membuatnya nyaman kini telah menjadi jurang neraka yang bisa kapan saja membuat dia mati.

Sosok seorang ibu yang seharusnya menyayangi, mengasihi dan mengayomi kini hilang. Begitupun sosok seorang kakak laki-lakinya, yang seharusnya menjaga, melindungi kini membencinya.

Kini semua kian hilang. keharmonisan, kasih sayang yang selalu hadir berbanding terbalik menjadi kebencian.

Hidup Rania pun sering di hantui orang rasa bersalah, cap sebagai Pembunuh tidak asing baginya setelah kehilangan sosok ayah.

Iya, andai saja waktu itu Rania tidak meminta ayah nya untuk menjemputnya di bandara mungkin semuanya tidak akan terjadi dan kasih sayang itu masih ada. Namun takdir berkata lain, ini jalan terbaik bagi Rania untuk mendewasakan diri.

Namun, di sisi lain ada seseorang yang terus memberikan semangat kepada Rania disaat Rania berada di posisi seperti ini. Rafian Mahesa, Ya dia adalah sahabat Rania semenjak SMP. Dia bahkan sudah tahu seluk beluk permalasahan Rania, dia saksi awal kehidupan Rania hancur.

Rafian selalu memberikan perhatian kepada Rania, dia selalu khawatir, dia selalu marah jika Rania melanggar aturan. Namun di balik itu semua Rafian menyayangi Rania sebagai Adik. Ya, sebagai Adik.

"Gimana kerjaan lo Ran?" Tanya Rafian.

"Baik Raf, ini sekarang gue lagi terusin tulisan gue karena deadline nya sebentar lagi. Pusing gue, di kejar-kejar editor terus" jawab nya.

Rania memang seorang penulis, banyak ceritanya yang sudah terbit.

"Makanya jangan ngaret Ran, jangan Drakor terus Lo tontonin"

"Ish ya enggaklah" elak Rania

"Enggak salah lagi kan?" Cecar Rafian

"Terserah lo aja" jawab Rania dengan nada ketus dan di balas dengan kekehan oleh Rafian.

Saat ini, Rania dan Rafian sedang berada di sebuah cafe untuk mengisi jam istirahat nya. Rafian yang kini sibuk menjadi pimpinan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan menggantikan posisi ayah nya, hal tersebut yang membuat mereka jarang bertemu.