Baca novel Suamiku Pelit Dan Perhitungan yang ditulis oleh penulis Aveesa_Huay yang diterbitkan di WebNovel. Aku sangat terkejut setelah menjadi istrinya. Ternyata suamiku sama sekali berbeda dengan saat dia masih menjadi pacarku dulu. Lelaki yang dulunya perhatian, sayang dan juga sangat memanjakanku beruba...
Aku sangat terkejut setelah menjadi istrinya. Ternyata suamiku sama sekali berbeda dengan saat dia masih menjadi pacarku dulu. Lelaki yang dulunya perhatian, sayang dan juga sangat memanjakanku berubah seratus delapan puluh derajat menjadi pribadi yang lain setelah kami menikah. Tahun pertama pernikahan kami dihiasi rasa saling cemburu satu sama lain karena saat itu usia kami masih sangat muda. Aku masih berusia tujuh belas tahun sementara suamiku dua puluh tahun. Aku yang lebih cemburu saat itu karena aku sangat mencintainya dan takut kehilangan dia. Aku selalu mencurigainya saat dia harus keluar rumah untuk mengurus adik-adiknya yang saat itu sekolah sambil mondok dipesantren. Aku bahkan rela bolos kerja dan mengikutinya secara diam-diam saat dia akan mengantar uang saku untuk adiknya. Aku memang keterlaluan saat itu, mungkin karena usiaku masih kecil saat itu. Kami sering bertengkar dan hal yang terparah adalah saat dia mengusirku. Saat itu aku sedang bekerja disebuah perusahaan dan sedang masuk sift siang. Aku berangkat jam dua siang dan pulang jam sepuluh malam. Aku sampai rumah jam sebelas malam dan saat aku tiba dirumah mertuaku, aku melihat barang-barangku sudah berada diluar, dihalaman rumahnya. Aku mencoba masuk tetapi tidak bisa karena semua pintu sudah dikunci. Aku menangis dan hatiku terasa sangat sakit saat itu. Aku takut kehilangan dia, aku sangat mencintainya dan yang paling aku takutkan adalah aku takut keluargaku malu apabila kami sampai berpisah disaat usia pernikahan kami belum ada satu tahun. Keluargaku dan keluarganya adalah tetangga desa, maka aku takut dengan gunjingan orang-orang apabila kami sampai berpisah. Akhirnya aku masuk melalui pintu belakang yang tidak terkunci, namun aku tetap tidak bisa masuk rumah karena rumah mertuaku itu dapur sendiri, tidak menyatu dengan rumah utama, jadilah semalaman aku menunggu di dapur sambil menangis membayangkan bagaimana nasibku setelah malam itu. Apakah aku bisa berbaikan dengan suamiku dan apakah kami akan berpisah? Ikuti kisah kami dalam buku Suamiku Pelit Dan Perhitungan karya Aveesa Huay