webnovel

SSRoE 4 Perjanjian Etter

Elle tertegun.

Mendengar ucapan tidak masuk akal dari suara lembut yang entah ada dimana asal suaranya itu, yang makna dari kata-katanya terdengar mustahil, Elle hanya bisa menggelengkan kepala. Tanpa sadar ia langsung menyangkal kemungkinan yang suara itu katakan.

"Berhenti berbicara omong kosong dan tunjukan dirimu kepadaku sekarang!" bentak Elle merasa makin frustasi karena sejak tadi suara itu hanya bermain kata-kata dengannya.

Kata-kata yang hampir 100% sebagai bualan bagi Elle.

Namun, mungkin saja apa yang menjadi keyakinan Elle tersebut tidak sepenuhnya benar.

"Kamu yakin ingin melihatku? Akan tetapi, jika kamu...setelah ini melihat perwujudan diriku maka kamu tidak boleh lari dan harus mau mematuhi apa pun perintahku. Bisakah kamu berjanji dengan hal ini?" tanya suara itu tenang namun ada ketegasan yang tidak perlu diragukan darinya.

Elle terdiam. Untuk beberasa saat, sekitar beberapa detik ia takut.

Elle takut jika apa yang ia takutkan sangat menakutkan untuk dilihat. Bahwa sosok asal suara itu sangat menakutkan. Jauh melebihi apa yang bisa Elle bayangkan.

Namun, apalagi yang bisa menjadi pilihan Elle selain berkata iya? Selain setuju dengan permintaan konyol yang suara itu ajukan padanya?

Walau demikian, Elle masih diam. Elle ragu dengan teramat sangat.

Sebuah keraguan tidak berdasar yang hampir menyelimuti seluruh tubuhnya secara kasat mata. Menghasilkan sebuah kerapuhan yang nyata terpancar dari kedua mata Elle.

Pada akhirnya, Elle pun harus memberi jawaban pada suara itu jika ia tidak ingin terjebak didalam ruangan menyilaukan ini selamanya. Terjebak selamanya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada ia dan keluarganya layaknya orang bodoh.

"Baiklah." desah Elle pasrah.

Bergerak mudur sebanyak tiga langkah tanpa komando siapa pun.

"Oke. Sebelum aku menunjukkan diriku, aku ingin kamu berjanji lima hal terlebih dulu. Dengan syarat harus diucapkan keras-keras." Kata sang suara lagi.

"Janji?"

"Benar."

"Apa itu?" selidik Elle penuh rasa penasaran.

...

Ada jeda beberapa detik sebelum sang suara kembali dengan suaranya yang berwibawa.

"Pertama, kamu...Elleta Ido berjanji tidak takut kepada Etter." Kata sang suara.

"Siapa Etter?" tanya Elle curiga.

"Etter adalah namaku. Dan untuk selanjutkan kamu bisa memanggilku dengan nama Etter." Kata sang suara yang ternyata bernama Etter, memerintah kepada Elle.

"Oke." Jawab Elle mengangguk mengerti.

"Kalau begitu, ikuti kata-kataku lalu katakan keras-keras. Pertama, aku berjanji tidak akan takut kepada Etter." Seru sang suara.

"Aku, Elleta Ido berjanji tidak akan takut kepada Etter." Seru Elle pada salah satu sudut ruangan seperti orang bodoh berbicara keras sendirian.

"Bagus. Kedua, katakan lah kalau kamu berjanji tidak akan menolak keberadaan Etter." Kata sang suara kemudian.

Ada jarak beberapa detik sebelum Elle mendesah kepayahan. Perjanjian macam apa ini?

Dan anehnya, Elle mengikuti apa yang sang suara katakan.

"Aku, Elleta Ido berjanji tidak akan menolak keberadaan Etter." Seru Elle sedikit lebih keras dari janji yang pertama.

Setelah Elle mengucapkan janji kedua samar-samar ada suara tepuk tangan yang agak jauh letaknya dari tempat ia berdiri.

Elle menduga itu adalah ulah Etter, sang suara.

"Ketiga, katakan lah bahwa kamu berjanji akan patuh perintah Etter." Seru sang suara lagi.

Kembali Elle mendesah, mengambil jeda beberapa detik untuk kembali mengambil sumpah.

Deretan sumpah konyol yang Elle sendiri tidak mendapat pemahaman apa maksud dari semua sumpah-sumpah tersebut.

"Aku, Elleta Ido berjanji akan patuh kepada perintah Etter." Seru Elle, lalu menduduk lelah tanpa alasan yang jelas.

"Bagus. Keempat, katakanlah kamu akan berjanji untuk setia selamanya kepadaku Etter."

Tiba-tiba Elle mendongak.

Mendengar ketika sang suara bernama Etter meminta ia untuk berjanji setia selamanya, terdengar seperti sebuah janji seorang budak.

Tentu saja, di era Kekaisaran Galaksi Solar tidak ada lagi yang namanya perbudakan baik secara harfiah atau pun secara kiasan. Era modern, jauh beratus-ratus tahun setelah perjanjian damai antar galaksi.

Meski pun demikian, sekali pun perbudakan secara nyata sudah tidak ada lagi namun pada kenyataannya jauh dalam lingkungan Istana Dalam di lingkup wilayah teritori Kekaisaran Galaksi Solar ada tingkatan strata sosial tidak tertulis yang sangat terlihat.

Jadi kesimpulannya, bukankah itu sama saja jenis pebudakan model baru.

Salah satu istilah untuk perbudakan jilid kedua?

Jika pun demikian, Elle tidak dan sama sekali tidak memiliki nilai untuk menawar bukan?

"Aku, Elleta Ido berjanji untuk setia selamanya kepada Etter." Kata Elle setengah hati namun dengan suara keras.

"Bagus, Elle. Walau aku bisa melihat keraguanmu padaku tentang banyak hal, semua itu tidak akan ada artinya ketika tiba saatnya kamu mendapat pilihan itu. Jadi mari kita lanjutkan. Berjanjilah, Elle bahwa kamu tidak akan membalas dendam." Ujar sang suara, Etter.

Terhenyak akan Etter yang mudah saja mendeteksi rasa ketidak percayaan dirinya membuat Elle bergidik ngeri. Makhluk apa sebenarnya Etter itu?

"Aku, Elleta Ido berjanji tidak akan membalas dendam." Seru Elle lantang. Seolah suaranya menantang Etter yang keberadaannya entah dimana.

Tepat setelah Elle selesai mengucapkan kelima janjinya itu, tiba-tiba secara ajaib, tangan kanannya diselimuti oleh sekumpulan titik cayaha putih keemasan. Lalu, tujuh detik berikutnya sekumpulan titik cahaya itu tiba-tiba menghilang dan ditangan kanan Elle muncul sebuah gelang dengan susunan batu kristal.

Sebuah gelang yang sangat indah dengan susunan 101 batu kristal bening keemasan yang tentunya sangat langka. Bahkan di Kekaisaran Galaksi Solar sendiri.

Gelang dari 101 batu kristal itu merupakan benda yang tidak berasal dari dunia biasa. Gelang ajaib dan hanya akan patuh pada perintah tuannya, Elleta Ido.

Elle memperhatikan gelang indah yang terpasang begitu saja di tangan kanannya dengan sangat takjub. Seumur hidupnya, Elle tidak sekalipun pernah mendapat hadiah berupa gelang sebagai perhiasan. Elliot selalu memberinya dengan kalung atau cincin.

Oleh karena itu, dengan kepolosan Elle akan keindahan gelang kristalnya ia tersenyum lebar. Ada sedikit kebahagiaan terpancar dari seulas senyum itu. Sebuah senyum takjub bercampur haru yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

"Ini apa, Etter?" bisik Elle bertanya kepada sang suara yang sudah diluar kepala Elle hafal namanya sebagai Etter.

"Itu adalah gelang energi. Lihatlah baik-baik, baru lima dari seratus saru kristal yang terisi dengan cahaya energi yang berasal dari lima sumpah yang tadi kamu ucapkan. Tugasmu adalah untuk mengumpulkan energi lain dari sisa batu kristal. Saran dariku adalah misi selanjutnya tidak akan mudah semudah kamu mengucap lima janji tadi." kata sang suara.

Elle kembali tertegun.

Memikirkan tentang sembilan puluh enam misi selanjutnya demi memenuhi semua energi dalam gelang batu kristalnya. Tentu tidak mudah. Secara tidak sadar Elle mengangguk mengamini.

Kemudian, sebuah kejutan lain muncul dihadapan Elle dengan penampakan yang membuat jantung Elle hampir copot.

-tbc-

Terima kasih telah membaca cerita ini. Bagaimana perasaanmu setelah membaca bab ini?

Silahkan tinggalkan komen paragraf atau komen chapter atau saran dan kritik kamu. Jika berkenan bisa berikan power stone kamu untuk mendukung cerita ini menjadi lebih baik lagi.

Terima kasih dan salam sayang.

Ningsih_Nhcreators' thoughts
Bab berikutnya