"Gendhis, kamu sudah dengar belum?" Tanya Rina.
"Dengar apa?" Gendhis balik bertanya.
"Istri mas Erlangga, perempuan ular itu, sekarang bekerja di sebuah klab malam." Ucap Rina dengan wajah penuh kemenangan.
"Klab malam? Terus, hubungannya denganku apa?" Tanya Gendhis lagi.
"Dia menjual diri disana." Ucap Rina lagi.
Gendhis merasa dia tidak perlu tahu apa yang terjadi dengan orang lain, terlebih lagi itu adalah orang yang pernah menghancurkan pernikahannya.
"Ya sudah, biarkan saja, itu urusan dia. Kita tidak usah ikut campur, Rin." Ujar Gendhis.
"Huuh, iya juga sih. Huft, kamu akan pergi ya besok. Padahal aku senang sekali ada kamu yang menemani." Rina memeluk Gendhis sambil mengusel-usel kepalanya di leher Gendhis. Dua anak mereka yang sedang bermain tidak melihat betapa para ibu mereka sedang saling merindukan bahkan sebelum perpisahan mereka.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com