Aku dan Oslan bersama di dalam lift yang akhirnya berhenti juga. Pintu terbuka setelah pemberhentian ini. Oslan menoleh ke arahku lalu mendongakkan dagu supaya aku segera ikut perintahnya.
Kini, aku sudah melihat dengan jelas ruas dinding yang diselubungi banyak dinding pembatas terbuat dari kaca bening tebal. Di balik sana, ada banyak pria dan wanita tengah sibuk. Mereka mondar-mandir seakan memiliki tugas yang bertumpuk.
Tak sadar, kalau aku mengikuti Oslan ke ruangan itu. Oslan menepuk tangannya berkali-kali, sebuah kode untuk memanggil mereka yang sedang sibuk.
"Guys! Ada tamu baru nih," pekik Oslan menyadarkan satu per satu orang. Dan di saat itu juga, mereka menoleh, menghiraukan kemunculan kami berdua.
Aku melihat sambil memaksa senyum, walau sebenarnya aku masih merasa gugup. Untuk apa? Aku pasti akan terbiasa berada di sini. Menjadi seorang bintang tak boleh merasa malu atau gugup. Nilai yang mahal itu adalah kepercayaan diri.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com