Kelainan yang di derita Adi dan Brama selalu mereka menganggap itu semua penyakit dan harus segera di sembuhkan.
Dengan bantuan di pondok pesantren yang saat ini mereka tinggali, Adi yakin kalau mereka akan segera sembuh dan kembali ke jalan yang benar.
Tidak. Adi maupun Brama tidak hanya sekadar menganggap kalau pondok pesantren itu adalah ruang aib yang isinya manusia-manusia kotor yang bermimpi untuk kembali bersi.
Tapi mereka hanya ingin mendalami ilmu agama. Agar mereka tahu dalil-dalil yang Tuhan mereka berikan. Serta mengkaji isi dari kitab suci agama mereka sendiri.
"Bram, pertama kali lo dateng ke sini, gimana?."
Brama menutup buku kumpulan hadist setebal seribu halaman itu dan tersenyum. Mengingat kembali bagaimana ia memberontak dan tidak ingin berada di sana.
"Gue awalnya ogah-ogahan dan nolak. Tapi gue bukannya gak mau sembuh atau belajar di sini. Tapi gue takut dikucilin sama santri-santri di sini."
"Terus?."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com