webnovel

Prolog

4 Januari 2002

Tangis bayi menggema seisi ruangan, saat itu pula, seseorang yang sedang berjuang juga menyemangati ikut menangis, merasakan haru yang mereka rasakan. Hari ini, Senin, empat Januari dua ribu dua, pukul tiga pagi, seorang bayi perempuan terlahir sebagai penerus keluarga Prabudi.

Bayi yang masih dipenuhi dengan bau amis darah, juga tangisannya yang terdengar nyaring menerobos kedua telinga orang yang berada didalam ruangan.Setelah penantian sembilan bulan lamanya,akhirnya mereka bisa menggendong buah hatinya. Putri pertama dari Tanubara Gatra Prabudi juga Alea Vey Halim.

Malaikat kecil yang bernama Shaqueena Ashaka Prabudi.

Gadis kecil cantik dengan rambut hitam pekat, bola mata cokelat bersinar yang mampu memikat banyak orang.

Seorang dokter berjalan, memperlihatkan gadis kecil tersebut kepada kedua orangtuanya.

"Saya dan suster bersihkan dulu." ucap dokter yang mendapat anggukan dari keduanya.

Bara mencium punggung lengan istrinya. "Makasih sayang."

"Makasih."

Bara mengecup kening Vey lama, bersamaan dengan air matanya yang lolos begitu saja. Dirinya tak pernah mungkin melupakan momen ini, momen dimana anak pertamanya lahir dengan sehat dan lancar.

Momen dimana dirinya mampu menyemangati istrinya untuk berjuang demi anaknya.

Tak lama, dokter kembali dengan seorang bayi kecil yang berada di pangkuannya. Gadis kecil dengan tubuh yang sudah bersih juga dipakaikan kain pernel berwarna pink baby.

Dokter tersebut menaruh bayinya disamping Vey. Vey mengecup kening gadis kecilnya lama. Dengan air matanya yang tak bisa dirinya bendung lama-lama.

Kini, gadis kecil tersebut telah lahir sebagai bukti cinta Vey dan Bara. Vey menangis bahagia, dirinya sekarang menjadi seorang ibu.

Bara pun sama, dirinya tak bisa membendung air matanya. Bara mengelus-elus pipi mungil gadis kecilnya. "Cantik."

Beralih menatap kearah Vey penuh kasih sayang. Bara mengecup kedua mata Vey yang basah dengan air mata.

Kemudian beralih, mengecup kening gadis kecilnya lama. Dokter juga beberapa suster ikut merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan.

"Selamat datang tuan Puteri."

"Nama kamu, Shaqueena Ashaka Prabudi. Queen. Kamu, Ratu kami." Kata Bara.

"Panjang umur, sehat selalu, bahagia terus, Anak bunda." Lanjut Vey.

"Sifat kamu, jangan warisi sifat papah mu ya." Kata Vey yang membuat seisi ruangan tertawa.

"We love you Shaqueena Ashaka Prabudi." Ucap Vey dan Bara bersamaan.

Bara mengelus elus pipi mungil gadis kecilnya. gadis kecil yang lebih mewarnai dan memberi semangat kehidupannya.

Thanks, God.

****

Bab berikutnya