webnovel

Keluarga

Shaila gadis muda yang kini kehilangan kebebasannya. Ia dulu sering bermimpi mendapatkan keluarga kaya. Bahkan ia selalu berdoa untuk mimpi itu. Namun kali ini mungkin ia akan menyesali semua doanya ketika seorang pria tua mengakui dirinya sebagai cucunya yang hilang.

Ya Tuhan, Shaila masih tak percaya dengan kenyataan ini. Awalnya ia merasa senang. Tentu saja, siapa yang tidak senang jika tiba-tiba memiliki keluarga kaya raya dan hidup kecukupan. Tapi.....

"Cucuku, kamu akan Kakek jodohkan dengan Miller."

Kata-kata yang Kakek ucapkan saat sarapan tadi pagi terus menerus terngiang di kepala Shaila 'DIJODOHKAN'. Sepertinya Shaila belum siap untuk menikah. Apalagi usianya baru saja menginjak usia tujuh belas tahun.

Beberapa kali ia menghela napas kasar. Ingin sekali menolak perjodohan itu. Tapi ia tak bisa lakukan apalagi saat melihat wajah bahagia kakeknya yang baru ia temua seminggu ini. Meskipun baru seminggu, Ronald, kakek Shaila selalu memperlakukannya dengan baik.

Sekeras apapun Shaila berpikir, mencari alasan untuk menolak namun ia tetap tak bisa. Akhirnya ia hanya bisa melamun seharian di kamar sambil membayangkan hari-harinya nanti saat pernikahan itu benar-benar terjadi.

"Apa kamu sudah siap pergi untuk nanti malam?"

Shaila mengalihkan pandangannya ke arah pintu, disana sudah ada Ronald dengan pakaian rapi hari ini. Ralat, mungkin hampir setiap hari selalu rapi. Meskipun Ronald sudah tak pantas dibilang muda lagi. Tapi sisa-sisa ketampanannya dulu masih bisa dilihat.

"Ya, aku siap," ucap Shaila meskipun tak yakin.

"Kalau begitu, jangan melamun terus. Kakek sudah memerintahkan beberapa orang untuk membantumu bersiap. Karena nanti malam kamu harus tampil sempurna sebagai cucu pemilik Roland grup dan juga calon istri Miller seorang CEO muda terkenal."

"Aku bisa bersiap sendiri. Seharusnya Kakek tak perlu repot-repot seperti itu," ujar Shaila.

"Tidak ada yang repot, kamu pantas mendapatkan perlakuan yang istimewa." Ronald sangat bersyukur. Setelah sekian lama, Akhirnya ia bertemu dengan cucunya yang hilang tujuh belas tahun lalu saat kecelakaan yang menimpa putra semata wayangnya beserta istri dan calon anaknya. Karena saat itu menantunya tengah hamil tua.

Roland sudah putus asa dan tak memiliki semangat hidup lagi. Tapi ia tak menyerah. Ia terus saja melakukan pencarian dan akhirnya pencarian itu menemukan hasil.

***

Setelah di bantu oleh beberapa orang maid, kini Shaila sudah siap. Ia nampak terlihat sangat cantik menggunakan gaun berwarna peach dengan bahan tile dan tak lupa jepit rambut berbentuk kupu-kupu bertahtakan berlian kecil-kecil membuat Shaila terlihat makin cantik.

Polesan make-up pun tidak terlalu menor, sesuai dengan usia Shaila yang masih remaja.

"Kamu sangat cantik," puji Roland.

"Semua wanita itu cantik." Shaila tak mau besar kepala mendengar pujian dari kakeknya.

"Selain cantik, kamu juga berhati baik. Miller sangat beruntung bisa menikah denganmu nanti. Andai saja, Kakek tak punya janji dengan Alfonso, Kakeknya Miller. Kakek tidak akan rela jika harus cepat-cepat berpisah denganmu."

"Jangn sedih, Kek. Shaila masih bisa datang berkunjung ke rumah setiap hari."

Roland tersenyum kecut, jujur saja ia kasihan dengan cucunya yang masih polos dan suci harus menikah dengan Miller yang memiliki segudang catatan buruk. Suka bermain wanita dengan bergonta-ganti pasangan tidur dan juga memiliki tempramental buruk.

Roland hanya bisa berdoa dan berharap. Semoga Miller dapat berubah. Roland cemas, Shaila akan terluka nantinya jika Miller tidak bisa merubah sikapnya.

Bab berikutnya