webnovel

Selamat datang ke papan keratan Gboard, sebarang teks yang anda salin

Magical Realism
Sedang berlangsung · 1.4K Dilihat
  • 1 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG

What is Selamat datang ke papan keratan Gboard, sebarang teks yang anda salin

Baca novel Selamat datang ke papan keratan Gboard, sebarang teks yang anda salin yang ditulis oleh penulis ynMaHHuf2Ra3GXn yang diterbitkan di WebNovel. ...

Ringkasan

tagar
2 tagar
Anda Mungkin Juga Menyukai

AJI SAKA-ASAL MULA HURUF JAWA

AJI SAKA - ASAL MULA HURUF JAWA Alkisah, Tersebutlah seorang pemuda sakti yang tinggal di desa Medang Kawit. Aji Saka namanya. Ia mempunyai dua pembantu yang sangat setia. Dora dan Sembada nama keduanya. Suatu hari Aji Saka berniat ke wilayah Medang Kamulan. Ia mendengar perilaku Raja Medang Kamulan yang bernama Prabu Dewata Cengkar yang sangat jahat. Prabu Dewata Cengkar gemar memangsa manusia. Setiap hari ia harus makan daging manusia. Patih Medang Kamulan yang bernama Jugul Muda harus sibuk mencari manusia untuk dipersembahkan kepada rajanya yang sangat kejam itu. Rakyat Medang Kamulan sangat ketakutan dan mereka memilih untuk mengungsi dari Medang Kamulan dibandingkan harus menjadi santapan Prabu Dewata Cengkar. Aji Saka berniat menghentikan kekejaman penguasa kerajaan Medang Kamulan yang gemar memakan manusia itu untuk selama-Iamanya. Dalam perjalanan menuju kerajaan Medang Kamulan, Aji Saka dan dua pembantunya tiba di daerah pegunungan Kendeng. Aji Saka meminta Sembada untuk tinggal di daerah itu dan menyerahkan keris saktinya. Katanya, "Kutitipkan keris sakti pusakaku ini kepadamu. Sekali-kali jangan engkau serahkan keris sakti pusakaku ini kepada siapa pun kecuali hanya kepadaku saja! Aku sendiri yang akan datang mengambil keris pusakaku ini.” Sembada mengiyakan pesan Aji Saka. Aji Saka bersama Dora melanjutkan perjalanan. Di sebuah tempat, Aji Saka meminta Dora untuk tinggal karena ia akan ke kerajaan Medang Kamulan seorang diri. Syandan, Aji Saka bertemu dengan Patih Jugul Muda yang tampak kebingungan karena tidak mendapatkan seorang manusia pun yang dapat dipersembahkan untuk Prabu Dewata Cengkar. "Jika itu yang menjadi kebingunganmu, serahkan aku kepada rajamu, wahai Patih Jugul Muda," kata Aji Saka. Patih Jugul Muda sangat keheranan mendengar ucapan Aji Saka. Jika orang lain akan lari terbirit-birit jika hendak dijadikan korban guna memuaskan nafsu Prabu Dewata Cengkar itu, Aji Saka malah menawarkan dirinya! Patih Jugul Muda lantas membawa Aji Saka ke istana kerajaan Medang Kamulan. Berbeda dengan orang-orang lainnya yang sangat ketakutan ketika dihadapkan pada Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka tampak tenang. Sama sekali ia tidak menunjukkan ketakutan. Katanya di hadapan Raja Medang Kamulan yang sangat kejam itu, "Sebelum hamba Paduka makan, perkenankan hamba mengajukan satu syarat terlebih dahulu." "Syarat?" Prabu Dewata Cengkar melototkan kedua bola matanya, "Syarat apa yang engkau kehendaki?" "Hamba meminta imbalan tanah seluas surban yang hamba kenakan ini," jawab Aji Saka. Tak terkirakan gembiranya hati Prabu Dewata Cengkar mendengar syarat yang diajukan Aji Saka. Syarat yang sangat mudah menurutnya. Hanya dengan memberikan imbalan tanah seluas surban yang dikenakan Aji Saka ia telah dapat memangsa Aji Saka. Maka katanya kemudian dengan wajah berseri-seri, "Aku akan penuhi permintaanmu! Lekas engkau buka surbanmu itu dan gelarlah. Aku telah sangat lapar!" Aji Saka membuka surbannya dan mulai menggelarnya. Sangat mengherankan, surban itu ternyata sangat panjang. Surban seolah-olah tidak putus-putusnya digelar hingga wilayah Kerajaan Medang Kamulan pun kurang panjang. Surban bagai terus memanjang hingga membentang dari istana kerajaan menjangkau wilayah gunung, sungai, hutan, dan bahkan hingga ke Iembah- lembah. Semua tidak menyangka jika surban yang dikenakan Aji Saka itu begitu panjang lagi luas. Begitu pula dengan Prabu Dewata Cengkar tidak menyangkanya. Cerita selanjutnya Dipart yang ke 2 oke... ." ." .

Widian_Mahendra · Sejarah
Peringkat tidak cukup
1 Chs

Myth of The World's Trees

And Simon answered their call with a single statement that nobody understood "Et super mos absit hoc hodie!" "Yah!" "WWWaaaaaaahhhhhhhh!" "AAAlllllaaaaallllaaaaallllaaaa!" "EeEEellllleeeeeelllllleeeeeeuuuuuuu!" I, too, yelled a battle cry at the top of my lungs. I had no idea what Simon had just spouted but from Camilla's giggling, I could guess that Simon thought that spouting nonsense was his way of getting out of the earlier predicament. "I forbid death upon this day," Camilla said. "What?" I answered a bit at a loss. "Ancient Latin," she replied smugly, "He said 'I forbid death upon this day'." I laughed aloud "Then he is gonna be really disappointed in everyone here," Camilla did not reply and instead took a deep breath. I did the same, zoning out everything in my surroundings. The environment became a world of electrical pulses traveling across several networks. I perceived the world through my lightning and sped my heartbeat to inhuman levels. I was present now, at this moment, at this point in time. I could feel the electrifying air saturating my lungs, the electrified ground vibrating at the rhythm of the approaching enemy. Then I took a step forward, everyone followed in tandem. Camilla the first, and then the others. Then I took a second step, and this time everyone followed simultaneously. Third step… Fourth step… Fifth step… Then light jogging… Speeding up… Running … Running faster…. Then suddenly, everyone disappeared into motes of light particles that re-constructed itself hundreds of feet above the horde, dozens of miles away from our initial position. We were literally 'diving' into battle. ------------------------------------------------------------------- Despite a rough childhood in the slums, Omari had everything a guy could want - a loving girlfriend, an understanding sister, a wonderful teacher, and his dream job. Still, the scars from his childhood made Omari unable to live a dull life. He dreamed of something greater... something beyond the reaches of what humankind could achieve in the current era. Like always, Omari should have been careful what he wished for. In the year 2046, the World was thrown into chaos as the apocalypse came in the form of massive trees that shot up out of the ground one day. These trees towered over the tallest of buildings and had thicknesses that spanned kilometers at a time. They grew everywhere, in homes, businesses, and cities as they formed a complex network that overlayed the old world. The cause of the apocalypse was unknown, but Omari's workplace was believed to be the origin point of the unfortunate events. Fifteen years after the start of the Apocalypse... after all the pain and suffering... after losing everything he cared about, Omari sent his memories back in time to make sure that the future he lives in, never came to be. Will he be able to uncover the mystery of The Trees? Will he be able to protect all those he has lost? Will he succeed, or will his attempt be washed away by the currents of time? Will Omari be able to learn the truth about 'THE MYTH OF THE WORLD'S TREES'? Discord: https://discord.gg/krTzF4bXfV

The_Young_Flash · Sci-fi
Peringkat tidak cukup
39 Chs

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan

DUKUNG

empty img

segera hadir

Lebih lanjut tentang buku ini

Lapor