Cemas yang Tak Diperlukan

Savira dan Raga sudah berbaikan, meski perasaan Savira masih tak karuan jika teringat kalau Raga akan meninggalkannya sebentar lagi.

Mereka kini berada di dalam mobil taksi, setelah tadi memesan ketika masih di rumah Ratna. Sambil berpegangan tangan seolah mereka tak akan terpisahkan.

"Masalah kerjaan kamu gimana?" tanya Savira. Ia tahu jika Raga masih ada sisa pekerjaan yang harus ia kerjakan sebelum pergi ke Jepang.

"Masih ada, tapi mau aku selesaiin, jadi paling tinggal masalah sama perusahaan aja buat bayar pinalti."

Savira diam.

"Kamu takut apa?" tanya Raga ketika dia melihat Savira tampak mengkhawatirkan sesuatu dan itu terlihat jelas di wajahnya.

Namun sayangnya Savira tak bisa mengatakannya. Hanya takut, ya hanya itu. Dia takut kalau sampai hal yang ia takutkan terjadi jika ia mengatakan yang sebenarnya pada Raga.

"Kamu takut aku lupa?"

Savira hanya mengulum senyumnya.

"Aku masih muda, jadi gak bakalan bisa lupa sama kamu."