webnovel

17. Bukan Dia

Altea terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaan dari pria yang duduk di sampingnya, dia tidak merasa jika dirinya membuat masalah dengan orang-orang dunia bawah tanah. Namun, dia memang pernah menerima sebuah misi dan misi itu juga tidak ada hubungan dengan mereka.

"Apa aku sudah memicu kemarahan seseorang?" gumam Altea sembari melihat ke arah samping.

"Lebih baik kau mencari tahu juga setiap misi yang sudah kau jalankan dan mungkin saja ada salah satu misi yang membuat orang itu menginginkan kematianmu," Pria itu berkata kembali setelah dia mendengar apa yang digumamkan oleh Altea.

"Apa yang kau katakan benar aku harus mencari tahu semuanya," jawab Altea.

Mobil pun berhenti tepat di sebuah bangunan dan di sana juga sudah ada beberapa orang yang berjaga. Altea melihat penjagaan rumah itu cukup ketat dan dia berpikir apakah masih ada yang ingin menyerang sang kakak meski sang kakak sudah diberitakan tewas dalam ledakan itu.

Pria itu pun ke luar dari dalam mobil dengan santainya dan diikuti oleh Altea, mereka berdua berjalan mendekat para pria yang sedang berjaga. Para pria yang berjaga itu langsung siaga dan mengeluarkan senjatanya karena melihat kedatangan Altea.

"Siapa kau dan apa kepentinganmu datang ke sini?" tanya seorang pria pada pria yang sedari tadi bersama dengan Altea.

"Katakan padanya jika Mark sudah tiba," jawab pria itu dengan tenang dan tidak memperlihatkan ketakutan dan juga tidak membuat mereka berusaha untuk menyerangnya.

Salah seorang pria pun memegang sebuah alat yang ada di telinganya lalu dia berkata jika seorang pria yang bernama Mark sudah tiba. Dia mendengarkan suara seseorang yang ada di seberang sana dan orang itu pun menyuruhnya untuk membawa Mark untuk masuk.

"Hanya kau yang boleh masuk dan yang lainnya menunggu di luar," ucap pria yang tadi sudah mendapatkan perintah untuk mengizinkan Mark masuk.

"Aku hanya akan membawanya dan yang lainnya tetap berada di luar," sambung Marka sembari menunjuk ke arah Altea.

Pria itu melihat ke arah Altea dan dia akhirnya menganggukkan kepalanya dan mereka semua pun masuk ke dalam rumah. Altea berjalan mengikuti setiap langkah pria yang ada di depannya sembari melihat keadaan di dalam rumah itu.

Dia berpikir jika di dalam rumah itu tidak ada penjagaan ternyata dirinya salah karena di dalam rumah juga ada beberapa orang yang berjaga. Dalam benaknya bertanya sebenarnya apa yang sedang terjadi mengapa semua ini terlihat begitu berbeda.

"Aku tidak tahu jika kau akan datang secepat ini," ucap seorang wanita sembari berjalan mendekat ke arah Mark.

Wanita itu juga memberikan perintah pada pria yang tadi sudah menunjukkan jalan pada Mark untuk pergi. Dia tersenyum pada Mark setelah berada tepat di depannya dan juga dia melihat ke arah seorang wanita yang ada di samping Mark.

"Aku ingin bertemu dengannya karena ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padanya," jawab Mark.

"Siapa dia?" tanya wanita itu pada Mark sembari menatap ke arah Altea.

Mark menjelaskan siapa yang ada di sampingnya tetapi dia tidak menjelaskan jika itu adalah Altea sebab dia masih belum bisa mengatakan jika Altea masih hidup. Dia berpikir untuk membiarkan jika dunianya tahu jika Altea sudah tewas dalam penyerangan itu.

Sehingga memudahkan Altea untuk mencari tahu siapa saja yang sudah menjadi musuh dan juga yang sudah mengakibatkan kematian kedua orang tuanya. Dia sudah menganggap Altea seperti saudarinya sendiri dan berniat akan membantunya hingga semuanya selesai.

"Apa kau percaya padanya?" tanya wanita itu pada Mark.

Wanita itu tidak ingin bertindak gegabah sehingga membuat kekacauan dan mengakibatkan orang yang ada di dalam perlindungannya terluka atau tewas. Apabila semua itu terjadi maka dirinya yang akan mendapatkan hal buruk dan semua hal yang sudah dilakukannya selama bertahun-tahun akan hancur dengan cepat.

"Aku percaya padanya dan kau pun tidak akan meragukan penilaianku bukan," jawab Mark dengan penuh percaya diri.

"Baiklah kalau begitu kau ikut denganku untuk bertemu dengannya," Wanita itu berkata sembari berjalan terlebih dahulu menuju suatu tempat di mana Clarinda berada.

Mark memberi tanda pada Altea untuk mengikutinya dan Altea pun mengikuti Mark serta wanita itu. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan sang kakak dan melihat keadaannya setelah melihat keadaannya baik-baik saja maka dia akan pergi.

Altea terus berjalan mengikuti wanita yang ada di depannya dan dia juga melihat ada beberapa penjaga. Dia berkata dalam hatinya jika rumah ini penjagaannya sangat kekat sehingga dia juga akan merasa tenang meninggalkan sang kakak jika dirinya pergi.

Tidak berapa lama akhirnya mereka pun tiba di sebuah ruangan yang pintunya tidak tertutup rapat, wanita itu pun langsung masuk ke dalam ruangan itu. Altea juga ikut masuk bersama dengan Mark, dia mulai merasakan ada hal yang aneh dengan hatinya tetapi dia tidak tahu apa itu.

Langkah kakinya terhenti tatkala melihat seorang wanita yang sangat dia kenal, Altea hanya melihat wanita itu yang tidak lain adalah sang kakak. Dia tidak bisa berkata-kata lagi dengan apa yang baru saja dilihatnya.

"Clarinda, ada yang ingin bertemu denganmu," ucap wanita itu pada Clarinda.

Clarinda melihat ke arah wanita itu dan juga melihat ke arah Mark, dia sama sekali tidak mengenal pria yang ingin bertemu dengannya. Namun, dia ingat jika dirinya pernah melihat pria itu sedang berbicara dengan wanita yang ada di dekatnya itu beberapa hari yang lalu.

Wanita itu mengatakan jika Mark ingin bicara dengan Clarinda dan dia juga akan memberikan waktu untuk mereka berdua untuk berbicara. Setelah mengatakan itu dia pun berjalan ke luar dari ruangan itu dan dia menatap Mark.

"Aku percaya padamu," Wanita itu berkata pada Mark lalu pergi.

Mark menatap Clarinda dan dia pun berjalan mendekat padanya, dia menghentikan langkahnya saat sudah berada di dekat Clarinda. Dia hendak bicara pada wanita yang ada di depannya tetapi diurungkannya karena dia tidak melihat Altea.

Dia membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah Altea lalu berkata, "Apa yang kau lakukan? Bukankah kau ingin bertemu dengannya."

"Dia bukan yang ingin aku temui," ucap Altea sembari menatap wanita yang ada di depannya.