webnovel

Bayaran Dua Kali Lipat

Petang menyapa. Siap menghantarkan Amber yang tengah berbaring ke penghujung hari. Gadis itu kini seorang diri di kamar. Sebab Chloe pergi bekerja karena mendapat jadwal masuk sore dan pulang saat malam.

Amber yang tengah merasa bosan, mulai membuka aplikasi belanja online. Ia yang tidak bisa lepas dari kehidupan mewahnya ingin sekali membeli banyak barang yang disukainya. Namun, karena sudah beberapa saat mengalami masa sulit, gadis itu pun berpikir kembali saat hendak melakukan pembayaran. Alhasil ia mengurungkan niat dan menutup aplikasi tersebut.

Amber tidak mau secepat itu berfoya-foya karena ia masih belum tahu kapan dirinya akan mendapat uang lagi. Meski sudah berniat melakukan pekerjaan seperti pada Ed, tetapi Amber masih belum tahu bagaimana caranya ia bisa mendapatkan client.

Di saat Amber tengah memikirkan solusi, sebuah pesan baru masuk ke ponselnya. Gadis itu pun dengan segera mengeceknya karena memang jarang sekali ada yang menghubungi dirinya.

"Ed?" gumam Amber.

Gadis itu mendapat pesan dari Ed yang sekali lagi mengucapkan terima kasih. Sebab hubungannya dengan gadis yang mereka temui benar-benar berakhir.

Amber : Wow, selamat! Apa selancar itu?

Ed : Yah, begitulah. Meski aku dimarahi habis-habisan oleh orang tuaku.

Amber tertawa saat membaca balasan dari Ed. Ia pun mengangguk-angguk dan bergumam kalau kehidupan orang kaya memanglah sulit. Terlebih lagi dia teringat saat dulu hendak dijodohkan dengan seseorang yang belum pernah ia temui sama sekali.

Ed : Em ... Emily, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan.

"Emily?" gumam Amber. Ia sempat lupa kalau Emily adalah nama samarannya hingga membuatnya sempat kebingungan kenapa Ed memanggilnya Emily. "Dasar, Amber, konyol!" seru Amber untuk dirinya sendiri.

Amber : Katakan saja!

Setelah mendapat persetujuan dari Amber, Ed pun mulai menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan. Awalnya laki-laki itu menceritakan kalau dirinya memberitahu salah satu temannya tentang kejadian yang ia lalui bersama Amber sebelumnya. Setelah mendengar hal itu, teman Ed pun meminta tolong padanya untuk menanyakan pada Amber apakah gadis itu juga bisa membantunya atau tidak.

Tanpa pikir panjang Amber langsung membalas pesan Ed. Dia mengatakan kalau dirinya setuju asalkan ada bayaran yang tidak kalah tinggi dengan apa yang Ed berikan. Amber pun merasa kalau dirinya tidak sia-sia memberikan nomor ponselnya pada Ed, sebab ia merasa kalau laki-laki itu adalah pembawa keberuntungan untuknya.

***

Setelah perbincangannya dengan Ed di pesan singkat, beberapa hari kemudian Amber berencana pergi bertemu dengan teman Ed untuk memberitahu kondisi yang ia alami. Meski begitu, keduanya bertemu tanpa Ed, sebab laki-laki itu tengah sibuk dengan pekerjaannya.

"Permisi ... Nona Emily?" sapa salah seorang laki-laki tampan meski kalah tampan dari Ed.

Amber yang tengah duduk mulai menoleh. "Teman Ed?"

Ketika laki-laki itu mengangguk, dengan segera Amber memintanya untuk duduk. Setelahnya, mereka pun langsung memperkenalkan diri masing-masing sebelum memulai percakapan.

Karena Amber tidak suka berbasa-basi, gadis itu pun langsung meminta client-nya tersebut untuk menjelaskan apa yang harus ia bantu. Selain itu dia juga meminta laki-laki yang duduk di hadapannya untuk menyebutkan harga yang akan dia berikan.

"Apa pun masalahnya, asal angkanya tinggi sih tidak masalah," ucap Amber yang kemudian menyedot minumannya.

"Nona tenang saja. Saya akan berikan harga dua kali lipat dari yang apa yang Ed berikan," sahut laki-laki itu dengan yakin.

Amber tertawa mendengar tawaran yang laki-laki itu berikan. Sebab menurutnya harga yang Ed berikan sudah sangat tinggi dan dia justru akan membayarnya dua kali lipat.

"Tuan yakin? Membayar dua kali lipat dari apa yang Ed berikan?" tanya Amber saat laki-laki di hadapannya kebingungan melihatnya tertawa tiba-tiba. Sebelum mendengar jawaban laki-laki itu, Amber menambahkan dengan memberitahu berapa jumlah yang Ed berikan padanya.

Meski sempat terkejut setelah mendengar jumlahnya, tetapi laki-laki itu tetap melanjutkan transaksinya. Ia berkata kalau harga itu tidak menjadi masalah untuknya asalkan Amber dapat menyelesaikan masalahnya dengan sempurna.

"Wah, ternyata Tuan cukup dermawan ya!" seru Amber. Gadis itu kemudian membatin dengan mengatakan kalau circle Ed sangatlah luar biasa. "Baiklah, silakan Tuan jelaskan apa yang harus saya lakukan!" imbuh gadis yang merasa puas dengan jumlah angka yang akan dia dapatkan.

Dengan segera laki-laki itu memberitahu Amber kalau dirinya harus menemui istri dari client tersebut. Meski sempat membuatnya terkejut, tetapi Amber tetap diam dan mendengarkan sampai akhir.

Laki-laki itu menjelaskan kalau dirinya ketahuan selingkuh dan sang istri ingin menemui selingkuhannya. Ia pun meminta Amber untuk menggantikan selingkuhannya bertemu istri sah. Dia menyampaikan kalau dirinya tidak tega membiarkan selingkuhannya bertemu sang istri yang disebutnya sangat galak.

"Ah, jadi Tuan ingin saya menyamar sebagai selingkuhan dan menemui istri, Tuan? Lalu ada hal lain? Seperti membuat istri Anda menangis atau ...."

Amber tidak menyelesaikan kalimatnya karena menunggu sang client untuk mengatakan apa lagi yang dia inginkan.

"Tidak usah. Cukup dengarkan saja istri saya," jawab laki-laki tersebut. "Ah, tapi buat istri saya merasa tidak percaya diri juga tidak masalah. Saya ingin kami cerai, tapi tidak sekarang."

Amber hanya mengangguk-angguk. Setelah itu kesepakatan terjalin di antara keduanya. Laki-laki itu kemudian membayar setengah dari harga yang ia tawar. Dia juga menyampaikan sisanya akan dibayar setelah tugas Amber selesai.

"Ya sudah, kalau begitu saya pergi dulu. Detailnya akan saya kirim melalui pesan singkat," ucap laki-laki itu kemudian berdiri.

Amber tidak menjawab. Ia hanya mengangguk-angguk sembari menatap kepergian client-nya. Setelah laki-laki itu cukup jauh, Amber berkata, "Dasar brengsek!"

Tubuh gadis itu segera bersandar di kursi. Ia pun mengambil minumannya dan segera meneguknya. Setelahnya, gadis itu menggeleng mengingat percakapan dirinya dan client-nya. Ia benar-benar kesal dihadapkan dengan laki-laki brengsek seperti itu. Namun, Amber mencoba mengabaikannya karena uanglah yang ia butuhkan.

"Yah, meski terdengar menyeramkan. Mari mencoba berperan sebagai selingkuhan!" ucap gadis yang kemudian berdiri dan pergi meninggalkan tempatnya duduk.

Amber berniat pergi ke pusat perbelanjaan karena ia ingin membeli pakaian yang cocok ia kenakan sebagai penggoda atau selingkuhan laki-laki yang baru saja menemuinya. Namun, gadis itu sedikit kebingungan. Ia tidak tahu harus menggunakan style macam apa. Apakah seorang selingkuhan seksi, elegan, atau kalem.

"Hah, sebenarnya apa yang mereka lihat dari wanita lain?" gumam gadis itu sembari menjambak pelan rambutnya sendiri.

Amber cukup kebingungan menentukan apa yang akan dia kenakan. Karena style apa pun akan membuat orang lain merasa iri jika berbanding terbalik dengan style yang biasa mereka kenakan. Terlebih lagi istri yang merasa rendah diri dari selingkuhan suami.

Karena sedikit bingung, Amber lantas menghubungi client-nya. Ia bertanya bagaimana style sang istri agar dirinya bisa mencari referensi yang tepat. Setelah mengetahui kalau istrinya berpenampilan elegan, Amber pun memutuskan untuk berpenampilan seksi.

Bab berikutnya