webnovel

Berita Duka Kerajaan

Berita mengenai kematian petinggi tahta kerajaan Felix Adriano dan sang istri tersebar di stasiun televisi di seluruh penjuru negeri. Bahkan banyak orang-orang mengikuti perkembangan kasusnya melalui YouTube dan media sosial lainnya.

Kasus yang sangat mencengangkan sekaligus menjadi hari berduka, bagi seluruh keluarga dan rakyat yang ditinggalkan. Akan tetapi setelah beberapa hari pencarian hanya jasad dari Raja Felix Adriano yang sudah ditemukan oleh para pencari, sedangkan jasad dari Ratu Mayang Adriano masih menjadi misteri di mana keberadaannya. Mobil yang mereka tumpangi terjun bebas ke dalam jurang, bahkan sampai hanyut di sungai yang ada di bawah jurang dengan kedalaman yang tidak main-main.

Suara tangisan sang putri satu-satunya dari kerajaan Felix begitu menyayat hati, karena orang tuanya meninggalkannya seorang diri di dunia ini. Bahkan kalau bisa disuruh memilih Princess Leonor ingin sekali ikut terjun ke dalam jurang dan menyusul ke dua orang tuanya, akan tetapi para penjaga sekaligus orang-orang yang selama ini menjaganya berusaha untuk menenangkannya dan menyerahkan semua pencarian, kepada pihak-pihak yang sudah ditunjuk untuk melakukan evakuasi.

"Mbok? Kenapa jasadnya ibu sampai sekarang masih belum ditemukan juga, ya? Apa jangan-jangan beliau ikut hanyut bersama arus sungai?" tanya Princess Leonor.

"Saya juga tidak tahu, tapi kita banyak-banyak berdoa saja supaya jasad Ratu Mayang bisa segera ditemukan dan dikebumikan bersama dengan jasadnya Raja Felix," ujar si mbok yang sudah belasan tahun mengabdi bekerja sebagai pelayan di kerajaan Felix.

Dalam satu ruangan, berhadapan, namun tidak saling bicara karena mereka sudah beda alam dan untuk menatap mata satu sama lain pun juga sudah tidak bisa. Raja Felix sudah menutup mata untuk selama-lamanya dan meninggalkan buah hati satu-satunya yang masih remaja, yang belum tahu apapun masalah kerajaan tiba-tiba dituntut untuk menggantikan posisi ke dua orang tuanya dalam memimpin.

Tepat pagi ini jasad dari Raja Felix dikebumikan dan menjadi sorotan seluruh dunia, banyak sekali orang-orang penting dari berbagai penjuru negara yang sengaja datang untuk menyampaikan bela sungkawa secara langsung atas kepergian dari Raja Felix.

Si mbok dengan setia berada di samping Princess Leonor untuk menguatkannya, sesekali memberikan air putih agar anak perempuan berusia 17 tahun tersebut, dapat sedikit lebih tenang dalam menghadapi kenyataan pahit yang menimpanya.

Ingin sekali rasanya Princess Leonor pergi ke sebuah tempat yang bisa membuat pikirannya menjadi tenang, tapi kenyataannya ia tidak bisa melakukan itu karena harus menyambut tamu-tamu yang melayat untuk ke dua orang tuanya.

"Mbok? Bolehkah saya pergi ke kamar sekarang juga?" pinta Leonor merasakan kepalanya yang teramat pusing.

"Baiklah, mari saya akan mengantarkan kamu ke kamar," ujar si mbok sembari menuntun Leonor menaiki tangga menuju kamar mewah milik putri satu-satunya di kerajaan Felix.

Kamar yang dihiasi dengan pernak-pernik serba mewah dan khas seorang putri kerajaan, membuat siapa saja yang melihatnya akan berdecak kagum dan memuja-muja berharap bisa menempati kamar tersebut.

"Princess, lebih baik istirahat saja biar saya buatkan makanan baru setelahnya Princess bisa beristirahat. Nanti soal tamu-tamu yang datang, biar saya memberitahukan kepada mereka kalau keadaan Princess sedang tidak baik-baik saja. Sebentar ya, kalau begitu saya pamit pergi ke dapur." Si mbok ikut membesarkan Princess Leonor dari semenjak masih bayi, itulah kenapa ia begitu hafal apa saja yang disukai dan tidak disukai olehnya.

Suara televisi itu terdengar merdu di telinga seseorang, ia terus bersiul sambil menuangkan wine pada gelasnya. Wine merupakan hasil fermentasi dari buah-buahan, seperti anggur merah, yang telah dihancurkan.

Dududududuuuu.

Seseorang tersebut bersenandung kecil karena suasana hatinya sangat senang, melihat hasil usahanya yang selama ini ingin menghancurkan keluarga kerajaan tidak sia-sia. Satu persatu orang yang mencoba untuk menghentikannya menguasai kerajaan telah disingkirkan, kini hanya tinggal satu-satunya pewaris dari kerajaan Felix yang masih tersisa dan menjadi target selanjutnya untuk disingkirkan.

"Anak kecil itu memang seharusnya ikut pergi bersama orang tuanya, dia tidak pantas hidup dan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya. Tapi untuk saat ini aku sudah cukup bahagia, karena aku berhasil menyingkirkan dua orang sekaligus yang menjadi lawan terberatku dalam menguasai kerajaan Felix," ujarnya sembari menyeruput wine.

Kevin tertawa sendiri dengan puas di dalam sebuah ruangan yang gelap, di tengah-tengah seluruh rakyat berkabung atas meninggalnya sang raja dan ratu. Seorang wanita yang menjadi pendampingnya selama belasan tahun, ikut masuk ke ruangan gelap tersebut dan menghampiri suaminya.

"Senang sekali kelihatannya?" sindir sang istri.

"Amanda? Tentu kamu bisa melihat dari ekspresiku ini, betapa bahagianya aku karena sudah berhasil mewujudkan cita-cita untuk menyingkirkan Felix dan istrinya," ujar Kevin sembari menaruh gelas yang berisikan Wine atas meja, karena istrinya paling tidak suka ketika sedang mengobrol namun sambil minum.

"Bagaimana mungkin aku bisa ikut bahagia seperti kamu, sedangkan keponakanku sedang menderita saat ini karena kehilangan orang tuanya untuk selama-lamanya. Aku benar-benar tidak habis pikir, kamu berani berbuat nekat sedemikian untuk memisahkan dan menghancurkan keluarga mereka," geram sang istri.

"Ah sudahlah, kamu bisa saja berbicara seperti itu seolah-olah aku adalah penjahatnya tapi suatu saat nanti, kamu akan berterima kasih kepadaku karena sebentar lagi kamu akan naik tahta menjadi ratu di kerajaan Felix dan aku yang akan menjadi rajanya," ujar Kevin kemudian berdiri mendekati istrinya.

"Siapa yang kamu suruh untuk mencelakai mereka? Bagaimana kalau nanti banyak orang yang menyelidiki kasus kecelakaan tersebut dan nama kamu yang akan diseret?" tanya sang istri.

"Kamu tidak perlu khawatir kalau soal itu, aku sudah menyewa orang-orang yang profesional dalam bidangnya jadi kamu tidak perlu risau kalau nantinya akan ketahuan siapa dalang dibalik kecelakaan tersebut," jelas sang suami.

"Tetap saja kamu harus berhati-hati, karena keluarga kerajaan tidak mungkin diam begitu saja melihat kasus kematian raja dan ratu yang masih terkesan mengganjal," ujar sang istri membuat Kevin tersenyum.

"Istriku yang cantik, sudah aku bilang untuk kamu tidak perlu risau dan kamu hanya tinggal menikmati hasilnya saja, nanti biar aku yang mengerjakan semuanya dengan rapi dan teliti. Kamu tahu kan kalau aku selalu suka bermain dengan cantik, aku akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak ada orang yang mengetahui bahwa akulah dalang di balik kecelakaan mereka. Kamu harus ingat bahwa aku melakukan semua itu karena dendam kita di masa lalu, kamu harus ingat juga bahwa gara-gara kita menyelamatkan Princess Leonor kita jadi kehilangan anak semata wayang kita. Anak yang menjadi kebanggaanku dan dia sudah lebih dulu pergi meninggalkan kita, mereka juga harus ikut merasakan kepedihan yang kita rasakan," geram Kevin kala mengingat kecelakaan yang menimpa anaknya beberapa tahun silam.

"Tapi....?"

Bab berikutnya