webnovel

Grey

'Ding tuan rumah memperoleh enam puluh poin,poin dapat di tukarkan di toko.' setelah melirik poin yang di peroleh nya sai merasa bahagia,dan mengklik toko. ada banyak mantra tingkat nol di antaranya mantra bola api,mantra bola air,mantra cakram angin,mantra pelindung tanah.untuk sesaat sai menilai mana yang terbaik untuk dipilihnya,melihat harganya lima puluh poin membuatnya cukup kecewa.itu artinya aku hanya dapat membeli satu mantra untuk saat ini.

menghitung pro-kontra akhirnya dia mengambil keputusan."baiklah,aku akan memilih mantra api"keputusan sai dengan mengklik tombol di panel membuatnya di selimuti kehangatan. duduk bersila di lantai sambil menutup matanya sai merasakan aura di sekitarnya,dengan membayangkan api di tangannya sesaat kobaran api muncul. "ahhhh panas" kata sai yang merasakan kepanasan di tangannya,membuatnya berguling-guling di lantai.

setelah api padam di tangannya dia akhirnya bangun seraya mengatakan "yahhhh aku berhasil belajar sihir" dalam kegembiraannya,meninggalkan ruangannya menuju tempat makan dengan wajah berseri seri.melihat meja makan yang penuh dengan hidangan lezat sai mengeluarkan air liur bergegas duduk di depannya. sambil menunggu ayahnya dia mengambil salah satu daging meja membuat pelayan di sekitarnya bertanya-tanya "sejak kapan tuan muda jadi suka makan?" kata pelayan dengan menggaruk-garuk kepalanya,wajah penuh kebingungan.

sementara itu di salah satu ruangan yang berantakan,duduklah pria yang di kelilingi buku buku tebal dan kertas-kertas yang menumpuk tinggi dengan wajah kelelahan,mata agak hitam menahan kantuk "whahahaha akhirnya selesai juga " kata pria sembari menguap "whaaaaa."cukup melelahkan waktunya untuk istirahat.

 sambil memejamkan mata dalam kelelahannya ,tidak menunggu lama terdengar suara ketukan pintu "tuan,waktunya sarapan.tuan muda sudah menunggu" kata suara di balik pintu. mendengar hal itu pria itu hanya menjawab "katakan padanya untuk makan tanpa aku" dengan suara yang pelan dan senyuman seketika ambruk karena kelelahan dan tertidur pulas.

tidak perlu menunggu lama suara langkah kaki terdengar,menoleh akan penasaran dengan memegang sepotong daging sambil memasukan ke dalam mulutnya dengan lahapnya."tuan muda, tuan tanah mengatakan makan saja dahulu tanpa kehadirannya"mendengar apa yang di katakan pelayan, tanpa berpikir sai makan seperti babi yang kelaparan,acuh terhadap sekitarnya.

Di halaman luas berdiri sesosok bertubuh kekar,rambut pendek berwarna hitam legam,berpakaian pelindung besi di dadanya. memegang pedang berat sambil menebas kayu tebal,mendadak terpotong menjadi dua bagian bagaikan tahu."woshh kekuatanku agak meningkat, sepertinya tidak akan lama untuk menerobos."kata sosok kekar,dengan seringai lebar. Sosok ini adalah kepala penjaga kepercayaan paul bernama 'grey'.

Awal kehidupan sebelum mengenal tuan tanah, grey mengalami hari-hari sulit tanpa makanan begitu pula dengan rumah.berjalan di gang sepi tanpa alas kaki dia menemukan selusin mayat tergeletak dengan penuh darah yang mengenangi sekitarnya serta bau amis,sontak membuatnya senang.karena hari ini telah lama menahan kelaparan, sambil berpikir peluang harta di lusinan mayat menjadikan bahagia sembari melangkah menghampiri salah satu pria botak dengan tas kulit di pinggang lantas melepaskan. mengecek isi yang ada di dalamnya di kejutkan "akhirnya aku kaya hahahaha " teriak grey seraya tertawa girang.

"tunggu-tunggu sebaiknya tetap tenang agar tidak kemari orang sekitarnya"pikirnya.

Sesudah mengeledah beberapa tibalah saatnya pria paruh baya perlahan mendekati,ketika hendak mengambil tas yang di pegang mendadak terbangun sontak menyebabkan tersentak kaget.