"Heyyy... turunkan aku, brengsek!" sergah Emmelyn saat tubuhnya sudah berada di gendongan lelaki tampan yang membawanya ke tempat tidur dengan penuh semangat.
Wajah gadis itu memerah karena malu. Ia dapat merasakan payudaranya menempel ke dada Mars yang membopongnya dengan tidak tahu malu.
Terlebih lagi ia juga telah merasakan adanya benda keras dan panas yang menyentuh pantatnya saat pria itu berjalan menuju tempat tidur.
Mars tersenyum simpul melihat wajah kemerahan Emmelyn. Karena penglihatannya sangat tajam seperti kucing, tidak ada satu hal pun yang luput dari pandangan sang pangeran.
"Kau ini bisa diam tidak?" tanya lelaki itu sambil meletakkan tubuh Emmelyn di atas tempat tidur. "Di luar pintu ada beberapa pengawal yang sedang berjaga. Kalau kau berisik, kau hanya akan memberi mereka pertunjukan gratis."
Emmelyn serentak menekap bibirnya dengan satu tangan saat mendengar kata-kata pria itu. Ia langsung teringat beberapa pengawal Mars yang setia dan selalu mengikutinya ke mana-mana. Emmelyn mengenal mereka satu persatu selama ia menjadi pelayan si brengsek ini.
Ia tak dapat membayangkan besok bertemu orang-orang itu dan mereka tahu apa yang ia lakukan di kamar sang pangeran.
Karena itu, ia pun menutup mulutnya rapat-rapat. Sepasang matanya yang indah melotot ke arah Mars. Bibirnya cemberut saat ia mendesis, "Sudah kubilang jangan membuatku kaget."
"Kau kan tidak punya jantung yang lemah," kata Mars cuek sambil naik ke tempat tidur dan menindih tubuh Emmelyn. Sebelum gadis itu bisa protes lebih lanjut, bibirnya telah dibungkam oleh Mars dengan menggunakan ciuman.
Ia sudah merasa 'lapar' sejak tadi pagi, ketika ia melihat wanita mungil ini berubah wujud menjadi putri yang sangat cantik.
Oh.. bibirnya yang merah dan penuh sungguh menggoda iman.
Selesai sarapan, Mars harus buru-buru pergi ke istana ayahnya untuk menghindari Emmelyn. Kalau tidak, bisa-bisa ia akan menerkam gadis itu di ruang makanya tadi pagi dan ia tidak akan dapat melakukan aktivitas apa pun.
Tetapi kini semua tanggung jawabnya sudah selesai, ia memiliki seluruh waktu di dunia untuk melahap gadis ini dan merasakan nikmatnya buah ceri.
Emmelyn yang hendak protes merasa kaget ketika tahu-tahu Mars telah melumat bibirnya dengan penuh nafsu.
"Ahhh...." tanpa sadar, gadis itu memejamkan matanya dan menikmati serangan ciuman panas sang pangeran. Tanpa sadar Emmelyn melengkungkan tubuhnya saat pikirannya dibuai oleh ciuman yang memabukkan itu. Ini adalah ciuman keduanya.
Yang pertama diambil si pangeran iblis ini juga tadi malam saat ia baru menyadari bahwa Emmelyn adalah seorang perempuan dan ia ingin membuktikan bahwa Emmelyn tidak mati setelah diciumnya.
Oh... kenapa pertemuan kedua bibir bisa begini menyenangkan? pikir Emmelyn di sela-sela euphorianya. Seluruh tubuhnya yang telanjang menjadi sangat sensitif ketika kulitnya bertemu dengan kulit Mars.
Ciuman mereka menjadi semakin penuh napsu ketika Mars menerobos celah bibir Emmelyn dan menjelajah mulutnya. Lidahnya yang lincah segera menemukan lidah Emmelyn yang tak berdaya dan segera membelitnya dan mempermainkannya.
Emmelyn sungguh terkejut saat menyadari lidahnya ternyata memiliki fungsi selain mengecap dan ini terasa sangat menyenangkan. Tanpa sadar bibirnya mengeluarkan lenguhan manis ketika ciuman Mars menjadi semakin intens.
Sementara itu, tangan sang pangeran sama sekali tidak tinggal diam. Tangan kirinya menopang kepala Emmelyn dan mengusap rambutnya, sementara tangan kanannya bergerilya dengan lincah ke leher, bahu, dan kemudian turun ke payudara kiri Emmely.
Secara alami, tangannya mengusap dan meremas lembut dada gadis itu dan mempermainkan putingnya yang dengan cepat mengeras.
Ahhh.. Mars tidak tahu harus mulai dari mana. Ia merasa seolah gila. Ia menyukai semuanya!
Ia tergila-gila mencium gadis itu. Ia juga sangat menyukai payudara Emmelyn yang lunak dan berukuran cukup besar. Oh... rasanya ia seolah memegang benda yang sangat berharga.
Kulit tubuhnya juga sehalus sutera. Ia merasa tidak puas. Rasanya ia ingin memiliki sepuluh tangan agar dapat menyentuh semua bagian tubuh gadis itu sekaligus.
Duh... rambutnya juga wangi dan lembut. Pantatnya sintal dan kencang...
Pelan-pelan tangan Mars turun, dari rambut Emmelyn ke punggungnya, lalu ke pantatnya yang montok...
Ahhh... pantat gadis itu terasa sangat enak dipegang. Tanpa sadar Mars berlama-lama di sana.
Napasnya memburu dan dengan dengan sangat enggan ia melepaskan bibirnya dari bibir Emmelyn.
Ini adalah ciuman keduanya seumur hidup. Yang pertama baru diperolehnya tadi malam. Ia mencium Emmelyn begitu mengetahui ia adalah perempuan.
Ia tak kuasa menahan diri karena seumur hidupnya ia telah bertanya-tanya seperti apa rasanya berciuman itu. Ketika menemukan satu-satunya wanita yang dapat menyentuhnya, keinginan itu menjadi tidak tertahan lagi.
Ciuman itu sangat menyenangkan, tetapi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ciuman kedua ini.
Sekarang Mars telah belajar dengan cepat untuk menikmati bibir lembut gadis itu dan lidahnya yang menggairahkan. Selain itu, tangannya juga bersenang-senang menjelajahi tubuh Emmelyn yang tidak lagi ditutupi pakaian. Napasnya mulai terengah-engah.
"Kau... suka?" tanyanya dengan suara serak saat ia melepaskan bibirnya dengan enggan dari bibir Emmelyn dan matanya menatap mata gadis itu dengan penuh nafsu.
Sebelum ia melangkah lebih lanjut, ia ingin tahu pendapat gadis itu tentang ciumannya dan tekniknya sejauh ini.
Ia dapat mendengar suara desahan Emmelyn yang keluar dari bibirnya saat mereka berciuman, tetapi karena ini adalah yang pertama baginya, Mars merasa kuatir kalau ia tidak melakukannya denagn baik.
Emmelyn membuka matanya pelan-pelan saat menyadari ciuman itu telah berakhir dan suara Mars yang serak terdengar di telinganya. Ia dapat merasakan napas pria itu di pipinya.
Ketika Emmelyn membuka matanya, ia menemukan wajah Mars hanya beberapa inci saja dari wajahnya, dan sepasang mata keemasannya menatapnya lekat-lekat.
Uh.. sial. Kenapa si brengsek ini tampan sekali? pikir Emmelyn. Ia sangat menikmati ciuman barusan. Tidakkah Mars dapat merasakannya? Mengapa harus bertanya lagi?
Mana mungkin Emmelyn menjawab bahwa ia menyukainya. Gadis itu punya harga diri!
Tanpa sadar, Emmelyn memalingkan wajahnya ke samping. Pipinya bersemu merah sekali. Wajahnya yang cantik tampak sangat menggemaskan dan untuk sesaat Mars terpesona. Ia sudah tahu bahwa gadis ini luar biasa cantik.
Wajahnya mungll dan sepasang matanya tampak cemerlang dengan kecerdasan, dan bibirnya yang penuh sangat menggoda.
Namun baru sekarang Mars dapat mengaguminya dengan sepenuh hati. Ia menatap wajah cantik itu dengan tidak puas-puasnya.
Tangan kirinya mengusap rambut Emmelyn dan menyingkirkan sehelai rambut yang menjuntai menutupi pipinya.
"Kau... cantik sekali," gumam laki-laki itu.
Ia merasa sangat bersyukur karena satu-satunya wanita yang dapat ia sentuh, ternyata memiliki penampilan rupawan.
Seandainya Emmelyn jelek, mungkin ia tidak akan terlalu menikmati pekerjaan membuat bayi ini.
Ia akan melakukannya dengan mata tertutup dan segera menyelesaikannya dengan cepat. Ia tidak punya pilihan. Seperti apa pun orangnya, ia harus meniduri wanita itu dan memastikannya dapat hamil, sehingga ia akan dapat memiliki keturunan.
Namun, karena orangnya adalah Emmelyn yang mampu membuat Mars terpesona.. rasanya ia tidak ingin melakukannya cepat-cepat. Malah, kalau bisa, ia akan melakukannya selambat mungkin dan menikmati setiap detiknya.
Dada Emmelyn berdebar kencang saat mendengar Mars memujinya dengan mengatakan bahwa ia cantik.
Walaupun Emmelyn keras kepala dan acuh, tetapi ia tetap seorang wanita yang senang dibilang cantik.
Ia menoleh dan menatap Mars.
"Hmm..."