Fabio segera sampai dan benar saja dia langsung menuju istrinya yang sibuk di dapur, dia sedang membuat stok bahan menu cafe bersama kakaknya. Fabio yang baru saja tiba memeluknya erat dan mengendusi leher istrinya.
"Aish, apa yang kau lakukan," keluh Amanda.
Wanita itu sangat risih karena ada kakaknya dan beberapa karyawan mereka.
"Aku tak peduli, ini hukuman karena kau membuatku merasa terduakan. Kau memuji pria lain di hadapanku," protes Fabio.
"Astaga, aku ini kakaknya. Apa itu juga berlaku?" sahut Diego.
"Tentu saja, bagaimana bisa aku mendengar betapa istriku mencintai pria lain seperti yang dia ungkapkan tadi?" desak Fabio.
"Cukup, Fabio." Amanda menyela pembicaraan.
"Fabio? Kau memanggil namaku? Mengapa tak ada panggilan sayang?" desak Fabio.
"Aish, oke. Cukup, Sayang. Berhenti lakukan ini dan duduklah. Kau pasti belum minum kopi, aku akan buatkan," perintah Amanda pada prianya itu.
Fabio melepaskan dekapan itu dan membiarkan istrinya membuat kopi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com