webnovel

NILAM

Penulis: minipau
perkotaan
Sedang berlangsung · 36.5K Dilihat
  • 9 Bab
    Konten
  • 5.0
    16 peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

Nilam merasa hidupnya seolah di kutuk karena selama hidup di kampungnya kemalangan selalu mengikuti Nilam kemanapun kakinya melangkah, Nilam harus menjadi yatim piatu di usia tujuh belas tahun dan orang tuanya yang miskin sama sekali tidak meninggalkan harta benda untuk diwariskan kepadanya, Nilam juga terpaksa harus meninggalkan kampung halamannya ketika menghindari kejaran pak Tono pemilik perkebunan yang marah karena Nilam menolak menjadi simpanan laki-laki pecinta ceruru itu. di tengah pelariannya Nilam bertemu bu Darmi yang menjanjikan pekerjaan jika Nilam bersedia mengikuti perempuan yang gemar mengenakan banyak perhiasan itu ke kota besar. Akankah bu Darmi mampu menghapuskan kutukan Nilam dan membebaskan perempuan malang itu dari kemalangan? Atau justru bu Darmi adalah kemalangan baru untuk Nilam yang sekarang harus menjalani hidup baru di kota besar? Hai semua aku mau kasih tau kalau Nilam sekarang punya link baru, https://www.webnovel.com/book/nilam-(pelacur-ibu-kota)_20342306005385305 kalian bisa baca cerita nilam versi lengkap di sana. Makasih ya untuk dukungannya selama ini

tagar
2 tagar
Chapter 1Saya Menolak Jadi Simpanan Bapak

"Nilam, kamu di panggil pak Tono." Nilam yang sedang beristirahat langsung menghela napas, meski enggan perempuan itu tetap bangkit dan menghampiri perempuan tua yang sudah menunggunya di ujung jalan.

"Tuh kan bener, si Nilam ini sekarang jadi simpenan pak Tono"

"Diem-diem nusuk ya dia, gimana si Ayu enggak gila. Udah pak Tono di rebut dianya di gilir jahat juga si Nilam" Tanpa melihat kanan dan kiri Nilam terus berjalan mengikuti perempuan tua yang beberapa bulan lalu membantunya mandi di rumah pak Tono, pemilik perkebunan tempatnya mencari nafkah. Ia abaikan semua gunjingan rekan kerjanya, meski dalam hati ingin sekali Nilam berteriak kepada semua orang bahwa ia bukan simpanan. Nilam sama sekali belum menjawab tawaran pak Tono meski yang bersangkutan sudah berkali-kali membuat alasan agar bisa menemuinya untuk menanyakan jawaban dari tawarannya tempo hari.

"Pak, Nilam sudah datang." Seperti biasa perempuan tua tadi akan pergi setelah membawa Nilam kehadapan pria berusia empat puluh tahun yang hobi menghisap cerutu itu.

"Sudah makan Nilam? Sebentar lagi waktunya makan siang, makan saja di sini." Nilam menatap berbagai hidangan yang sudah di tata dengan apik di atas meja.

"Saya bukan simpanan bapak, jadi bapak enggak punya kewajiban untuk manjain saya" Nilam menguatkan hati, perempuan itu sudah siap dengan segala resiko yang akan ia terima karena keputusannya hari ini.

"Saya udah mikirin baik-baik tawaran bapak, tapi maaf pak saya menolak menjadi simpanan bapak." Nilam mengangguk singkat tanda undur diri dari ruang makan, pak Tono tidak melarang laki-laki itu hanya diam memperhatikan Nilam sembari menopang dagunya dengan kedua tangan yang terkepal.

***

"Nilam.. Nilam!"Samar-samar Nilam seperti mendengar namanya di panggil oleh seseorang, ini tengah malam manusia mana yang masih berkeliaran di malam gelap seperti ini. Nilam yang ketakutan memutar pandangan untuk memperhatikan sekelilingnya, ia mencoba mencari benda apapun yang dapat di gunakan untuk melindungi diri.

"Nilam!" Nilam mengambil kayu bakar yang di temuinya tergeletak di sudut rumah begitu seseorang mencoba membuka paksa pintu rumahnya, beruntungnya Nilam sempat menahan diri ketika menyadari bahwa perempuan tua dari rumah pak Tono lah yang memaksa masuk ke gubuknya di tengah malam seperti ini.

"Lari Nilam, kamu harus lari! Sebentar lagi mereka akan datang, cepat!" Perempuan tua itu menarik Nilam yang masih belum mengerti dengan situasi yang sedang di hadapinya.

"Cari jalan pintas menuju jalan besar Nilam, ikut menumpang pada kendaraan pembawa sayur yang akan mengantar sayuran ke kota. Jangan pernah kembali lagi ke kampung ini" perempuan tua itu berbisik, Nilam juga dapat merasakan tangan perempuan tua itu sedikit bergetar ketika menyerahkan bungkusan kain kecil kepadanya.

"Pakai ini untuk bekal kamu di kota, semoga di sana nasib mu lebih baik Nilam." Nilam masih tidak mengerti apa yang sebenernya terjadi, ia hendak bertanya tapi perempuan tua itu sudah mendorongnya pergi dan meminta Nilam untuk tidak pernah menengok kebelakang.

"Di mana perempuan sundal itu?! kamu sembunyikan di mana dia!" Nilam mempercepat larinya ketika samar-samar ia mendengar suara beberapa laki-laki yang berteriak menanyakan di mana keberadaannya. Nilam juga mendengar suara pukulan dan jeritan kesakitan si perempuan tua.

"Sa.. saya enggak tau pak, sumpah saya enggak tau. Ampun. Argh!" Dengan kaki telanjang Nilam terus berlari meski pandangannya mulai kabur karena air mata, di genggamnya dengan erat bungkusan kain kecil berisi uang yang di berikan oleh perempuan tua tadi dengan erat. Nilam berjanji, ia akan membalas kebaikan perempuan tua itu jika mereka kembali bertemu suatu saat nanti.

***

"Eh, siapa itu?"

"Astaga, gila ya dia?"

"Buk, itu orang gila?"

"Sttt, jangan di tunjuk. Udah ayo, ikut ibuk belanja aja."

Nilam gugup, ia begitu saja menjadi pusat perhatian begitu turun dari mobil pengangkut sayuran yang berhasil di temuinya begitu sampai di jalan besar. Beberapa orang menunjuknya sembari berteriak kata 'gila'

"Oh, maaf. Maaf saya enggak sengaja, maaf." Nilam langsung menunduk, memungut satu persatu belanjaan seorang ibu-ibu yang tidak sengaja ia senggol.

"Enggak apa-apa neng, enggak apa-apa." si ibu memperhatikan Nilam lekat, hal itu tiddak urung membuat Nilam merasa jengah.

"Kamu orang baru di sini? Ibu enggak pernah liat."

"Eng, sa.. saya baru aja dateng bu, dari desa."

"Oalah, mau kemana?" Nilam menggelengkan kepala, ia juga tidak tau harus kemana. Tapi sepertinya ia perlu mencari warung terlebih dahulu karena perutnya sudah sangat lapar.

"Ikut ke rumah ibu dulu mau?"

"Eh?"

"Jangan salah paham, ibu cuma kasian sama kamu. Liat, orang-orang di sini pada takut karena ngira kamu itu gila."

"Saya enggak gila!"

"Ibu, tau. Makanya, ikut ke rumah ibu dulu ya? bersihkan badan kamu di sana, abis itu terserah kalau kamu mau pergi." Nilam mengernyitkan dahi, sedikit merasa curiga dengan kebaikan yang tiba-tiba di tawarkan kepadanya.

"Ibu juga punya makanan kalau kamu mau."

"Makanan?"

"Iya. Mau ya, mampir dulu ke rumah ibu." Nilam menganggukan kepala cepat, perempuan itu membuang semua kecurigaannya ketika mendengar kata 'makanan' dari mulut ibu yang mengaku bernama Darmi tersebut. Nilam memutuskan untuk menerima bantuan ibu paruh baya yang sepertinya memiliki banyak uang karena bisa mengenakan banyak perhiasan di tangannya.

"Jadi kamu itu nekat ke kota mau ngadu nasib?" Nilam menganggukan kepala dengan cepat, bibirnya masih belum bisa di ajak melakukan hal lain selain menguyah makanan. Pipi perempuan itu bahkan membengkak saking banyaknya makanan yang ia masukan kedalam mulutnya.

"Kamu juga enggak punya siapa-siapa di sini? Kamu ini nekat loh Nilam." Bu Darmi menggelengkan kepala, sama sekali tidak habis pikir dengan kenekatan perempuan muda di hadapannya.

"Terus sekarang rencana kamu apa?" Nilam menggelengkan kepala, sejak tadi kepalanya sudah semerawut memikirkan nasibnya setelah ini. Uang yang di berikan oleh perempuan tua di rumah pak Tono juga pasti tidak banyak, karena perempuan itu sama miskinnya dengan Nilam.

"Haah, begini saja. Kamu ikut ibu aja ke kota yang lebih besar ya? Ikut kerja sama ibu di sana?" Nilam mengangkat kepalanya begitu mendengar tawaran bu Darmi.

"Kota ini tidak ada apa-apanya di bandingkan kota tempat ibu kerja Nilam, di sana ada banyak hal yang bisa di jadikan pekerjaan." Ibu Darmi meminum tehnya sebelum kembali melanjutkan kalimatnya.

"Kamu tamatan apa?" ragu-ragu Nilam menggelengkan kepala, Bu Darmi mengangguk seolah mengerti arti gelengan perempuan itu.

"Enggak apa-apa Nilam, di kota tempat ibu kerja perempuan bisa tetap cari uang walau enggak punya ijazah. Kamu pikir-pikir aja dulu, lusa ibu berangkat. Malam ini istirahat dulu di sini ya." Nilam lagi-lagi menganggukan kepala, otaknya masih belum bisa di ajak berfikir karena makanan di piringnya belum habis.

Nilam keluar dari kamar dengan rambut masih berantakan, perempuan itu bahkan belum sempat mencuci wajahnya dengan air. Nilam panik karena hari itu untuk pertama kalinya ia bangun ke siangan.

"Hahaha, pelan-pelan Nilam. enggak apa-apa saya tau kamu pasti lelah."

"Ma..maaf bu."

"Enggak apa-apa, yuk makan. Oh, atau kamu mau cuci muka dulu?" Nilam memilih mencuci wajahnya terlebih dahulu sebelum akhirnya bergabung bersama bu Darmi di meja makan.

"Ibu kerja di pelayanan jasa gitu, orang-orang di kota besar itu lebih gampang ngerasa suntuk. Mereka juga terlalu sibuk untuk bisa ngurus rumah atau bahkan ngurus diri mereka sendiri" Nilam mengunyah makanannya pelan, sembari menyimak penjelasan bu Darmi soal pekerjaannya di ibu kota.

"Kalau kamu ikut ibu, kamu juga enggak akan sendirian Nilam. Kamu bisa punya banyak temen di sana, ada banyak sekali gadis-gadis kampung yang kayak kamu ini merantau tapi enggak punya bekal kemampuan. Ibu yang nampung mereka semua supaya bisa bekerja" Bu Darmi bangkit dari duduknya sebentar dan kembali dengan ponsel di genggamannya, Nilam tidak bisa menahan diri untuk tidak mengagumi benda canggih tersebut.

"Nih, ini namanya Rara. Dia dulu dari kampung juga. Duh ibu kalau inget gimana dia pas pertama dateng masih suka sedih. Kurus enggak ke urus, untung anaknya mau kerja apa aja enggak suka pilih-pilih ikut ibu akhirnya." Nilam melihat gambar di ponsel bu Darmi berubah, kali ini Nilam melihat perempuan bernama Rara itu sedang berfoto di depan sebuah mobil yang kelihatan mewah. Mobil itu bahkan lebih bagus di banding mobil milik pak Tono.

"Nah ini, sekarang kemana-mana udah pake mobil anaknya. Ibu seneng banget litanya, udah banyak ketawa, bisa ngurus diri berasa kayak ngeliat anak sendiri yang akhirnya sukses."

"Tapi.." Nilam ragu-ragu menatap bu Darmi yang sekarang sudah berhenti bercerita dan memandang Nilam bingung.

"Tapi saya bukan cuma enggak punya ijazah bu, saya enggak pernah sekolah. Enggak bisa baca tulis" Nilam melihat bu Darmi tersenyum sembari meletakan ponselnya di atas meja, bu Darmi juga membelai rambut ikal Nilam yang tergerai dengan sayang.

"Enggak apa Nilam, saya udah bilangkan? Di kota besar ada perkerjaan yang bisa kita dapatkan walau tidak pernah sekolah, tidak punya ijazah dan bahkan tidak bisa baca tulis sekalipun. Kamu hanya perlu punya tubuh yang sehat dan juga kenalan, itu aja" Nilam menatap bu Darmi yang masih membelai rambutnya lembut kemudian mengangguk, keputusannya sudah bulat ia akan memulai hidup barunya dengan mengikuti ibu Darmi ke ibu kota.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Serangan Balasan Ibu Tiri: Membesarkan Anak di Era yang Telah Berlalu

[Isteri Lembut VS Pria Tangguh, Memanjakan Istri + Kedua Berbudi + Kehidupan Sehari-hari Mengasuh Anak] Pembawa acara livestream makanan Shen Mingzhu tertransmigrasi menjadi ibu tiri jahat dari novel masa lampau, menjadi tokoh yang kontras dengan Shen Baolan dari desa tersebut. Shen Baolan baik dan berbudi, memperlakukan anak tirinya seperti anak kandungnya sendiri, sementara tokoh asli itu kejam dan bengis, selalu memukuli atau memarahi anak tirinya. Shen Baolan menikmati masa tuanya yang indah berkat anak tirinya yang menjanjikan, sementara tokoh aslinya terbakar hidup-hidup oleh anak tirinya yang terpilu dan jahat. Untuk mengubah hasil tragis tersebut, Shen Mingzhu menggulung lengan bajunya, siap untuk mengurutkan semuanya dengan benar. —— Shen Baolan memiliki mimpi. Pria yang akan dia nikahi akan meninggal setengah tahun kemudian, meninggalkannya menjadi janda tanpa apa-apa, terikat untuk menjalani hidup penuh kesengsaraan. Sementara itu, Shen Mingzhu, karena menikah dengan pria yang tepat, menjadi wanita kaya yang diidamkan. Keduanya dari desa yang sama, keduanya menjadi ibu tiri bagi seseorang, mengapa Shen Mingzhu harus hidup lebih baik darinya? Dia akan menikah dengan pria yang Shen Mingzhu nikahi, dan menjalani kehidupan baik Shen Mingzhu! —— Lima tahun berlalu. Shen Mingzhu telah menjadi mahasiswa, suami Shen Mingzhu tidak meninggal tapi malah menjadi bos besar, dan anak tirinya Shen Mingzhu menjadi anak ajaib. Shen Baolan, yang mendambakan kesuksesan suaminya, masih menunggu dengan pahit hari di mana suaminya akan meningkat menjadi hebat.

Seven Queens · perkotaan
Peringkat tidak cukup
361 Chs

OH MY CEO

Luna(24) adalah seorang gadis cantik dan menarik dengan paras bak model, ia bekerja sebagai sekertaris diperusahaan ternama selama enam tahun tapi suatu hari ia dikejutkan karena ternyata bos penggantinya yaitu Kevin (24) pria tampan yang maskulin yang selalu menggodanya ternyata adalah teman sekolahnya saat SMP dulu yang selalu dibullynya. Hidupnya berubah saat cinta menghinggapi mereka berdua, tapi kenyataan jika Kevin telah dijodohkan dengan seorang wanita bernama Monic membuat mereka terjebak dalam situasi yang rumit, Monic sendiri adalah seorang mantan narapidana karena saat kuliah dulu ia mencoba meracuni wanita yang akan dinikahi oleh pria yang dicintainya. Monic ingin membalas dendam melalui Kevin yang tidak lain adalah sahabat dari pria yang dicintainya. Dengan niat yang buruk memisahkan persahabatan mereka Monic nekat meminta dijodohkan dengan Kevin oleh ayahnya, tapi tanpa Monic sadari ia telah jatuh cinta pada Kevin dan membuat hubungan Luna dan Kevin semakin memburuk. Monic yang tidak terima dengan hubungan Luna dan Kevin lantas membuat Luna dan Kevin mengalami kecelakaan dan membuat Luna dan Kevin kehilangan ingatan tentang perasaan cinta mereka melalui Hipnoterapy dengan memanfaatkan adik angkatnya. Akankah Luna dan Kevin bisa menang melawan Monic dan dapat menemukan cinta mereka?? ****************************** Sinopsis vol.2 (Destiny of love ) Mia & Varell Pernahkah kamu membayangkan, menikahi pria yang mencintai sahabatmu sendiri? Bukan karena sebuah perjodohan.. Tapi karena kami memang berjodoh. Aku Mia, Ibuku telah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu dan kini aku tinggal bersama dengan Luna sahabatku karena ayahku telah menikahi wanita lain dan membuatnya mengabaikanku. Suatu hari ayahku mencariku, aku sangat bahagia.. Dia telah kembali perduli padaku tapi ternyata aku salah.. Cinta dapat mengubah segalanya.. Bahkan cinta seorang ayah yang berubah karena ia menemukan cinta yang membutakannya. Ayahku menjodohkanku.. Bukan dengan pria kaya dan tampan tapi pria tua yang sudah bau tanah dengan alasan hidupku akan sejahtera tapi sebenarnya hanya untuk menyelamatkan perusahaannya yang hampir bangkrut. Singkat cerita ayahku memaksaku untuk ikut dengannya dan di saat aku hampir tidak dapat menyelamatkan diri, dia datang. Varell namanya, pria yang cukup aku kenal karena ia menyimpan perasaan pada sahabatku Luna. Ia mengatakan pada ayahku bahwa dia adalah kekasihku.. Dan dari situlah kisah kami dimulai... Kami terjebak dalam situasi yang mengikat kami.. Dan dengan hati yang terluka kami memutuskan untuk hidup bersama. Menutupi kesedihan kami dengan hari bersama memulai kebahagiaan kecil yang tanpa kami sadari membuat kami lupa akan luka di hati kami. Apa semua itu disebut dengan cinta? Setahu kami, cinta tidak seperti itu karena kami hanya mengenal cinta yang bertepuk sebelah tangan. Lantas jika hati kami sama-sama memiliki kabut hitam, apakah hati kami akan sembuh jika kami bersama merasakan badai salam hati kami.. Akankah kami dapat melihat pelangi yang sama? **** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku. Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · perkotaan
4.8
196 Chs

Tuan CEO, Istri Anda adalah BOSS Tersembunyi!

Lima tahun lalu, Qiao Nian dikhianati oleh kakaknya, Qiao Xin. Setelah menghabiskan satu malam dengan seorang pria asing, Qiao Nian hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak tersebut, dan akhirnya melahirkan seorang bayi yang lahir mati. Di bawah tipu daya ibu dan kakaknya, Qiao Nian kehilangan sahamnya di Grup Qiao dan dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adiknya, Qiao Xin, akan menikah dengan Putra Muda Kedua dari Keluarga Gu. Dia dikabarkan sangat buruk rupa. Pada hari ia lahir, dokter meramalkan bahwa ia tidak akan hidup lewat usia dua puluh tahun. Ibunya tidak tega melihat Qiao Xin menikah dengan orang seperti itu dan teringat pada Qiao Nian yang masih terkunci di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Qiao Nian dikeluarkan dari rumah sakit untuk menggantikan Qiao Xin dalam pernikahannya dengan Keluarga Gu. Ibunya berkata, "Baguslah jika Qiao Nian, yang tidak berguna ini, bisa menggantikan Xin'er untuk menjadi janda hidup di Keluarga Gu. Jika Xin'er yang menikah ke keluarga itu, aku akan patah hati." Qiao Xin berkata, "Ibu, jangan berkata begitu tentang Kakak. Kalau bukan karena dia, aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya khawatir kalau Kakak tidak akan setuju." Ayahnya berkata, "Xin'er, kamu terlalu baik hati. Sudah lupa kah bagaimana Qiao Nian menfitnahmu lima tahun yang lalu? Dia tidak tahu mengendalikan diri. Dia hamil sebelum menikah dan bahkan melahirkan anak yang masih mati. Sudah cukup baik kita membiarkannya menikah dengan seseorang dari Keluarga Gu yang terpandang! Hak apa yang dia miliki untuk memilih?" Qiao Nian mengejek. Saat itu, konspirasi terhadapnya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, membuatnya menderita. Dia akan membalas semuanya! Semua orang berpikir bahwa tindakannya berasal dari kombinasi mentalitas orang kalah dan penyakit jiwa, namun sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi union yang kuat seimpak Mars menabrak Bumi! Dengan mengambil keuntungan dari keterampilannya yang brilian di bidang kedokteran, Qiao Nian membuat berbagai orang sampah dan penjahat menelan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, berbagai identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing terungkap. Ternyata dia kaya raya sampai bisa menyaingi sebuah negara! Kemudian, Tuan Muda Kedua Gu meletakkan sepasang klon mini Qiao Nian di depannya. Dihadapkan dengan dua anak yang menyerupai dirinya dan Gu Zhou, Qiao Nian berkedip dengan terkejut. "Kapan aku melahirkan anak-anakmu?"

JQK · perkotaan
Peringkat tidak cukup
487 Chs

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru

DUKUNG