"Oho, drama keluarga ini akan semakin menarik," gumam si jubah hijau menatap Reen sambil menyeringai. "Toge, kau memang keterlaluan," ucapnya menambahkan.
Di bawah sana, Reen masih berjongkok di samping Niin, mata kunignya mengamati Thougha dengan seksama. "Jadi dia orangnya," batinnya. Selama beberapa saat ia beradu pandang dengan Jenderal Thougha.
Jenderal Thougha menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Sekeras apapun ia mencoba menggali maksud di balik tatapan itu, hasilnya percuma saja.
Kini ia berdiri, menarik dua dari tiga pedang yang selalu ia bawa di punggungnya.
"Ke-ketua, jangan melawannya dia sangat berbahaya," ucap Niin khawatir.
"Aku tidak akan memaafkan orang yang sudah menyakiti teman-temanku yang berharga."
"Tapi jika ketua melawannya, maka .... Aku tidak ingin ketua mengalami hal yang sama seperti guru dan teman-teman yang lain," Niin bertutur sedih.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com