webnovel

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Komik
Peringkat tidak cukup
145 Chs

123 - Kurapika × Penculikan × Chrollo

-Di dalam mobil-

Tampak Leorio sedang berkonsentrasi mengemudi mobil. Dia merasa khawatir dan terus menerus melihat ke arah kaca spion mobil. Dia takut jika anggota Ryodan lainnya mengejar mereka.

Kurapika : Daijoubu da (Tidak apa-apa.)

Terdengar suara Kurapika yang duduk di kursi bagian belakang dan di sampingnya ada Chrollo yang hanya diam saja dengan seluruh tubuhnya yang terikat dengan rantai Nen milik Kurapika.

Kurapika : Mereka tidak akan bertindak sampai bala bantuan tiba.

Leorio : Jika begitu sih, itu hal bagus. Lalu berkat Senritsu yang melakukan tugasnya dengan sangat baik dan misi ini akan berjalan sempurna jika saja Gon dan Killua tidak tertangkap. Itu salah perhitungan besar.

Kurapika : Tidak apa-apa. Lucia bisa menjaga mereka.

Chrollo : . . . . .

Leorio : Itu benar... Tapi apa Lucia bisa dipercaya? Kau lihat sendiri kan Kurapika, Lucia itu orangnya bagaimana dan dia juga salah satu anggota Ryodan dan juga aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri kalau dia itu sangat akrab dengan lainnya.

Senritsu : Jangan khawatir soal itu.

Chrollo dan Kurapika melihat ke arah Senritsu. Sekilas Leorio juga melirik ke arah Senritsu yang duduk di sebelahnya dan kembali melihat ke arah jalan.

Senritsu : Kita bisa mempercayai mereka (Killua dan Gon) kepadanya.

Senritsu tersenyum, dia tahu Leorio akan membantah. Sebelum itu terjadi, dengan cepat dia melanjutkan perkataannya sambil mengerakkan jari telunjuknya seperti seorang pimpinan orkestra yang sedang mengiringi musik.

Senritsu : Suara melodi dari detak jantungnya ketika aku bersamanya dan Killua-kun mengatakan bahwa dia sangat menyukai Killua-kun. Dia pasti akan menjaganya dengan baik (tersenyum)

Leorio dan Kurapika pun tersenyum lega.

Leorio : Tentu saja harus begitu! Dari dulu saja, saat di ujian Hunter, dia selalu berada di pihak Killua.

Kurapika merasa tidak senang dengan tatapan Chrollo yang seperti sedang menganalisa.

Kurapika : Nani wo miteiru?! (Apa yang sedang kau lihat?!)

Chrollo : Tidak ada. Aku hanya tidak mengira kalau pengguna rantai ternyata adalah seorang wanita.

Kurapika melotot marah. Dia membuka wignya dan menghapus lipstik yang ada dibibirnya dengan punggung tangan.

Kurapika : Apa aku bilang begitu? Kau ternyata tertipu dengan penampilan luarku (tersenyum sinis) Lalu sebaiknya kau berhati-hati dalam berucap. Kemungkinan itu adalah kata terakhir dari ucapanmu. Mengerti?!

Sekilas Chrollo melihat Kurapika lalu melihat ke arah depan. Dia tersenyum.

Chrollo : Kau tidak akan membunuhku. Bukankah kau tinggalkan teman berhargamu itu? Dan juga apa kau bisa seyakin itu dengan ucapan orang yang ada di depanku ini mengenai Lucia?

Kurapika mencoba menahan amarahnya. Dia merasa muak dengan orang yang berada di sampingnya ini. Suara Kurapika meninggi.

Kurapika : Jangan coba memancing emosiku! Aku sangat tidak stabil sekarang!

Chrollo hanya bisa tersenyum saat mendengar ancaman Kurapika. Leorio yang khawatir terjadi pertarungan sedikit menoleh ke belakang.

Leorio : Kurapika! Jangan dengarkan dia! Dia pasti sengaja melakukan itu untuk memancingmu!

Chrollo : Di ramalan gadis itu tidak tertulis tentang kejadian ini.

Kurapika tersentak kaget. Chrollo masih tersenyum. Dia terlihat sangat tenang.

Chrollo : Dengan kata lain, aku tidak perlu khawatir tentang situasi ini. Apa yang kau lakukan itu bahkan tidak perlu disebut.

Kurapika : KISAMA! (BAJINGAN!)

Terdengar suara rantai yang semakin mengikat Chrollo.

Senritsu : Kurapika!

Leorio : Tenanglah, Kurapika! Jika kau membunuhnya sekarang aku akan menghajarmu!

Kurapika sangat emosi. Dia merasa sangat geram saat melihat Chrollo yang benar-benar terlihat sangat tenang dan hanya tersenyum.

Chrollo : Apa mau kujelaskan sekali lagi? Situasiku sekarang ini seperti istirahat sore di sebuah cafe sambil meminum kopi hangat. Tidak ada yang berubah. Sungguh damai.

Tiba-tiba mata Kurapika berubah menjadi merah. Dia yang tidak bisa bersabar lagi dan sangat terpancing emosi membuat amarahnya melonjak tinggi dan kebencian yang luar biasa besar pun meledak. Dia mengamuk dan menghantam keras wajah Chrollo dengan kepalan tangannya berulang-ulang kali hingga berdarah.

BUK! BUK! BUK!

Leorio : Hentikan itu, Kurapika! (berteriak) Tenanglah! Keadaan kita saat ini seimbang! Tidak ada yang berubah!

Meskipun begitu, Chrollo masih sangatlah tenang dan juga masih bisa tersenyum lebar. Itu membuat Kurapika semakin mengamuk. Kurapika menghajarnya tanpa henti. Chrollo memuntahkan darah dari mulutnya.

Mau tidak mau, Leorio terpaksa meminggirkan mobilnya ke samping untuk menghentikan Kurapika. Leorio dan Senritsu menahan tangan Kurapika sekuat tenaga.

Leorio : Sudah hentikan itu Kurapika! Jika kau membunuhnya sekarang, aku tidak akan memaafkanmu!

Senritsu : Kurapika, tenanglah!

Leorio : Tenanglah! Ini bukan seperti kau yang biasanya! (Tidak. Aku bisa mengerti itu, itu hal yang wajar sih, kalau aku menjadi dia, mungkin aku juga akan begitu. Mau bagaimana pun juga dendam atas semua keluarganya yang mati terbunuh itu dan penyebabnya itu sekarang tepat di depannya. Tapi...)

Leorio masih mencoba untuk membujuk dan menenangkan Kurapika yang masih tenggelam ke dalam emosinya yang kuat itu.

Leorio : Kau harus ingat meskipun kita sudah menangkap pemimpinnya, tapi Gon dan Killua masih di tangan mereka! Saat ini, kita berada di situasi 50/50. Kita belum mendapatkan apapun!

Chrollo membuang satu giginya yang terlepas.

Chrollo : 50/50 ya? Kalian salah. Kuberitahu satu hal, semenjak kalian menculikku, kalianlah yang telah membuat kesalahan pertama. Aku tidak memiliki nilai sebagai sandera.

Leorio : Itu mustahil. Kau pikir kita tidak tahu kalau kau ini pemimpin laba-laba!

Kurapika : Jika kau mencoba untuk menipu dengan omong kosongmu lagi, aku pastikan mulutmu tertutup untuk selamanya!

Senritsu : Uso janai wa. Kare ga itteru no wa subete hontou yo (Dia tidak berbohong. Semua yang dia katakan itu benar.)

Chrollo : Sou iu koto da. Kore wa jijitsu (Seperti itulah. Inilah kenyataannya.)

Chrollo tersenyum dan berkata dalam hatinya, "Yang tertangkap itu adalah kalian."

Kurapika : Dou iu koto da?! (Apa maksudmu?!)

Senritsu : Suara detak jantungnya sangat tenang. Tidak gemetar sedikit pun sama sekali. Tidak ada kekhawatiran, kecemasan, kegugupan, ketakutan dan ketegangan ketika menghadapi kematian, semua itu dia tidak menunjukkan apa pun itu.

Chrollo hanya tersenyum mendengar pernyataan Senritsu yang sedang menganalisa tentang dirinya. Dia benar-benar tenang.

Senritsu : Bukan berarti dia percaya bahwa dia tidak akan mati. Suara ini adalah suara seseorang yang telah menerima kematian.

Kurapika yang tidak dapat mempercayainya melihat ke arah Chrollo yang masih tersenyum tenang. Dia menggertakkan giginya tanpa suara dengan geram.

Senritsu : Ini suara rasa nyaman dan kenikmatan yang datang dari kematian yang mengelilingi dirinya sehari-hari.

Senritsu mulai bimbang. Matanya bergetar hebat. Suaranya pun menjadi sedikit bergetar.

Senritsu : A-apa? Ba-bagaimana... Bagaimana mungkin dia bisa memancarkan suara setenang dan semenakutkan ini?

Saat ini Senritsu merasa sangat ketakutan dengan suara detak jantung Chrollo pun langsung menutupi telinganya. Dia merasa cukup depresi. Tubuhnya juga sedikit gemetaran.

Senritsu : Mou iya! Mou kikitakunai! Sono hito no oto mo anata no oto mo! (Sudah cukup! Aku tidak ingin mendengarnya lagi! Aku tidak ingin mendengar suara detak jantung orang itu maupun punyamu!)

Kurapika : Senritsu!

Senritsu : Dia benar-benar percaya bahwa dia tidak memiliki nilai sebagai sandera. Tapi dia masih pemimpin bagi mereka semua, itu nyatanya.

Kurapika : Kau... (melihat ke arah Chrollo) Sebenarnya siapa kalian?

Chrollo : Kumo sa (Spider.)

Hanya sebuah kata yang dilontarkan oleh Chrollo. Seketika itu juga, Kurapika terdiam sejenak saat mendengar kata "spider" yang keluar dari mulut Chrollo. Dia tidak mengerti apa yang dimaksud dari perkataan Chrollo mengenai kata "spider". Dia terpaku diam di tempatnya dan berpikir keras.

Leorio melihat Chrollo dan Kurapika lewat kaca spion dalam. Dia merasa keadaan sudah kembali menjadi sedikit lebih tenang. Dia menurunkan rem parkirnya dan kembali menjalankan mobilnya.

Leorio : (Jadi Gon dan Killua adalah sandera yang baik bagi mereka, ya?)

Leorio pun berdecak.

Leorio : (Apa kita satu-satunya yang dikejar?)

Leorio menancapkan gas. Setelah terdiam beberapa saat. Kurapika tiba-tiba bersuara kembali.

Kurapika : Lima tahun yang lalu, ketika klan Kurta dengan mata merah dibantai...

Kurapika menjeda perkataannya. Kemudian terdengar suara rantai. Chrollo yang memejamkan matanya, membuka matanya dan melihat ke arah rantai panjang yang berbunyi.

Kurapika : Kau memimpin itu, kan?

Chrollo tidak menjawab. Dia berpikir. Kurapika yang merasa diabaikan pun langsung melemparkan pisau Nen ke arah Chrollo. Pisau Nen itu berhenti tepat di depan Chrollo dan hampir mengenai wajah Chrollo jika tidak segera di tahan oleh Kurapika. Pisau Nen melayang-layang di udara.

Kurapika : KOTAERO!! (JAWAB!!)

Chrollo melirik ke arah pisau Nen yang melayang dengan sudut matanya.

Chrollo : Sore ga Uvo wo koroshita kusari ka (Apa itu rantai yang telah membunuh Uvo?)

Kurapika menatap Chrollo dengan tajam dan sinis.

Chrollo : Uvo wa saigo ni nan to tte itta? (Uvo, apa kata-kata terakhir yang dia katakan?)

Tiba-tiba Kurapika teringat kembali dengan senyuman meremehkan yang Uvogin tunjukkan kepadanya sebelum dia mati di penggal oleh Lucia. Dia menjadi kesal dan tanpa sadar dia menggertakkan giginya tanpa suara.

Kurapika : Tidak ada. Jawab saja pertanyaanku!

Chrollo : Kau berbohong. Apa aku benar, nona yang berada di depanku?

Chrollo melihat ke arah Senritsu. Senritsu yang membelakangi Chrollo hanya tertunduk diam.

Leorio : Ugh...

Chrollo tersenyum lebar.

Chrollo : Apa Lucia membantumu membunuh Uvo?

Kurapika tersentak kaget dengan pertanyaan Chrollo. Chrollo masih tersenyum.

Kurapika : DAMARE! (DIAM!)

Chrollo : Pfft. Aku mengerti perasaanmu itu. Itu pasti membuatmu kesal karena ada yang mengganggumu saat kau ingin membunuh orang yang kau benci. Aku juga merasakan hal yang sama.

Chrollo kembali menatap Kurapika. Kurapika menatap dengan jijik. Dia masih berusaha untuk menahan diri untuk tidak menghajar Chrollo.

Senritsu : Tidak...

Sekilas Kurapika melirik ke arah Senritsu. Senyuman Chrollo sedikit memudar. Chrollo langsung menatap ke arah depan tepatnya kursi Senritsu.

Senritsu : Kurapika tidak berbohong, hanya saja...(Ya, Kurapika tidak berbohong. Tapi dari suara amarah yang berbeda ini, dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu.)

Senritsu tidak melanjutkan kata-katanya.

Chrollo : Kalau begitu aku juga tidak punya apapun untuk dikatakan padamu.

Chrollo masih saja tersenyum. Kurapika yang sejak tadi menahan diri dan muak dengan semua tingkah laku Chrollo pun mengangkat tangannya ke atas sehingga suara rantai kembali terdengar. Dia sangat ingin sekali menghajar Chrollo. Leorio yang merasakan perubahan Kurapika langsung berteriak dan berusaha untuk menahan Kurapika.

Leorio : Kurapika! Jangan lepas kendali! Dia sedang mencoba memancingmu!

Kurapika berusaha untuk tenang dan bersabar. Dia mencoba menahan dirinya sekuat tenaga. Emosinya benar-benar membuatnya tidak stabil.

Kurapika : (Kusso! Kusso! KUSSOOOO!!! (Sialan! Sialan! SIALAAAAN!!!))

Dengan terpaksa Kurapika mengulurkan niatnya untuk menghajar Chrollo. Dia mengeluarkan ponselnya Chrollo yang dia sita sebelumnya. Lalu mengotak-atik ponsel tersebut.

Chrollo : (Lucia dan pengguna rantai. Ada sesuatu di antara mereka. Lucia telah berbohong padaku mengenai dia tidak ada hubungan tentang si pengguna rantai. Dan sekarang aku menemukannya... Hal fatal yang tidak terduga...)

Chrollo melihat ke arah kaca jendela mobil. Terlihat pantulan bayangan Kurapika. Dia tersenyum cukup lebar.

Chrollo : (Kelemahan dari pengguna rantai. Aku bisa kalahkan dengan akurasi!)

Tidak lama kemudian, terdengar suara wanita yang tidak asing dari telepon.

Kurapika : Lucia?

Chrollo sedikit tersentak kaget mendengar nama Lucia. Dia tidak menoleh ke arah Kurapika, dia melirik lewat pantulan jendela kaca mobil dengan sudut matanya.

-Di lobby hotel-

Shizuku : Kita! (Datang!)

Semua anggota melihat ke arah pintu masuk. Phinks, Feitan dan Shalnark memasuki lobby. Lucia tersenyum lebar dan berlari kecil ke arah Feitan dan Shalnark.

Lucia : Fei Fei, Shal, osoi! (Fei Fei, Shal, lama!)

Lucia pura-pura cemberut. Dia menggembungkan pipinya. Feitan berjalan santai lalu berhenti tepat di hadapan Lucia. Shalnark hanya tertawa kecil melihat Lucia cemberut. Killua dan Gon hanya diam memerhatikan.

Feitan : Apa yang kau sembunyikan di balik punggungmu itu?

Lucia : Tada!

Lucia mengeluarkan cookies kesukaan Feitan. Feitan mengulurkan satu tangannya di depan.

Shalnark : Zero, punyaku mana? (menyeringai)

Shalnark dan Phinks melewati Feitan dan Lucia. Mereka berjalan sedikit lagi ke depan, tepatnya ke tempat Nobunaga dan lainnya.

Lucia : Ada, di sebelah sana! (sambil menunjuk ke arah kantongan kertas besar yang diletakkan di atas lantai sebelah Shizuku berdiri)

Nobunaga menahan emosinya melihat sikap teman rekannya yang begitu santai dan cuek.

Nobunaga : Kalian ini!

Phinks : Tenanglah Nobunaga.

Shalnark : Benar. Sekarang coba katakan situasinya secara mendetail, bagaimana boss bisa tertangkap?

Shizuku : Tiba-tiba gelap gulita.

Nobunaga : Lalu boss ditangkap pada saat itu.

Pakunoda menjadi sedikit lebih pendiam dari pada biasanya karena masih merasa sedikit syok. Kortopi memberikan sebuah kertas ancaman kepada Shalnark.

Shalnark : Ini apa?

Kortopi : Itu adalah pesan dari si pengguna rantai untuk Paku.

Shalnark membuka lipatan kertas ditangannya, lalu membacanya dalam keadaan diam. Lalu mengoper kertas tersebut ke Phinks yang berada di sampingnya. Phinks membacanya.

Feitan : Kenapa kau tidak mengejar mereka langsung?

Lucia : Tidak bisa. Kan sedang mati lampu. Selain itu...

Lucia sengaja tidak melanjutkan perkataannya karena Nobunaga sudah tampak sangat menggebu-gebu ingin membicarakannya.

Feitan : Selain itu?

Nobunaga : Machi dan Paku terluka. Dan lihat hidungku juga berdarah! Ini ulah kedua bocah ini!

Nobunaga melihat ke arah Killua dan Gon penuh dendam. Killua dan Gon langsung memalingkan wajah mereka ke arah lain dan pura-pura tidak tahu apa-apa. Lucia tersenyum licik.

Gon dan Killua : (Itu pasti Lucia yang menghajarnya.)

Feitan : Lalu?

Nobunaga : Si rantai sialan itu memiliki teman Hunter professional lainnya. Di samping itu, kedua bocah ini kemampuannya lumayan dan cukup merepotkan.

Gon : (Padahal aku maupun Leorio bukanlah Hunter professional.)

Feitan : Lalu?

Nobunaga mulai emosi dengan sikap Feitan dan suaranya pun mulai meninggi.

Nobunaga : Jangan bertanya terus! Bacalah pesannya sebelum bertanya!

Feitan hanya menatap sinis dan dingin dari balik bajunya yang hampir menutupi setengah wajahnya.

Nobunaga : Ini berarti kedua bocah ini adalah sandera yang sangat penting! Selama keduanya berada di tangan kita, pengguna rantai sialan itu tidak akan melakukan hal bodoh! Itu akan memberi kita kesempatan untuk menyelamatkan boss!

Feitan : Lalu?

Nobunaga masih berusaha menahan amarahnya. Meskipun suaranya sudah terdengar jelas jika dia sangat kesal.

Nobunga : Jadi jika kedua anak ini melarikan diri, semuanya selesai! Kalo seperti ini, Uvo tidak akan bisa beristirahat dengan tenang jika boss masih tertangkap! Kemungkinan boss tertangkap oleh rantai yang tidak bisa dihancurkan oleh Uvo. Pasti sangat sulit melepaskannya sendirian.

Lucia : Hee.. (sambil mengunyah cookies)

Nobunaga melirik Lucia dengan kesal. Phinks mengembalikan kertas ancaman itu kepada Shalnark dan melipat kedua tangannya di depan dada.

Phinks : Osoraku? (Jadi kau takut hal itu terjadi?)

Lucia sengaja membakar-bakar.

Lucia : Un, osoraku desu ne... (Ya, kemungkinan seperti itu...)

Nobunaga : ITTAROU KA?! (BUKANNYA SUDAH DIKATAKAN TADI?!) ADA KEGELAPAN! KETIKA MATA KITA SUDAH MULAI TERBIASA DENGAN KEGELAPAN, BOSS SUDAH MENGHILANG!

Melihat ada tatapan sinis dari teman rekannya. Nobunaga pun berusaha tenang. Dia mencoba berbicara dengan lebih pelan.

Nobunaga : Kami bukanlah di dalam kondisi yang bisa bergerak. Jadi pikirkan tentang hal ini dengan hati-hati!

Feitan tertawa mengejek. Dia sedikit menyindir Nobunaga.

Feitan : Pfft. Aku tidak bisa memahaminya.

Nobunaga : APA?!

Feitan menatap sinis.

Feitan : Kau harus senang karena mereka hanyalah anak-anak.

Phinks : Ya, benar (tersenyum meremehkan)

Suasana memanas dan menegang karena telah terjadi perbedaan pendapat. Nobunaga, Feitan dan Phinks saling menatap sinis. Nobunaga bersiap-siap akan menarik pedangnya keluar. Shalnark yang berada di antara mereka mencoba untuk meleraikan mereka.

Shalnark : Oke. Kita akan berdebat tentang hal ini nanti. Sekarang yang terpenting adalah pertama, kita harus memikirkan strategi.

Shalnark memulai membahas sesuatu.

Shalnark : Karena telah terjadi situasi yang tak terduga, maka dari itu sekarang dari sini, 9 orang dari kita akan bergerak sebagai sebuah kelompok. Yang terluka dapat mengikuti di belakang dengan Paku. Kita akan pergi mencari boss sekarang. Paku, kau dengar?

Pakunoda : Ya.

Shalnark : Jika kami menemukan mobil dengan boss di dalamnya...

Tiba-tiba telepon Lucia berbunyi. Shalnark terdiam sejenak. Semua orang menatap ke arah Lucia.

Lucia : Hm?

Shalnark : Ponsel...

Lucia : Ah!

Lucia mengeluarkan ponselnya. Dia melirik ke arah layar ponsel dan tersenyum lebar. Lucia langsung membalikkan ponselnya dan menunjukkan ke arah depan supaya yang lainnya bisa melihat dengan jelas.

Lucia : Lucilfer meneleponku.

Killua dan Gon : . . . . .

Semua anggota Ryodan tersentak kaget.

Lucia : Baiklah, akan kuangkat, tapi kalian semua diam ya? (tersenyum)

Lucia melirik ke arah semua anggota untuk meminta persetujuan. Sewaktu Lucia melihat ke arah Shalnark. Shalnark pun hanya mengangguk.

PIP

Lucia : Halo?

-Bersambung-