Pukul 9.15, aku bisa melihat jam dari sebuah jam besar yang tergantung di dinding. Sebuah TV plasma sudah dinyalakan, dan kulihat sebuah siaran langsung di gedung parlemen. Ratusan bahkan ribuan orang berdemo di luar gedung, entah apa yang terjadi, tapi mereka semua membawa spanduk mendukung suamiku, Christ.
Aku masih berada di tempat ini, dengan borgol yang membuatku tergantung di kedua sisi tanganku, meski tubuhku mulai semakin lemas dan aku tidak sanggup lagi berdiri, tapi ikatan ini membuatku tetap bertumpu pada kaki-kakiku, karena jika aku merosot maka pergelangan tanganku akan terasa sangat sakit.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com