webnovel

PROLOG

Sedih yang dirasakan revan saat ini karena seseorang yang sangat dicintainya kini sudah tidak ada lagi serasa dunia revan akan hancur sekarang. Waktu pun serasa seperti tidak berjalan dan malam pun ikut menangis mengikuti hatinya yang sedang hampa dan putus asa.

Revan yang duduk di kursi rumah sakit dengan tatapan kosongnya melihat rintikan air hujan yang berjatuhan dari langit dengan sangat deras, tidak sadar revan sudah membuat aliran sungai di pipinya. Dalam gemericiknya hujan ia hanya terdiam dan tidak ingin melihat kekasihnya di ruang jenazah untuk terakhir kalinya.

Disaat hujan yang masih tidak henti-hentinya revan berharap kepada tuhan. Bahwa ia akan bertemu dengan kekasihnya lagi walaupun dengan wujud yang berbeda ataupun sama. Malam pun sudah larut namun revan tidak beranjak dari tempat duduknya itu, dingin pun sudah menyelimuti tubuhnya.

Tiba-tiba datanglah seorang wanita paruh baya menghampirinya dan duduk di sampingnya dengan tatapan tegar. Wanita paruh baya itu adalah bunda dari kekasihnya yaitu mawar, lalu wanita paruh baya itu memberi semangat dan memberi dukungan untuk segera merelakan anaknya itu.

"Nak Revan" ucap mawar bunda dari kekasihnya itu sambil duduk disebelah revan.

"Nak Revan harus ikhlas karena di dunia ini gak ada yang kekal jadi tolong ikhlaskan pandra" Revan hanya menundukkan kepalanya tidak melihat mawar yang sedang berbicara kepadanya.

"iya bun, Revan akan ikhlaskan pandra" ujar Revan sambil mendongakkan kepalanya yang masih bercucuran air mata.

"Jangan nangis nak, bunda tahu kamu pasti hancur tapi kamu anak baik pasti kamu akan mendapatkan yang lebih dari anak bunda" mawar sambil mengusap air mata Revan yang masih mengalir seperti sungai.

"temui dia untuk terakhir kalinya dan jangan menangis lagi karena bunda tahu pandra tidak suka kalau orang yang di sayangnya menangis karena dirinya" ucap mawar kemudian Revan pun berdiri dari kursinya yang sudah di dudukinya hampir 2 jam lalu Revan pun berlari ke arah ruang jenazah.

Setelah itu pun revan berlari dengan sangat kencang menuju ruang jenazah. Melihat kekasihnya yang sudah pucat dan tidak bernyawa lagi itu membuat revan ingin menangis sangat kencang, revan yang sedari tadi menahan tangisannya kemudian sudah tidak terbendung lagi revan pun menangis dengan sekencang-kencangnya sampai revan puas dengan hatinya yang sedang sakit dan sedih ini.

"Kenapa kamu tinggalkan aku sayang" ucap Revan duduk dan menangis sambil menggenggam tangan yang sudah dingin itu kemudian Revan pun berdiri lalu mengusap rambut dan wajahnya yang sudah putih tak bernyawa lagi setelah itu Revan pun mengecup dahi pandra dengan sangat lama sampai air matanya menetes ke pipi pandra

"Sayangnya Revan semoga kamu tenang di surga nanti, aku ikhlas sekarang" Revan pun melepaskan genggamannya dari tangan pandra yang sangat dingin itu lalu pergi meninggalkan ruang jenazah itu. Diambang pintu mawar bunda dari pandra yang melihat dari kejauhan merasa sangat sedih melihat Revan yang merasa kehilangan sosok pandra di hidupnya itu seketika air mata sudah mengalir di pipi mawar dan langsung mengusapnya lagi agar tidak di ketahui oleh suaminya.

Setelah kejadian itu, beberapa bulan kemudian revan menyusul kematian kekasihnya yaitu pandra. Revan mengalami kecelakaan beruntun yang sangat serius sehingga Revan tidak bisa diselamatkan lagi.

Bab berikutnya