webnovel

Bab 4 Kenapa lama banget

Sinar matahari semakin memancarkan cahayanya. Akbar perlahan membuka mata akibat silaunya sinar sang surya.

Diraihlah ponselnya untuk melihat jam. Ternyata dia tidur dengan nyenyak, senyum indah terukir dipagi ini. Dimana Akbar membuka kunci layar ponsel langsung tertuju pada foto Lani yang ia ambil dari akun media sosial yang bahkan belum dia ikuti. Akbar seperti mendapatkan moodboster untuk hari ini.

Disisi lain, Lani sudah berada di kantor dengan berkas berkas yang mulai berdatangan. Lani mengerjakan semua tugasnya dengan cermat dan teliti. Terlebih seminggu lagi, tanggal muda sudah menyambut. Hal ini Lani gunakan untuk semangat di tanggal tua.

Jam makan siang, Lani bersama teman sekolahnya berjanjian untuk makan siang bareng di tempat siomay langganan mereka.

“kamu pesen kaya biasa atau mau apa?” tanya Lani ke Tio, teman sejak SMAnya itu

“Aku siomay biasa aja, lagi ngindari yang digoreng goreng nih” Jawab Tio yang biasanya memesan menu campur yang berisi siomay dan batagor.

“Tumben, gaya amat” ucap Lani setelah memesan dan duduk didepan Tio

“Tenggorokan udah nampilin sinyal minta digaruk mulu nih” jawab Tio sambil mengelus leher depannya.

“Makanya minum air putih yang banyak, jangan yang manis manis mulu” oceh Lani memperingati temannya ini

“Kamu juga, ntar bolong lagi giginya terus sakit lagi. Nyaho lo!” balas Tio ke Lani membuat Lani mendengus kesal

Mereka berdua makan dengan diiringi canda tawa. Setelah selesai, Tio mengantar balik Lani yang memang tadi ia jemput di kantornya.

Saat di lampu merah Lani yang posisinya dibonceng Tio sedikit condong ke depan untuk dapat saling mendengar. Memang tak ada habisnya mereka saling tawa saat bersama. Mungkin ini yang menyebabkan mereka menjadi dekat, karena saling klob satu sama lain saat ngobrol.

Tanpa sepengetahuan Lani disampingnya terdapat mobil yang didalamnya ada seseorang yang menahan kesal melihat keakraban Lani dan Tio. Terlebih lampu merah di daerah itu hampir 2 menit alias 120 detik.

Awalnya Akbar yang hendak pergi ke outlet bisnisnya dengan suasana hati yang senang riang akibat moodbosternya. Namun saat diperjalanan ia berhenti karena lampu merah, tiba tiba sisi kanan ada sepeda motor yang berhasil menyelinap dan berhenti disisi kanan mobilnya. Saat Akbar melihat sekitar ia merasa tak asing dengan sosok perempuan yang berada disampingnya.

Perempuan itu tertawa riang, membuat sedikit bibir Akbar itu tertarik. Saat asik melihat itu, sang pengemudi sedikit menengokkan kebelakang untuk mengacak ngacak poni perempuan itu dengan tertawa.

Hal ini sungguh membuat mood Akbar langsung down. Ia merasa panas saat ini, ketika melihat Lani tertawa bersama laki laki yang memboncengnya.

Akbar Pov

Hari ini, moodku mode swing. Mungkin kalau orang yang bertemu denganku bisa membaca raut mukaku seperti ada tulisan “Senggol Bacok”. Bahkan saat ku memasuki salah satu distro milikku, para staffku terkena imbas dariku yang ku lampiaskan pada mereka.

Kepalaku terasa pening, kenapa aku bisa seperti ini. Dia hanya pasien yang pernah ku tangani. Kenapa aku bisa seperti ini.

Tok Tok Tok

“Gue Andi Mas” ucap seseorang yang mengetok pintu

“Masuk aja, gak gue kunci” ucapku mengetahui salah satu staffku mengetok pintu.

Andi masuk ke ruanganku membuatku bangkit dari rebahan di sofa ruangan ini

“Ada apa ndi” tanyaku langsung.

“Mas yang ada apa, ada masalah mas?” tanya Andi sambil duduk di kursi sebelahku

Andi merupakan sahabat juga patner di bisnis clothinganku yang paling dekat. Dia sudah mengikutiku dari pertama kali ku merintis usaha clothingan ini sejak awal kuliah. Kita bertemu saat SMP, hingga kita berteman sampai sekarang.

“Sorry ya kalian jadi kena imbasnya” ucapku lesu sambil mengacak ngacak rambut

“Kalau mau cerita gue bisa tutup mulut kok” goda Andi penasaran. Andi memang orang yang bisa menjaga rahasia, namun dia juga bisa menggoda ku saat bersama orang lain. ya walau hanya tersirat

“Gak tau gue kenapa ini” balasku menundukkan kepala

“Produksi? Klinik? Motor? Kanjeng mami?” tanya Andi ke topik topik permasalahan yang biasanya ada dihidupku. Dan aku hanya menggelengkan kepala

Sejenak ku mengatur nafas untuk menenangkan diri.

“apa gue ke psikiater ya” tanyaku bingung

“Lo kenapa eh Mas, depresi?” kaget Andi mendengar ucapanku

“gue gak tahu, gue gak pernah kaya gini”

“makannya cerita biar gue tahu mas” nyolot Andi yang emang dasarnya kepo banget

“Alani Sukma” ucapku sambil menyenderkan badan ke sofa

Andi hanya membalas dengan mengaga, ini baru pertama kali bosnya, temanya, kakaknya ini menyeletuk nama perempuan selain keluarganya.

“Dia pasien gue”

“Dia kabur gak bayar gitu, atau nyolong alat ?” potong Andi dengan pertanyaan absurdnya

“Nggak!”

“Terus?”

“Gak tau kenapa dari awal ketemu dia selalu ada di otak gue, mungkin gue pernah salah sama dia”

“Ha?” penasaran Andi

“Gue gak sengaja nabrak dia didepan klinik”

“Gila lo mas” ucap Andi geleng geleng kepala

“Heh !!, dengerin dulu. Gue gak nabrak kaya dibayangan lo. Gue gak sengaja nubruk dia didepan pintu klinik. Waktu itu gue lagi bales chat jadi gak liat jalan”

“Dan gue terus terima telfon terus masuk klinik” imbuhku menjelaskan

“Kok sombong lo mas”

“Gue udah minta maaf tapi emang keadaan gue buru buru terus gitu lah”

Akupun frustasi menjelaskan pada orang ini. Akhirnya aku menceritakan kejadian tadi malam hingga hari ini, dengan syarat Andi gak boleh memotong ucapannya sampai ceritanya habis. Dengan ancaman kalau dia sampai memotong ceritaku maka aku gak akan pernah cerita lagi sama dia.

“Mas kayanya lo falling in love with her” ucap Andi ketika aku selesai bercerita

“Mana mungkin!” ucapku menyangkal

“Sekarang gue tanya. Mas kesel gak tadi liat siapa tadi Al.... Al..Alana?”

“Alani”

“Yah itu pokoknya,kesel gak liat dia tadi boncengan sama tu cowok?”

“Kesellah gue udah cerita tadi. Kenapa dia harus deket deket sama tu cowok. Mana ketawa ketawa gitu di jalan lho ndi, di tempat umum”

“Lo cemburu itu mas, harusnya lo gak kesel kalau liat dia sama cowok lain”

“Toh dia buka milik mas kan? Sah sah aja kalau dia sama cowok lain. hmm apa mungkin dia pacarnya ya mas”imbuh Andi membuatku semakin geram mendengar pertanyaan itu

“Hah!. Gue gak tahu. Gue balik ajalah mau tidur aja biar mood gue balik” ucapku mengambil kunci mobil di meja

“Ati ati mas” ucap Andi saat ku mulai melangkah keluar ruangan

“Eh Mas” ucap Andi lagi saat ku membuka pintu. Lalu Andi mendekat ke arahku dan berbisik

“Mas kalau lagi stalker ati ati ya kalau kepencet like, langsung follow aja”

Mataku membulat mendengar bisikan itu. Lalu kutinggalkan si Andi yang tengah tertawa didepan ruanganku membuat beberapa orang disana penasaran.

Saat dijalan aku masih terbayang perempuan itu. Rasa kesal ini belum hilang, ingin sekali ku bertemu dengannya dan menanyakan langsung hubungan mereka. Namun aku masih punya rasa gengsi.

Huh masih 4 hari lagi dia bakal datang ke klinik. Kenapa untuk hari ini aja terasa lama banget. Apa lagi 4 hari lagi huaaa kenapa lama banget sih. Apa aku chat lagi aja yah?