webnovel

Tak Usah Dikuat-Kuatkan, Raja Dungu

"Majulah, aku bisa menggunakan 30% teruntuk hari ini saja".

"30% saja katamu?" Tanya raja Nogeir dengan nada meledek.

"Ya, kenapa? Kau takut? Tak berani? Macam anak kecil saja" jawabku dengan meledeknya balik.

Dia mengarahkan pedang besar dan panjang ke arahku. Dengan pose menantang, diriku langsung menyerangnya tanpa tunggu-tungguan lagi.

"Bum!" Suara dari raja yang menghantam tembok dengan keras karena dorongan yang keras dariku.

"Ehehe.. ahahah, ingin menantang lagi? Yang kupakai itu masih 4% dalam eksistensi manusiaku loh". Sambil tersenyum meledek ke arah Nogeir.

Disaat aku tersenyum dan tertawa, aku melihat bayangan seseorang di balik debu reruntuhan yang menutupi semua bagian ruangan itu.

"Heh.., ternyata kamu kuat juga ya? Tak kusangka akan jadi seperti ini wahaha.." .

Suara yang sama, macam suara raja Nogeir. Tanpa sepatah katapun kuucapkan, mulut yang kututup rapat-rapat. Aku langsung mendekatinya dengan hati yang ragu, dengan perasaan yang takut.

"Hahaha.. tak tahu apa yang akan kukatakan dari mulutku ini, tapi sepertinya hebat bisa menghempaskan diriku yang seberat ini. Waktunya untuk memperlihatkan sesuatu yang luar biasa" kata Nogeir dengan nada menantang.

Tapi sebelum aku bertarung, ada suara di dalam kepalaku.

"Hei, kita bertemu lagi.. ahaha".

Suara ini? Gior? Apa yang dilakukannya? Telepati? Sudahlah dengarkan saja dulu.

"Aku hanya ingin memberitahumu karena aku lupa sesuatu".

"Tentu" kataku dengan suara yang pelan agar tidak ada orang yang curiga mendengarkanku.

"Baiklah, jika tadi aku berkata 30% kekuatan itu kuat, itu artinya kuat dalam eksistensimu yang manusia. Jika 35% maka itu artinya kuat dalam eksistensi mode iblis, kalau kau menaikkannya ke 40% atau ke 50% keatas maka itu sudah kuat dalam eksistensi mode malaikat. Baiklah, itu saja, ingatlah akan hal itu".

"Sampai kita bertemu lagi, selamat tinggal".

Hanya itu saja? Baiklah, aku mau berubah ke eksistensi iblisku kalau begitu.

Sambil tersenyum dan menaikkan beberapa persen kekuatanku menjadi 35% tanpa ada hambatan ataupun gangguan dari dalam diriku.

"Mudah sekali menaikkannya, tak ada energi kekuatan yang terasa seperti ini sebelumya, aku merasa ini menjadi lebih dan lebih besar lagi dampaknya terhadap tubuhku".

Debu-debu yang bertebaran akibat reruntuhan aula arena yang hancur. Semuanya menyatu dengan pusaran hitam yang berada di sekitarku, memutar dan melingkupi diriku menjadi sebuah bola hitam besar.

"Gah!" Suaraku yang sudah berubah dan barusan keluar dari bola hitam besar yang mengerubungi dan melindungiku.

"Wah, wah, aura tekanan apa ini? Sungguh membuatku tertarik dan ketakutan" dengan nada meledek, Nogeir sepertinya tak tahu situasi di sini.

Dia juga tidak takut? Malah sangat bagus loh.

"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa melihat dirimu karena sisa-sisa debu ini".

"Tidak apa. Karena sebentar lagi matamu itu akan kubuat tak bisa melihat lagi".

"Dan juga jangan melihat apapun lagi, karena kau tidak akan punya mata setelah pertarungan ini".

Aku langsung mendekati Nogeir dengan rasa percaya diri yang tinggi, Nogeir mendekatiku sambil masih memegang pedang panjangnya dengan erat.

"Sungguh.. membosankan"

Kata Nogeir macam tak ada suatu hal yang bisa membuatnya tertarik selain seorang cewek perawan berumur 16 tahun.

"Akan kubuat kali ini menjadi lebih menyenangkan ditambah juga menegangkan, bonus dua bukan? Bukannya malah menarik? Ayo kita mulai".

"Baiklah, itu bagus bagi ancaman seorang anak kecil macam kamu".

Dia langsung ingin menebasku dan menyambarkan pedangnya dengan cepat ke arahku.

Tentu saja, siapa yang tak kaget? Lagipula pedang sebesar itu mana mungkin bisa dibegitukan? Akan tetapi skill "Devil Instict" milikku bisa menghindarinya, tanpa masalah, tanpa melihat juga bisa.

"Sungguh menarik.." katanya masih memegang pedangnya dengan erat.

Aku langsung memotong tangan Nogeir yang memegang pedang nya dengan cepat tanpa ada suara darah yang mengalir keluar ke mana-mana.

Skill bernama "Black Demon Claw" ini juga sedikit bahaya sih, untuk pengguna dan korbannya.

"Urgh! Sialan.. raja iblis bandel ini.. tak ada cara lain selain curang macam ini ya?"

"Haha.. sudah siap untuk mati? Matilah sekarang"

Tiba-tiba seruan dari kerumunan orang-orang menjadi lebih kencang dan keras sampai membuat gendang telinga orang lain sakit, aku juga merasakan sesuatu dengan energi kekuatan yang dampaknya kemungkinan lebih besar daripada milik Nogeir. Saat kutoleh ternyata hanya cewek remaja biasa.

"Ayahanda! Jangan kalah!" Suara cewek remaja ke Nogeir.

Anaknya? Tapi kenapa kekuatannya tak sama?.

Misteri apalagi ini...

Haduh.