Pagi dini hari Audia terbangun, dan mendapati ranjang di sebelahnya kosong. Hal ini mengingatkan Audia akan perdebatan Audia dan Alvin semalam.
Perut Audia terlihat menonjol di beberapa tempat, bergantian. Anak-anaknya sepertinya sudah bangun di dalam sana. Audia mengelus permukaan yang nampak menonjol, dan merasakan tendangan di sana. Audia lantas beranjak dari kasurnya untuk mengambil wudu.
Sebelum salat, Audia membuka kunci kamarnya dan membukanya sedikit–mengintip. Biar bagaimana pun Audia sedang kesal dengan suaminya, ia tetap harus memberi kesempatan bagi suaminya untuk melakukan ibadah, bukan? Sehingga, pintu kamar mereka sengaja Audia buka sebagian, setidaknya memberitahukan Alvin, jika kamarnya tidak lagi terkunci.
Lima menit Audia menunggu suaminya masuk ke kamar, namun tidak kunjung masuk. Membuat Audia berpikir, mungkin Alvin belum bangun? Atau tidak tahu jika pintu kamarnya tidak lagi terkunci.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com