webnovel

Alana

"Tidak ada yang mudah di dunia ini, berusahalah! berjuang! Jangan cepat berpikir untuk mengakhirinya hanya karena kau leleh. Kau bisa istirahat sejenak dan lanjutkan lah kembali perjuangan mu karena pada dasarnya tidak ada perjuangan yang tak membuahkan hasil. Apa yang kau tanam itulah yang kau petik, perjuangan yang baik akan di ganti dengan hasil yang baik. -Mk.

---

-   A     L     A     N     A   -

"Gadis berparas cantik, mata besar berbinar cantik, hidung mungil mancung dengan bibir plumnya dengan perawakan pendek berisi, tak gendut juga tak kurus, pas untuk ukuran tubuhnya. Keindahan yang membuat pasang mata terkagum-kagum ditambah sikap Alana yang soft dan periang menambah kesan plus pada dirinya, membuat orang lain nyaman disisinya adalah keahliannya. Tak sedikit laki-laki tampan nan kaya raya mendekati nya namun Alana hanya memasang wajah riangnya dengan raungan hati acuh akan sang pria. Bukan jual mahal atau sok cantik namun Alana diam-diam sudah ada yang punya.

Siapa tucc? nanti kalian baca sendiri di part 3.

Alana tinggal di sebuah kos-kosan kecil di gang sempit, ia merupakan anak yatim piatu sebab kedua orangtuanya telah meninggal secara tragis dalam sebuah kecelakaan yang langsung menewaskannya ditempat, tragis memang harus kehilangan keluarganya sedari kecil bahkan ia tak ingat bagaimana bentuk dan rupa wajah ke dua orang tuanya begitupun dengan namanya, namanya yang selama ini ia gunakan "Alana" merupakan nama pemberian dari suster di panti asuhan tempat tinggalnya dulu, Alana melupakan sebagian ingatannya, itu semua disebabkan karena ia yang pada saat kejadian masih berumur sangat belia dan kepalanya yang terbentur cukup keras pada saat kecelakaan terjadi hingga menyebabkan ia melupakan separuh ingatannya. Ia hanya mengingat bagaimana tragisnya kecelakaan tersebut, melihat kakanya yang bersimbah darah sambil tangannya yang terus menggenggam tangan mungil Alana.

Alana yang sudah menginjaki usianya yang ke-18 tahun memutuskan untuk keluar dari panti asuhan dan mulai belajar hidup mandiri di luasnya perkotaan, awal-awal memanglah tak mudah apa-apa harus melakukannya sendiri, kewalahan, sulit.

Namun ia yakin dan percaya diri bahwa ia pasti akan terbiasa dan bisa hidup mandiri dan sampai lah pada usia Alana yang ke-19 tahun.

Mulai bekerja di beberapa tempat, seperti cafe, lestoran, dan kantor, bahkan bekerja di supermarket pun pernah ia jalani namun semua itu tak berlangsung lama, entah karena gajihnya yang tidak mencukupi segala keperluan Alana sampai bosnya yang kerap melecehkan dirinya dengan emeng-emeng Alana akan dipecat jika tak menurut.

Ia pun melepaskan pekerjaan tersebut, memilih untuk resign dan memperdalam pengetahuannya tentang keuangan dan bisnis dan setelah 1 tahun lamanya Alana resign ia pun kembali mulai mencari lapangan pekerjaan yang pas untuk pengetahuan yang telah ia pelajari begitu pun dengan skills-nya dengan gaji yang bisa mencangkupi kebutuhannyan sehari-hari.

Pada usia Alana yang menginjak 20 tahun ia pun memutuskan untuk melamar dan menetap bekerja di perusahaan Davidson's Company. Gaji yang lumayan besar dan pekerjaannya yang tak terlalu menguras tenaga tapi banyak menguras otak haha, tapi itu semua dijalaninya dengan baik dan teguh toh capek yang ia jalani akan membuahkan hasil berupa gaji untuk melanjutkan kelangsungan hidupannya.

Cukup jauh memang jarak antara kantor dan tempat tinggal Alana namun gajinya yang lumayan besar membuat ia harus bertahan bekerja disitu.

----

- Alana POV -

Senin, pukul 6 a.m

Sinar matahari menembus horden kos-kosan ku, membanggunkan ku dari indahnya bunga mimpi, mengingatkan ku tuk pergi bekerja kembali setelah beberapa hari ini tak masuk akibat badan ku yang kurang fit, dituntut untuk selalu siap dan sigap dalam segi hal apapun demi bisa bertahan hidup di dunia yang cukup terbilang kejam untuk seseorang seperti ku ini, menjadi seorang yatim piatu menuntut ku untuk dapat selalu bekerja keras dalam hal dan kondisi apapun.

Aku pun lekas bangun, merapihkan tempat tidurku, membersihkan diriku supaya fresh, sarapan lalu berangkat menuju tempatku bekerja. Aku ini memang lah hanya seorang lulusan SMA, sangat bersyukur dikala aku bisa mendapatkan jabatan yang layak dikantor tempat ku bekerja dengan gaji yang bisa mencangkupi kebutuhan ku sehari-hari, sesekali terlintas dalam benak ku "ingin sekali rasanya berkuliah agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih dari ini begitupun dengan gaji nya."

Menurut sebagian orang nilai bukan lah syarat menuju kesuskesan, nilai hanyalah angka! namun bukan kah angka tersebut akan memperlancar kesuksesan mu? orang mana yang mau merekrut orang tak berpengetahuan yang tak memiliki skill apapun? tidak ada kan?

Belajar itu perlu agar kau bisa menjelajahi dunia yang luas ini, namun yang paling penting dari semua ini adalah kemauan, kemauan dari dalam dirimu sendiri, percuma jika kau bertalenta dan memiliki pengetahuan yang luas jika kau malas, sia-sia.

Sesekali aku berfikir seperti itu dikala seorang mahasiswa/i lewat di depan ku, membuat ku ingin berkuliah mengambil jurusan desainer, menggambar memanglah salah satu keahlian ku, apa lagi membuat desain pakaian, sering aku menyalurkan imajinasi ku dimanapun disaat waktu ku senggang karena memang setiap aku bepergian aku selalu membaca buku kecil ku tak lupa dengan pencil pink ku. "Membuka butik, banyak artis maupun model ternama yang memakai pakaian rancanganku, menjadikan karya ku go internasional, bayangan itu menghadirkan secarik kebahagiaan tersendiri dalam diriku. Ya tapi back to realita, untuk mencangkupi kehidupan ku sehari-hari saja sudah sangat pas-pasan.

Back to work:

Aku berangkat menuju tempat ku bekerja dengan menaiki bus, berbagi ruang sempit kepada para pekerja lainnya, berdesak desakan agar mendapatkan sepeser uang untuk menyambung hidup.

Sesampainya aku di tempat kerja, aku pun langsung menyusuri kantor ku sambil sesekali menyapa para pekerja yang lewat, menaiki lift menuju lantai 3, tempat dimana aku menghabiskan sebagian waktu ku di kursi sambil berpacaran dengan komputer dan tumpukan kertas.

Aku tengah berada dimeja ku sekarang, duduk di kursi ku dan bergegas mengerjakan tugas-tugas ku yang menumpuk seperti yang sedang menyambut ku meminta untuk segera diselesaikan.

"Hei Lana, bagaimana kabar mu? kau sudah sembuh total bukan? aku sangat merindukan mu, kau tau itu kan lana? tidak ada kau di kantor beberapa hari ini membuat ku sangat bosan, tidak ada teman ngobrol, tidak ada teman istirahat, huh pokonya sangat sepi jika kau tak ada disini" Ucap bella seraya mendekatkan tubuhnya dan memeluk ku.

"Apa katamu? tidak ada teman ngobrol dan istirahat katamu? jadi selama ini kau tidak menganggap ku? kau ini buta atau tiba-tiba hilang ingatan huh? kau mau mati huh? apa kau mau kursiku mencium pipimu? (katanya sambil mengambil memegang kursi dan mengambil ancang-ancang) dan kau tidak boleh menginap di rumah ku lagi mulai saat ini!. Ucapnya lanjut.

( glup ) suara Bella menelan air liurnya karena takut pada Tania yang seperti harimau kelaparan saat ini.

"Te-tenang kan lah dirimu dulu Tania sahabat ku yang paling cantik, tadi itu aku hanya bercanda, kau tahu kau itu teman terbaik ku, paling baik, paling cantik, paling aduhay dari yang lainnya jadi biarkan lah aku menginap dirumah mu malam ini saja~ ya ya ya atau sampai aku mendapatkan kos-kosan baru" katanya sambil membuat wajah memelas.

"Kau itu menghabiskan makanan ku, sabun mandi ku, shampoo, memakai baju ku dan celana ku bahkan kau menghabiskan skincare ku!" Ucap Tania sambil melipatkan tangannya di depan dada.

"Ku ganti sepulang kerja nanti deh, dan bagaimana kalau kau ku traktir menonton film? ku dengar dengar sih ada film best seller di bioskop minggu ini, bagaimana kau mau ku traktir tidak?" Ucap Bella seraya menggoyang-goyangkan pelan bahu Tania.

"Oke." Ucap Tania singkat padat jelas.

"Oh ayolah maaf kan aku teman ku yang cantik jodohnya Zayn malik" Ucapnya sambil menguyeng-uyeng pipi Tania.

"Oh benarkah? apa menurutmu aku bisa berselingkuh dengannya?" Ucap Tania antusias. [ Yaa kadang Tania seperti wanita bodoh ]

"Hey hey lihatlah dirimu, kau kan cantik pasti bisa jika tidak pelet lah dia."

"Ah baiklah pertama-tama aku akan membeli pasport untuk peletku dulu agar bisa sampai kerumahnya"

Katakan lah mereka memang cerewet, berisik dan bodoh (terkadang), sering bertengkar bak tom n jerri tetapi aku sangat bersyukur memiliki kedua sahabat seperti mereka, mewarnai hidup ku, mengajar kan ku apa itu arti keluarga, menemani ku dalam kondisi apapun, sulit mau pun senang, mereka selalu ada di sampingku, mendukungku apapun rencana ku.

Very grateful to have best friends like them.

Ditengah kebisingan yang dibuat mereka aku dipanggil oleh sekertaris atasan ku untuk pergi keruangan bos ku, panggilan itu mampu melerai per-haluan diantara kedua teman ku itu, melihat ku dengan tatapan bertanya secara bersamaan.

Aku yang mengerti akan isyarat mereka berdua pun mengangkat ke dua bahu ku karena memang aku pun tidak tahu mengapa aku dipanggil oleh boss ku.

"Alana kamu dipanggil pak Mathhew di ruangannya"

"Okeey, terimakasih sa, aku akan segera kesana"

Aku pun bergegas ke ruangan boss ku, takut-takut di marahi karna beberapa hari ini tidak masuk dan menganggurkan semua tugas ku.

Sesampainya aku didepan pintu ruangannya aku pun mengetuk-ngetukk pintu sampai terdengar suara bariton berat yang menyuruh ku masuk.

"Masuk" ucapnya dengan suara dingin nan beratnya.

Bab berikutnya