webnovel

MAFIA And VEILED GIRL

Penulis: Anesa_mons
Perkotaan
Sedang berlangsung · 235.1K Dilihat
  • 386 Bab
    Konten
  • 5.0
    47 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

sinopsis SEMUA BOLEH BACA, TAPI INGET.. ADA RATING UMUR YANG HANYA MENGHENDAKI KAUM DEWASA! HAPPY READING... Dia.. Lucas Vantouxer. Pria dingin tanpa ampun pada siapapun yang berani mengusik ketenangannya. Kejam nan sadis pada siapapun yang berani menghianati. Mereka tak akan pernah hidup tenang jika sudah menyangkut Tuan Agung itu dalam kehidupan. Tak ada ampun bagi mereka jika sudah di seret masuk ke dalam ruangan berbau anyir nan banyak senjata api oleh para anak buah Lucas. Namun semua tetap sama, saat ia tak sengaja menolong gadis dengan pakaian tertutup tengah menghadang jalan dan perlahan masuk dalam lingkar kehidupannya. Gadis itu juga perlahan membawa pengaruh dan selalu menjadi penengah pada konflik-konfliknya. Ya.. perlahan namun pasti, entah dari mana Lucas selalu penasaran tentang gadis itu hingga gadis bermarga Waesley itu mampu membuatnya berubah. Kekejaman dan kearoganan yang selalu ia tampakkan perlahan memudar seiring berjalannya waktu. Mengikuti kata hati seperti yang pernah gadis itu katakan padanya. “kau harus mengikuti kata hatimu jika ingin hidup tanpa beban, Mr. Luc.” - Mrs. Waesley.

tagar
4 tagar
Chapter 11. Perusahaan Vantouxer

Dalam ruangan yang sangat besar bernuansa serba putih bersih. Seseorang masuk begitu saja ke dalamnya. Ia yakin tuan besar nan agungnya telah menunggu laporan terbaru darinya. Ya ... dia salah satu tangan kanan tuan terbesar dan tersukses di negeri paman sam ini. Ditangannya juga sudah ia siapkan beberapa berkas dan satu IPad canggih yang akan memperlancar laporannya.

"Tuan, perusahaan Champion Group's milik Tuan Robert Smith sudah bangkrut. Semua karyawannya kini tengah melakukan aksi demo di depan gedungnya. Tuan Robert sendiri melarikan diri ke Argentina," lapor Harry pada seorang pria muda yang tengah duduk di kursi putar menghadap jendela kaca.

Pria itu tersenyum simpul dibalik wajah dingin dan rahang mengetat. Tangan kanannya itu memang tak pernah mengecewakannya.

"Bagus, Harry. Tenang saja ... tuan tua bangka itu sebentar lagi akan mengemis minta bantuan padaku," ucapnya bangga tanpa berbalik pada pria tangan kanannya Yang masih setia berdiri tegak di belakangnya.

Harry mengangguk. Tuannya memang tak akan memberi ampun bagi siapa saja yang mencoba menghalanginya. Dan tuan bernama Robert itu telah salah karna ingin berurusan dengan tuannya. Alhasil, dia sendiri yang kesusahan sekarang.

"Iya, Tuan," sahut Harry lantas menaruh map dengan beberapa berkas itu di atas meja kerja tuannya lalu kembali pada posisinya. Berdiri tegak di belakang kursi yang telah disusun rapi di ruangan serba putih ini.

Pria muda itu melirik arloji mahalnya. Pukul 18:35.

Saatnya pulang.

Kling!

Harry segera melihat IPad canggihnya yang baru saja berbunyi. Matanya auto fokus pada layar yang menampilkan seseorang di ruangan gelap dengan pencahayaan lilin ditangannya tengah berjalan dengan perlahan.

Harry tersenyum melihatnya. Salah satu mangsa tuannya menghampiri kandang kematian tanpa dipaksa dan itu sudah biasa terjadi di dalam pola kehidupan yang ia jalani beberapa tahun terakhir bersama tuan itu.

"Tuan, sepertinya ada yang ingin bertemu denganmu. Ia ada di salah satu rumah eksekusi," lapor Harry sembari mematikan layar IPadnya. Ia memandang tuannya dengan senyum yang mengandung maksud kemenangan di sana. Astaga ... ia selalu begitu ketika musuh tuannya sadar diri akan kesalahannya. Itu lebih memudahkan pekerjaannya. Lebih baik bukan?

Pria muda itu akhirnya berdiri dari kursi putarnya. Tak lupa smirk yang selalu menghiasi wajah tampan yang ia miliki lantas menoleh pada Harry.

"Benarkah? Apa secepat itu?" tanyanya dengan menaikkan satu alisnya. Tak percaya dengan ucapan Harry tentang seseorang yang tak lama sudah berani menghianatinya. Ia benci penghianatan!

Sekali lagi, IA BENCI PENGHIANATAN!

"Iya, Tuan."

"Baiklah, mari bersenang-senang sebelum pulang," ujarnya penuh semangat sembari satu tangannya menarik jas hitam yang menggantung di samping meja kerjanya lantas mulai melangkah keluar dengan Harry yang mengikuti di belakangnya.

"Selamat malam, Tuan," sapa beberapa orang berjas hitam rapi yang melihat tuan besar mereka sedang berjalan di depan mereka dengan Harry di belakangnya.

Itu sudah menjadi kebiasaan para karyawan yang bekerja di perusahaan ternama di negeri spesial ini. Meski pada akhirnya Tuan mereka tak akan membalas sapaan atau senyum yang mereka sunggingkan khusus. Namun itu adalah bentuk penghormatan seorang karyawan kepada atasannya. Jadi, bukan masalah besar untuk mereka tak mendapatkan balasan mengigat tuannya memang tipikal orang yang dingin dan tak tersentuh. Tetapi begitu, mereka sebagai karyawan sangat bersyukur bisa dipekerjakan di sini yang mayoritas dari mereka adalah orang pilihan dan terbaik diantara yang terbaik.

Pria itu hanya menatap datar para karyawannya tanpa ada niat sedikitpun untuk membalas sapaan atau senyum yang mereka tampakkan. Ia terus berjalan angkuh tanpa ada seorangpun yang berani menghadang jalannya. Memangnya siapa yang berani melawan tuan muda besar sepertinya? Sementara Harry yang di belakangnya juga sama. Menatap datar mereka dalam diamnya dan terus mengikuti langkah tuannya.

Mobil berwarna hitam legam berhenti tepat di depan Harry dan tuannya. Di dalamnya sudah ada seseorang yang memang ditugaskan khusus untuk menyetir mobil pribadi tuan agung tetapi sangat dingin ini.

Harry segera membukakan pintu bagian penumpang untuk tuannya bisa cepat masuk lalu menutupnya setelah melihat tuannya benar-benar sudah duduk santai di dalamnya. Ia juga segera masuk ke bagian depan, tepat di samping pria yang kini menatapnya jengah. Astaga! Kenapa tuhan sangat jahat telah mempertemukannya dengan pria bodoh ini.

"Jangan menatapku seperti itu atau kucukil mata besarmu, David!" ujar Harry yang sudah sangat bosan melihat pemandangan seperti itu setiap ia masuk ke dalam mobil tuannya. Benarkan, tuhan memang sangat baik padanya.

"I don't care," balas David tak acuh lalu kembali memfokuskan pandangan untuk segera melajukan mobilnya. Ia tak mau tuannya menunggu lama dan hasilnya ia juga yang kena omelan Harry.

Harry melihat tuannya lewat spion kaca kecil di dalam mobil. Tuannya tak melakukan apapun selain menatap pemandangan di luar mobil yang terus melaju. Ia lantas kembali fokus ke depan. Menatap jalan di depan sana dengan David di sampingnya yang fokus menyetir.

"Dimana Mike dan Erix?"

Harry sontak menoleh ke belakang. Tepat saat tuannya baru saja menanyakan orang kepercayaannya yang lain.

Mike, satu orang kepercayaan tuannya yang bertugas mengamankan apapun. Berkaitan dengan computer yang meretas semua aktivitas tuannya yang tak akan diketahui orang lain, bahkan polisi ataupun aparat lain yang bertugas sebagai pengaman jalan tak akan tau keberadaan tuannya. Itu kecerdasan yang dimiliki Mike hingga tuan besarnya sangat mempercayai semua kegiatannya. Dan Mike tak akan menghianati siapapun yang mempekerjakannya karna dia tipikal orang yang sangat setia pada tuannya. Itu bagus bukan?

Erix, satu lagi orang kepercayaan yang bertugas di markas tuannya. Ia yang meng-handle semua kegiatan anak buah tuannya di markas. Ia juga yang mengurus jual beli barang-barang terlarang pada klien tuannya yang tersebar diberbagai kota dan negara. Untuk masalah keamanan pengiriman, tentu Mike yang membantu melenyapkan jejak kapal dan transportasi lain yang digunakan oleh Erix.

Dan Harry, dia adalah satu orang yang mencakup beberapa anak buah kepercayaan tuannya dalam bertugas. Ia bisa melakukan semuanya tanpa bantuan orang lain. Tapi itu dulu sebelum tuannya mempekerjakan Mike, Erix dan David sekaligus. Ia sempat bertanya kenapa tuannya mempekerjakan mereka? Ia pikir ia akan dipecat dan dibuang tuannya begitu saja setelah mereka dipekerjakan. Namun nyatanya tuannya menjawab 'itu lebih baik dari pada aku melihatmu dalam kesusahan sendiri. Bukankah itu akan mempermudah tugasmu?' Astaga ... ternyata tuannya sangat perhatian padanya.

"Mike baru saja meretas jejak Erix setelah mengirim barang ke Afrika, Tuan," lapor Harry setelah melihat detail kemana dua orang itu sekarang dilayar IPad-nya.

Pria muda dingin itu kembali mengarahkan pandangannya ke luar kaca mobil. Dimana setiap kanan kiri jalan terdapat pepohonan yang menjulang tinggi dengan daun-daun yang berguguran di tanah. Ia hanya menatap datar pemandangan yang tersaji. Itu lebih baik dari pada melihat kedua anak buahnya yang memiliki wajah menyedihkan. Ah, apa ini musim gugur? Kenapa ia baru tau setelah agak lama menatap keluar?

Mobil masih melaju cepat di jalan yang amat sepi ini. Ya ... mereka akan pergi ke gubuk kecil dimana tempat kumuh itu digunakan sebagai salah satu rumah eksekusi yang didatangi seseorang itu. Ah ... pria muda itu sudah tak sabar untuk segera menemui tamunya. Ia akan bersenang-senang dengan melukai setiap inci tubuh tamunya. Itu menyenangkan tapi juga membosankan. Menyenangkan karna ia akan memberi hukuman pada siapa saja orang yang berani menghianatinya dan juga membosankan karna ia selalu menemukan seorang penghianat di dalam hidupnya. Menyebalkan!

Anda Mungkin Juga Menyukai

Pernikahan Sementara

Arsyilla Ayunda, gadis menawan yang baru berusia 17 tahun. Gadis itu baru merasakan yang namanya masa puber. Ya … dia telat merasakan puber karena sifatnya yang terlalu kekanakkan, tapi tidak manja. Lagi senang-senangnya mengenal cinta, Cia (panggilan akrabnya) harus menerima kenyataan pahit, almarhum kakeknya yang telah meninggal beberapa tahun silam meninggalkan wasiat yang membuatnya ingin hilang dari muka bumi. Wasiat gila itu berisikan tentang perjodohannya dengan seorang pria yang memiliki selisih usia sepuluh tahun darinya (udah pasti si pria yang lebih tua). Bahkan perjodohan itu sudah terjadi saat dirinya masih menjadi benih dalam kandungan sang ibu. Sialnya lagi ‘situa bangka’ (julukkan Cia untuk pria yang dijodohkan dengannya) itu adalah guru sekaligus kepala sekolahnya. "Saya, nggak mau nikah sama BAPAK!” "Kamu pikir Saya mau?" "Kalau gitu ngomong dong! Jangan diem aja kayak ban kehabisan angin." "Saya tidak mau membuang energi, tidak merubah apapun." * Mahardhika Addhipratma Sanjaya, pria berusia 27 tahun, memiliki wajah tampan dan tubuh sempurna. Pria berkepribadian dingin itu di paksa menikah dengan remaja labil, cucu dari sahabat kakeknya. Bisakah dia menjalani perjodohan ini? Mampukah dia bertahan demi tujuan tersembunyinya? Lalu bagaimana dengan Cia? Bisakah gadis itu melewati cobaan ini dengan waras? Gadis barbar itu menganggap kisah hidupnya seperti sinetron azab. Dimana dirinya terkena karma karena terlalu sering berganti pacar. 'Oh, Tuhan! Bisakah Engkau membuatku menjadi zigot lagi?’ jerit batin Cia. Nikmati kisah mereka yang akan membuat kalian tertawa, menangis, sedih dan juga bahagia. Pastinya baper parah ....

Ardhaharyani_9027 · Perkotaan
4.9
638 Chs

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
1016 Chs
Indeks
Jilid 1

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru

DUKUNG