webnovel

Bertemu Orang Tua Kandung

Ulrica yang masih dalam keadaan pingsan, ternyata mengalami sesuatu di alam bawah sadarnya. Dia berada di sebuah tempat yang berbentuk istana.

"Ini tempat apa?" Ulrica mengamati keadaan sekitarnya sampai berputar-putar.

Di sana, Ulrica melihat sepasang suami istri yang sudah nampak berumur. Pakaian mereka pun begitu mewah layaknya pakaian raja dan ratu.

Mereka berdiri tempat di depan pintu istana yang berada di hadapannya. Ulrica bingung kenapa dia di hadapkan dengan raja dan ratu itu.

Tiba-tiba saja raja dan ratu itu berjalan menghampiri Ulrica. Setibanya mereka di hadapan Ulrica, mereka berdua langsung memeluknya dengan erat.

"Putriku, kau sudah besar, sekarang! Kau sangat cantik seperti Ibundamu!" ujar sang raja yang berada dipelukan Ulrica.

"Ulrica, Ibunda dan Ayahanda sangat merindukan dirimu! Syukurlah kamu hidup dengan baik! Ibunda dan Ayahanda tidak menyangka jika bisa bertemu denganmu kembali," sambung sang ratu yang juga berbicara dalam pelukan mereka.

Ulrica semakin bingung dengan keadaan itu. Ia tidak mengerti kenapa aja dan ratu itu memeluknya dan bisa mengetahui namanya.

Dan yang membuatnya semakin bingung adalah mereka menyebut dirinya Ibunda dan Ayahanda yang mana artinya mereka adalah orang tua Ulrica.

Ulrica yang tidak paham dengan kondisi ini pun langsung melepas pelukan mereka berdua. Ia pun akhirnya berbicara.

"Siapa kalian berdua? Kenapa kalian menyebut diri kalian Ibunda dan Ayahanda? Apakah kalian salah mengenali orang sebagai Putri kalian?" kejar Ulrica yang melontarkan beberapa pertanyaan.

Raja dan ratu pun tersenyum mendengar pertanyaan Ulrica. Lalu mereka mencoba untuk menjelaskan identitas asli Ulrica.

Raja menceritakan pada Ulrica bagaimana mereka bisa berakhir seperti sekarang ini. Mulai dari peperangan sampai saat di mana Ulrica harus dipindahkan ke dunia lain.

Ulrica yang mendengarnya tentu ragu karena sebelumnya tidak ada yang pernah menceritakan hal itu sama sekali pada dirinya.

Bahkan orang tua yang saat ini mengasuhnya dan bersamanya pun juga tak menyinggung apapun mengenai raja dan ratu yang ada di hadapannya itu.

"Jadi, kamu adalah penerus tahta Ayahanda satu-satunya! Dan karena kamu sudah beranjak dewasa, tak lama lagi identitas aslimu akan terbongkar," cara sang raja panjang dan lebar menceritakan asal-usul sang Putri.

"Jadi Ulrica, kamu harus selalu berhati-hati pada bangsa vampir karena jika mereka tahu kamu masih hidup, kehidupanmu akan terancam! Dan kami berdua tidak ingin kamu mengalami nasib yang sama dengan kami yang mati dengan tragis," sambung sang ratu.

Ulrica merasa jika cerita ini semakin tidak masuk akal dan hanya seperti sebuah dongeng. Kemudian Ulrica pun membantah perkataan mereka berdua.

"Jika kalian berdua benar-benar orang tuaku, kenapa orang tuaku yang sekarang tidak memberitahu identitas asli kalian? Lalu jika aku benar-benar ratu serigala, kenapa aku tidak pernah merasakan tanda-tanda apapun bahkan di saat bulan purnama. Dan lagi sebenarnya apa yang diincar bangsa vampir dariku? Aku tidak memiliki apapun dan bahkan aku sekarang hanya seorang manusia biasa tidak seperti kalian berdua," cerocos Ulrica panjang dan lebar mencoba membantahnya.

Karena Ulrica sudah semakin sulit percaya pada raja dan ratu, maka mereka hanya memiliki satu hal untuk membuat Ulrica mempercayainya.

Raja yang menyerahkan giok itu pada Ulrica yang sekarang menjadi anting di telinganya pun langsung menyentuhnya. Kemudian anting giok itu bersinar dengan terang.

"Eh? Ada apa ini? Kenapa antingku menyala?" Ulrica bingung dan terus mengamati kedua antingnya.

Setelah anting giok itu bersinar muncullah keadaan di masa lalu yang sesuai dengan cerita raja dan ratu. Saat di mana pembantaian besar-besaran terjadi.

Ulrica yang melihatnya tak kuasa menahan kesedihan karena bangsa vampir yang sangat brutal dan membabi buta.

Dan saat sampai di bagian di mana salah satu meninggalkan putrinya di sebuah rumah, rumah itu sangat mirip dengan rumah yang ditinggali oleh Ulrica saat ini.

Serta anting giok pemberian raja pada sang Putri juga sangat mirip dengan miliknya. Hal ini membuat Ulrica merasa mungkin raja dan ratu memang orang tuanya.

Akhirnya setelah sinar anting giok itu padam rekaman itu pun langsung menghilang. Raja pun bertanya pada sang Putri.

"Bagaimana sekarang? Apakah kamu sudah percaya pada kami berdua? Kami minta maaf karena tidak bisa membesarkanmu dengan baik dan malah meninggalkanmu bersama dengan orang lain. Tetapi kami berdua melakukan itu karena kami tidak bisa melihatmu mati dengan tragis bersama dengan kami berdua," bicara saja panjang dan lebar sampai menitikkan air mata.

Ulrica juga tak puasa menahan matanya dan langsung memeluk mereka berdua. Ulrica menangis jadinya diperlukan kedua orang tuanya.

"Ayahanda, Ibunda, maafkan Ulrica! Ulrica anak yang tidak berbakti dan anak durhaka," rengek Ulrica memohon ampunan.

"Tidak apa-apa, Putriku! Asalkan kami bersedia menerima kami, kami sudah sangat senang," jawab sang raja.

Ulrica pun melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. Kemudian ia bertanya pada raja dan ratu kenapa mereka baru bisa mengunjungi dirinya sekarang.

Lalu sang raja menjawab jika mereka berdua tidak memiliki kesempatan banyak untuk bertemu dengan Ulrica karena alam mereka yang sudah berbeda.

Namun jika Ulrica sedang berada dalam bahaya, mereka berdua baru mendapat izin untuk bertemu dengan Ulrica. Dan sekarang ini mereka menemui Putri mereka karena Putri mereka sedang terancam.

"Ulrica, dengarkan Ayahanda! Saat ini di sekitarmu beberapa kaum kita masih tersisa dan telah menunggu kemunculanmu untuk memimpin mereka kembali dan membalaskan dendam! Ayahanda harap, kamu bisa mempertahankan giok itu dan juga membangun kerajaan kita kembali!" ucap raja dengan serius.

"Benar, Ulrica! Mereka juga akan melindungimu dari marabahaya, terutama Anthoni! Dia yang akan selalu berada di sisimu karena dia yang kelak akan menjadi suamimu!" sambung sang ratu.

"Apa?! Anthoni?! Maksud Ibunda, Anthoni adalah..."

"Benar! Dia sama seperti kita yang seorang manusia serigala. Dia sudah berpuluh tahun menantikan kemunculanmu sampai dia rela menyamar menjadi orang yang bodoh hanya untuk menemukan dirimu! Di bawah kepemimpinannya, dia sudah mengumpulkan beberapa klan kita yang tersisa dan mendiami suatu lokasi yang tak diketahui oleh bangsa vampir! Mereka sudah mengerahkan seluruh kekuatan untuk melakukan balas dendam dan hanya menunggu kembalinya Ratu mereka!" jawab sang ratu menjelaskan.

Ulrica tidak menyangka jika dia akan memikul beban yang berat seperti ini. Namun iya juga tidak rela melihat kaum mereka dibabat habis dengan kejam oleh bangsa vampir.

Dan tekad Ulrica muncul untuk melaksanakan apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya itu. Ia terjadi jika ia akan menjadi Ratu yang baik.

"Ayahanda, Ibunda! Ulrica berjanji untuk melindungi rakyat dan juga ini dengan baik! Ulrica juga akan membalaskan dendam kaum kita yang telah dibabat habis sebelumnya!"

TBC...