Tapi, saat hitungan ke seratus, Ara tak melihat gadis kecil yang tadi berbincang dengannya. Bahkan, dalam seratus detik, ia sudah berpindah tempat malahan.
"Embak, gak lihat anak kecil yang di samping saya?" tanya Ara, sambil menunjuk sisi sampingnya.
"Dari tadi, gak ada siapa-siapa di sini, Kak. Saya cuman liat, Kakak aja." jawabnya dengan sopan. "Bukankah, Kakak pacarnya dokter Sammy?" ucap perawat tersebut.
"Dokter Sammy?" ucap Ara tidak mengerti.
"Iya, dokter yang selalu jaga Kakak, waktu Kakak koma. Tapi, Kakak kenapa jam segini ada di sini?" tanyanya selidik.
"Oh, ekh, saya lagi pengen keluar kamar sebentar. Penat di sana." Ara memberikan alasan.
"Saya antar kembali ke kamar ya, Kak?"
"Boleh, terima kasih, Sus?" ucap Ara sambil beranjak dari kursi.
Sepanjang perjalanan ke dalam kamar, Ara memikirkan tentang percakapannya, dengan Ara kecil. Bagaimaba bisa, dia tiba-tiba hilang begitu. "Apa jangan-jangan?" batin Ara sampai bergidik ngeri.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com