Semoga bukan Ara yang selalu diceritakan oleh kak Juna ke Dito selama ini.
Bun, Ara benar tercipta buat Dewa bukan sih?
Karna terkadang, bayangan masa lalu suka terlintas di otak Dewa, jika sedang fokus memikirkan Ara akhir-akhir ini.
Padahal, berada di dekat Ara itu sangat membahagiakan hati Dewa, bun.
Semua hal yang Dewa lihat di diri Ara itu sangat indah, bun.
Bahkan sikapnya yang ceroboh pun, Dewa sangat menyukainya.
Tapi, perasaan Dewa ini beneran ada atau hanya ilusi sih, bun.
Tok tok tok
"Mas Dewa? Ada tamu mas?"
"Siapa mbok?"
"Mbak Dewita, mas."
Dewita? ngapain dia ke sini sendirian?
"Iya mbok sebentar, Dewa bentar lagi turun."
"Baik mas."
Gue bergegas keluar kamar menuju ruang tamu untuk menemui Dewita di sana.
"Hai Wit?"
"Hai Wa."
"Tumben ke sini sendirian?"
"Ada yang mau gue tanyain, Wa."
"Apa?"
"Dito udah punya pacar belum?"
"Lu ke sini, cuman mau nanyain itu? kan lewat chat atau telfon bisa Wit?"
"Pengen tahu langsung Wa."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com