4 BERITA MENGGEMPARKAN

Dari kejauhan, nampak seorang laki-laki dengan seragam penuh besi di tubuhnya, membawa sebuah pedang armor dengan tingkat level sedang untuk prajurit di tangan kanannya, dan juga sebuah tameng di tangan kirinya, lengkap dengan jubah berwarna merah bata yang ia kenakan.

Lelaki itu berdiri di seberang jalan Ibu Kota Oriana, tepat di depan sebuah toko kue yang sangat terkenal, dirinya tahu bahwa Tuan Muda Duke sedang ada di sana bersama dengan pelayan pribadinya.

Ia pun langsung melambai ke-arah pelayan pribadi Tuan Muda saat tau bahwa mata mereka saling berpapasan dari jarak yang lumayan jauh. Saat itulah Audrey yang melihat hal itu merasa sangat shock, karena mengetahui prajurit suruhan Keluarga Duke ada di sana, ia pasti membawa kabar yang sangat penting.

Audrey kemudian berbisik pada Tuan Muda Duke setelah sedikit basa-basi dengan pelayan di toko kue, "Tuan, permisi sebentar, aku akan segera kembali," pamit Audrey, ia kemudian keluar dari toko kue tersebut.

Audrey merasa lega, dirinya tertolong oleh pelayan di toko tersebut, jika tidak begitu maka habislah dia ditanyai oleh pria bermata Moonstone yang sedang ada bersamanya, dan juga dia pasti tidak akan bisa keluar dari sana untuk menemui prajurit suruhan keluarga Duke di seberang jalan. Bagaimana caranya dia akan menjelaskan informasi apa yang baru saja ia terima, dirinya takut itu akan mengganggu aktivitas majikannya.

Tak lama setelah Audrey, pelayan pribadi Tuan Muda Duke menerima informasi, ia lantas kembali masuk ke dalam toko kue terkenal se-Ibu Kota, dan berpamitan kepada si pelayan toko bahwa ini sudah saatnya mereka meninggalkan pusat Ibu kota Oriana.

"Terima kasih, Tuan. Silahkan datang lagi lain kali," kata-kata yang khas untuk menarik pelanggan kembali lagi kemari.

Diperjalanan menuju ke kediaman Lady Ilona, di dalam kereta kuda Keluarga Duke, Pelayan pribadinya terus saja melamun, wajahnya terlihat tidak begitu fokus setelah pergi dari toko kue itu.

"Apakah ada yang mengganggu pikiranmu? Audrey, kau tidak seperti biasanya," ucap Tuan Muda Duke.

Terkejut, "apa? Aku baik-baik saja, seperti yang Tuan lihat," mengelak.

"Bicaralah seperti biasa, kenapa tidak mau memberitahukan masalahmu padaku."

"Terima kasih, Tuan. Kau memang baik sekali, padahal aku hanya pelayannmu."

Tuan Muda Duke hanya diam saja, dia tidak menanggapi pelayannya itu, saat Audrey ingin angkat bicara namun, dirinya terlihat ragu-ragu ingin memberitahukan sesuatu ini kepada Tuan Muda-nya.

"Bagaimana cara ku mengatakannya kepada Tuan Muda?" dalam hatinya gelisah.

***

Sementara itu, di kediaman sebuah Keluarga Bangsawan yang turut ikut andil dalam berbagai kepentingan di Kerajaan, Lady Ilona Josephine La Marion, anak kedua dari Keluarga Count Marion. Ia baru saja tiba dari tempat latihan memanahnya, dengan menggunakan kereta kuda keluarganya dia tiba di depan Mansion yang cukup megah yang terletak di ujung Ibu Kota Oriana.

"Nona Ilona Josephine, dari mana saja Anda? Kenapa baru pulang sore ini."

Kepala pelayan Count Marion sudah menanti dirinya sejak dari kemarin namun, rupanya anak kedua Count itu baru saja pulang sekarang.

Dengan santai dirinya menjawab, dia baru saja pergi dari tempat latihan pribadinya. Namun, nampaknya Kepala pelayan tidak percaya dengan apa yang ia ucapkan. Bagaimana bisa seorang Lady yang akan bertemu dengan calon tunangannya, baru pulang setelah pergi dari kemarin siang.

"Apakah Nona tahu sore ini Tuan Muda Duke akan datang berkunjung kemari?!"

Masa bodoh, anak kedua keluarga Count itu pergi masuk begitu saja, dia sudah muak mendengar ceramah dari Kepala pelayan keluarganya.

"Dia itu pelayan atau orang tua-ku sih?!" Kesal di dalam hatinya, "lagi pula, Tuan Muda Duke tidak akan datang kemari, paling pelayan pribadinya yang datang, dan membawakan kue cantik untukku seperti biasa, membuatku muak saja."

"N-nona, tidakkah Anda bersiap-siap? Aku akan menyiapkan air mandi untukmu, lalu riaslah dirimu secantik mungkin," pelayan pribadi gadis itu merasa gelisah, dia berfirasat bahwa Tuan Muda Duke bisa saja datang kemari.

"Roxana, tidak usah pedulikan aku, biasa saja. Tidak akan ada yang berkunjung kemari."

Padahal jauh beberapa kilo meter lagi, kereta kuda Keluarga Duke akan mencapai Mansion Keluarga Count Marion.

***

Sementara itu ditempat lain, di sebuah ruangan kerja, terdapat seorang pria berbaju lengkap dengan seragam Kerajaan yang ia kenakan disana, mendapatkan sebuah kabar yang mengejutkan dari mata-mata Istana. Kabar itu juga yang di dapatkan oleh pelayan pribadi Tuan Muda Duke, Audrey melalui prajurit Keluarga majikannya.

Mata-mata tersebut berkata demikian pada pria yang tepat berada di depannya, dengan posisi badan hormat, ia berlutut di sebuah lantai yang amat mengkilap, "laporan penting, Tuan Puteri Duke, Lady Ophelia telah di temukan."

***

"T-tidak mungkin, ini kabar yang sangat bagus," dalam hati pelayan pribadi Tuan Muda Duke, Audrey, saat mengetahui hal ini di Pusat Ibu Kota Oriana.

***

Begitu pula dengan reaksi yang di dapat dari seorang pria di sebuah ruang kerja pribadinya, "aku sangat bahagia mendengar kabar ini darimu, jika sampai kau berbohong, maka bersiap saja lidahmu akan ku potong."

***

Dan sejak saat itu sampai dalam perjalanan ke Mansion Keluarga Count Marion, pelayan pribadi Tuan Muda Duke terus memikirkan informasi yang ia dapat di pusat Ibu Kota tadi.

Di dalam kereta kuda keluarga Duke,

Pelayan pribadi Tuan Muda itu telah berpikir cukup lama untuk mengatakan hal ini, sebelum mereka benar-benar sampai di kediaman Count Marion, lebih baik Audrey mengatakannya dengan lebih cepat sekarang.

"Sebenarnya, Tuan. Aku ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting, akan tetapi mungkin akan membuat jadwalmu terganggu hari ini," ragu-ragu.

Melirik pelayan pribadinya sedikit, "katakan saja," dengan cueknya Tuan Muda Duke menyuruh Audrey untuk bicara.

"Aku mendapatkan sebuah kabar dari prajurit suruhan keluarga, bahwa Nona Ophelia telah ditemukan. Di duga dirinya sedang bersama dengan mantan seorang Penyihir Kerajaan, Athena, dan satu orang lagi dari suku ras Serigala di Hutan terlarang, Meadow."

"Apa katamu? Jangan bercanda," suasana hatinya cemas mengingat Ophelia telah hilang selama satu minggu.

"Aku tidak bercanda, Tuan. Aku baru saja mendapat kabar bahwa Nona baik-baik saja, namun agaknya ada sedikit kerusakkan di kepalanya."

Tuan Muda Duke menatap tajam pelayan pribadinya, tatapan yang amat kejam seperti pembunuh, aura hitam memancar di sekitar tubuhnya, "apa yang baru saja kau katakan? Kerusakkan?! Jangan main-main."

"T-tidak, Tuan Muda Duke. Maafkan aku telah lancang mengatakan hal yang tidak pasti di hadapanmu," membungkukkan badannya, Audrey tidak berani menatap mata majikannya itu.

Waktu berlalu, kereta kuda keluarga Duke telah mencapai Mansion keluarga Count Marion. Seketika itu percakapan antara Tuan dan pelayan pribadi pun terhenti, keluar dari kereta kuda wajah keduanya terlihat serius saat memasuki Mansion.

"Selamat datang, Tuan Muda Duke."

Lelaki bermata Moonstone itu tidak membalas sepatah kata pun, dan pergi begitu saja disusul oleh pelayan pribadi yang ada di belakangnya.

Saat itulah puteri kedua keluarga Count Marion, Ilona Josephine belum melakukan apapun dan masih mengenakan seragam berlatih memanahnya. Pelayan pribadi gadis itu lantas merasa panik, Nona yang ia asuh tidak segera bersiap-siap dan hanya berbaring di ranjang tempatnya ia beristirahat.

"N-nona, Tuan Muda Duke telah sampai, tidakkah Nona berganti pakaian?" merasa khawatir.

"Biarkan saja," ucapnya.

"Apa maksud Nona biarkan saja? Jika Tuan Besar tau... Aku akan dapat masalah, Nona."

Bangun dari tempatnya berbaring, "kau yang kena masalah, bukan aku, kan?" menatap kebawah.

"Y-ya? Tentu saja Nona juga akan kena masalah, oleh karena itu setidaknya berganti pakaian saja," memaksa.

"Aku tidak mau," tolaknya dengan tegas.

Pelayan pribadi anak kedua keluarga Marion merasa sangat frustasi, bagaimana bisa seorang Lady bersikap seperti ini.

"Nona, sebaiknya Nona cepatlah turun, jangan sampai membuat Tuan Muda Duke menunggu terlalu lama."

Bersikap cuek, dirinya lantas pergi ke ruang tunggu keluarganya hanya dengan menggunakan pakaian seadanya. Terlihat Tuan Muda Duke tengah duduk disana bersama pelayan pribadinya yang tengah berdiri di sampingnya.

"Maaf telah membuatmu menunggu, Tuan," memberikan hormat, anak kedua Count Marion mencoba untuk menyembunyikan ekspresi malasnya.

Tuan Muda Duke hanya menatap dari sofa tempat dirinya menunggu, "aku membawakan kue untukmu," melirik Audrey untuk menyuruhnya memberikan hadiah kecil itu pada Ilona.

"Terima kasih atas hadiah yang Tuan berikan padaku," gadis dengan rambut berwarna Hitam itu lantas membuka kotak yang ada di depannya. "Aku sangat suka dengn kuenya," Tuan Muda Duke tidak mengatakan apapun.

"Tunggulah sebentar, pelayan sedang mengambilkan teh untuk kita bedua."

Dan saat itu juga pria dengan rambut merah menyala seperti api, dan mata berwarna Moonstone menolak tawaran yang diberikan padanya.

"Tidak usah, aku kesini hanya untuk memberikan kue ini padamu," berdiri, "aku pamit, semoga harimu menyenangkan, Lady," mencium punggung tangan gadis itu kemudian pergi.

Setelah sampai di halaman Mansion, Tuan Muda Duke tidak langsung masuk ke kereta kuda, namun, ia menyuruh pelayan pribadinya untuk segera mencari informasi tambahan mengenai Ophelia, gadis yang telah ia sebutkan namanya tadi. Apa yang dia maksud dengan sebuah "Kerusakkan?" Hal itu sangat mengganggu pikirannya.

avataravatar
Bab berikutnya