Reiji meremas ponsel milik Yuji dan membantingnya di kasur.
"Bang Yuji juga bodoh! Kenapa tidak membawa ponsel, hah?! Jika saja Bang Yuji bawa ponsel itu, pasti Rei bisa melacak keberadaan Bang Yuji!" kesal Reiji sambil mengomel-ngomeli benda mati itu. Reiji butuh seseorang untuk disalahkan. Ia tidak bisa baik-baik saja jika sendirian seperti ini.
Reiji duduk sambil memeluk lutut di lantai. Ia menangis tergugu, seperti biasanya.
Tiba-tiba ponsel Reiji berdering. Reiji segera meraihnya, berharap yang menghubungi itu adalah Papa atau Mama atau malah Siji mungkin.
Bibir Reiji langsung cemberut ketika yang tertera di layar ponselnya adalah nomor yang tidak dikenalnya. Jangan-jangan itu orang iseng lagi, kalau tidak pasti telpon mama minta pulsa seperti waktu itu.
Reiji kecewa dan langsung membanting ponselnya di kasur setelah menolak panggilan itu.
Reiji kembali duduk memeluk lutut sambil membenamkan wajah di antar kedua lutut.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com