webnovel

Konspirasi Rasa Cinta

Umum
Sedang berlangsung · 11.4K Dilihat
  • 3 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

Rifki adalah seorang remaja polos yang tinggal di sebuah desa di kaki bukit. Rutinitas dari seorang Rifki sebagai anak desa adalah membantu orang tua bekerja, sekolah dan sesekali bermain bersama temannya. Menjadi anak desa yang bisa merasakan sebuah pendidikan, membuatnya memiliki banyak mimpi. Salah satunya adalah menjadi seorang ahli mesin dan dia harus ke ibu kota untuk itu. Melanjutkan kuliah di ibu kota menjadi langkah awal dan motivasi besar baginya untuk lebih keras dan rajin membantu pekerjaan orang tuanya. Hingga akhirnya, ia berhasil untuk melakukannya. Meski harus mencipta jarak dari orang tua dan kampung halaman, tekadnya sudah bulat. Hingga akhirnya ia berangkat ke ibu kota. Di kota makassar sebagai ibu kota provinsi sulawesi selatan, kota besar yang memiliki sekelumit masalah sosial mampu di taklukkan olehnya. Hal itu, tak lepas dari peran dari kedua teman sekampung sekalaigus sahabatnya sejak kecil. Ia mampu menaklukkan ibu kota dengan masuk di salah satu Universitas ternama, mendapatkan perestasi dan beasiswa. Hal itu berjalan sangat baik dan sesuai dengan harapan selama dua tahun pertamanya. Sebelum seorang kekasih datang dalam kehidupannya lalu memberinya sekelumit cerita yang kadang kala tidak mampu ia pahami, kenapa semua itu terjadi. Cat; "Kisahnya tersaji di runutnya halaman-halaman berikutnya. Selamat membaca dan jangan lupa meninggalkan jejak anda di kolom komentar atau vote. Dan jika berkenan dan merasa bahwa tulisan ini layak baca, silahkan share ke kerabat, teman dan sahabat anda. Terima kasih."

Chapter 1MIMPI (Mencapai Puncak)

Sabtu pagi yang sangat murung. Cahaya matahari terhalang awan hitam dan kabut pagi. Burung-burung bersenandung di sebalik dedaunan yang rimbun. Masih sangat pagi untuk melakukan aktivitas dan masih sangat awal untuk menentukan hal apa saja yang harus di lakukan untuk mengisi hari ini. Pagi di kaki bukit lompo bantang, sama dengan pagi-pagi sebelumnya dalam hidupku. Setelah memberi makan untuk ternak peliharaan orang tua. Maka aku harus bergegas bersiap kesekolah untuk mengikuti pembelajaran.

Tahun ini adalah tahun terakhirku di sekolah menengah atas (SMA). Tidak ada yang berarti dalam hidupku. Tidak ada yang mampu di ceritakan sebagai pembangkit gairah hidup. Sampai hari ini, aku masih menjalani setiap detik waktuku dengan peliharaan orang tuaku dan bekerja di kebun. Tidak ada kisah romansa remaja dalam detak waktu hidupku. Aku adalah remaja berusia tujuh belas tahun yang sangat sibuk dengan pekerjaan. Bagiku, dengan bekerja di usia muda akan mengajarkan aku untuk melakukan banyak hal nantinya. Akan memberiku pengalaman bekerja yang cukup untuk bisa membantuku kelak, ketika aku telah dewasa. Bukankah"Rajin pangkal Pandai dan sukses", begitulah bunyi pepatah itu, yang aku yakini benar.

Aku anak desa di sebuah pelosok desa. Desa-Ku bukannya tidak indah, hingga aku harus berpimpi untuk dapat bisa hidup dengan nyaman di perkotaan atau di kota-kota besar. Aku sering mendengar cerita yang menarik di luar sana dari tetangga atau sanak keluarga yang kembali dari perantauannya di kota-kota besar. Aku ingin melihat gedung yang tinggi, aku ingin merasakan naik kereta Api, Pesawat maupun Kapal laut. Karena transportasi itu tidak ada di desaku. Aku bisa tahu betapa panjangnya kereta api dari gambar-gambar di buku pelajaran, bentuk kapal terbang seperti burung dan kapal laut yang terbuat dari bongkahan besi namun mampu mengapung di lautan. "Entah bagaimana merakitnya?" itu lah salah satu pertanyaan di kepalaku ketika memperhatikan gambar-gambar transportasi tersebut.

Aku suka belajar. Aku jarang bermain dengan anak-anak sebaya di desaku. Karena itu aku tidak memiliki kenangan indah, seperti yang di ceritakan di buku-buku cerita dan film-film di televisi. Meski aku ingin, hal tersebut akan sulit bagiku. Karena selain belajar, waktuku tersita untuk merawat tanaman di kebun dan binatang peliharaan orang tuaku. Dan aku sangat menikmatinya. Apa lagi saat-saat memandikan kerbau di sungai dan memberinya makan. Sangat menarik melihat mereka bertumbuh dan membesar. Meski pada akhirnya, aku harus merelakannya untuk kemuadian di jual demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga kami. Mungkin karena dari kecil aku yang selalu merawat dan memiliki waktu yang lama untuk bersama dengan kerbau-kerbau itu aku akhirnya merasa kasihan melihatnya di sembeli. Tapi, pada akhirnya aku menyadari bahwa begitulah tugas mereka. Binatang-binatang yang bisa di sembelih dan di konsumsi dagingnya, mereka hanya di tugaskan sebagai pelengkap dan memenuhi kebutuhan manusia di dunia. Mungkin begitulah kodrat di ciptakannya. Wallahu alam.

Aku sudah berdiri di depan cermIn. Mencoba merapikan kancing baju dan rambutku yang mulai memanjang. Lalu menantap mataku yang penuh tanda tanya akan hari esok. Kemanakah arah hidupku? Apakah esok, aku mampu meraih mimpiku? Setidaknya, aku sedang mengusahakannya saat ini, dengan rajin belajar, bekerja dikebun dan rajin bersekolah. Semuanya telah kuserahkan pada pemilik hidup ini. Segalanya, biarlah menjadi rahasianya. Dan aku hanya perlu sedikit berusaha dan terus berusaha meraih mimpi-mimpi itu. Hingga kelak aku harus pergi, maka aku akan pergi dan jika tidak, maka aku harus tinggal lalu melanjutkan hidup seperti biasanya. Aku sudah sangat siap untuk berangkat kesekolah hari ini.

***

Sekarang aku telah berada di sekolah. Tidak begitu jauh sekolah ini dari rumah. Hanya sekitar lima kilo meter. Tepatnya, berada di kampung sebelah. Aku membersihkan kelas, setibaku tadi pagi. Dan sekarang aku sedang makan siang di kantin. Aku berangkat kesekolah dengan sepeda motor. Aku mendapatkan sepeda motor itu dari orang tua-Ku, sebagai hadiah dari kerajinanku membantu mereka. Harganya, sebanding dengan seekor kerbau. Lagi pula, dengan adanya sepeda motor tersebut. Maka aku akan mudah untuk berangkat ke kebun, bekerja.

Kadang, aku berjalan-berjalan ke bukit di dekat kebun. Untuk sekedar melepas lelah dan menenangkan diri. Aku tidak pernah sampai ke puncaknya. DeTapi, pemandangan yang dapat kulihat. Sangat luar biasa indahnya. Aku selalu ingin ke puncaknya. Tapi, sulit bagiku untuk menemukan jalan. Dan juga, tenagaku yang tersisa dari bekerja di kebun, tidak cukup dan melelahkan-Ku. Mungkin suatu hari nanti, aku akan bisa mencapai puncaknya. Ya, Mungkin nanti! Mungkin jika aku telah beranjak dewasa, aku mampu mendaki ke puncaknya.

"Hai ka Rifki" seseorang menegur. Aku berbalik dan mendapati seorang siswi dari kelas sebelas. Dia adik kelasku. Aku sempat membantunya saat motornya mogok di jalan. Namanya Windi.

" Halo. Ada apa Windi? " aku tersenyum kepadanya.

" Ngak apa-apa kak. Cuman mau makan saja sama teman-teman"

"Ohh... Silahkan. " aku mempersilahkan mereka untuk duduk di meja yang kosong.

"Terima kasih kak." aku hanya tersenyum padanya.

Windi, nama yang indah. Berbanding lurus dengan wajahnya yang jelita. Beruntung, laki-laki yang menjadi kekasihnya. Anaknya juga baik dan sopan. Sungguh wanita pujaan para lelaki. Mungkin termasuk aku juga. Tapi, entahlah! Aku hanya ingin memikirkan mimpiku. Dan memikirkan Windi sebagai teman saja. Semoga setelah lulus dari sekolah ini, aku mendapat kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas terbaik di kota Makassar. Tepatnya mendapat kesempatan untuk mempelajari Teknik mesin. Aku ingin sekali, suatu saat mampu membuat Pesawat, Kereta Api dan Kapal laut. Bagiku, itu sangat menarik. Semoga, orang tuaku, memberi izin nantinya. Semoga aku mampu mencapai mimpiku.

***

Hari berlalu, minggu berganti. Dua bulan yang lalu, adalah waktu yang paling padat akan aktivitas. Aku harus belajar, menjaga ternak, membantu orang tua di kebun dan mengikuti ujian akhir sekolah. Sungguh melelahkan bagiku. Dan hari ini, aku akan berangkat ke makassar untuk mempersiapkan ujian masuk Universitas. Aku tidak sendirian, ada dua orang teman yang menemaniku. Mereka sama denganku, ingin melakukan hal yang sama denganku. Aku yakin, bahwa mereka memiliki mimpi yang sama denganku. Mereka ingin lulus dalam ujian lalu menjadi Mahasiswa di Univeraitas tersebut. Kami harus bersaing dan berkompetisi dalam hal itu. Hanya saja, kami berjanji untuk tidak mempermasalahkannya. Jika bisa dan jika ada kesempatan, kami ingin saling membantu dalam ujian masuk Universitas nantinya. Biar bagaimanapun, kami adalah teman dan dari desa serta memiliki mimpi yang sama. Bekerja sama jauh lebih menguntungkan, daripada harus melakukannya sendiri. Melakukan sendiri akan merepotkan dan memerlukan tenaga yang ekstra.

Nama dari kedua temanku adalah Muhammad Fikri dan Dani Irawan. Semenjak kecil kami telah berteman. Hanya saja, aku tidak begitu sering ikut bermain dengan mereka. Karena harus menjaga ternak dan membantu orang tua bekerja di kebun. Hanya, di beberapa kesempatan kami bermain bersama. Jika mereka datang ke rumah atau ikut denganku memandikan ternak di sungai. Kami bermain sambil mandi di sungai tersebut. Selebihnya, mereka kadang meyebrang ke kampung sebelah untuk bermain bersama anak-anak di sana. Sampai usia remajaku ini, hal tersebut yang berlaku. Namun kali ini, kami di hadapkan dalam situasi yang sama. Dan jika kami lulus nantinya atau di terima di sebuah Univeraitas yang sama. Mungkin kami, mempunyai waktu yang banyak untuk bersama. Aku akan membayar waktu kebersamaan kami yang terbatas selama ini. Biar bagaimanapun dari mereka jugalah aku belajar untuk bermimpi dan meraih mimpi tersebut. Pembicaraan kami pada waktu istirahat di sekolah, selalu berkaitan tentang mimpi hidup di kota serta kuliah dan bekerja di sana. Kata mereka, aku harus keluar dari tempurung yang mengekang pergerakan dan cara berpikirku. Aku harus melihat dunia luas, memiliki pengalaman dan teman yang banyak. Kata mereka lagi, dunia ini luas dan sangat beraneka ragam. Aku tidak akan pernah tahu itu semua, jika saya hanya tinggal di kampung saja selama-lamanya. Dan aku merasakan itu. Walau bagaimanapun, aku juga manusia biasa. Akan ada titik-titik dalam proses hidupku yang menghadirkan kebosanan serta keinginan untuk mengetahui serta merasakan kehidupan yang berbeda dan jauh lebih baik. Dalam hati kadang berontak untuk bebas dari segala aktivitas yang ku lakukan di kampung. Ada banyak masa-masa indah yang harus aku korbankan. Aku juga butuh main, butuh teman, dan butuh kebebasan. Aku kini menuju kehidupan tersebut. Dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku harus sukses nantinya dan membuat orang tuaku bangga serta tidak menyesal memberiku peluang ini.

"Puncak dari bermimpi adalah berusaha menjadikannya nyata. Puncak mimpi sendiri adalah sukses. Dan puncak dari sukses adalah prestasi. Lalu prestasi tak memiliki sekat, batas dan keadaan yang kukuh, melainkan suksea dapat di lakukan dalam bentuk apa saja, kapanpun dan di manapun. Sukses atau berprestasilah pada apapun yang kamu lakukan! Selamat menjalani kehidupan baru kalian"

Aku membuka catatan itu lagi. Sudah berkali-kali aku baca. Dan berkali-kali aku mendapatkan dorongan kuat dari dalam diriku untuk mencapai mimpi-mimpiku. Aku mencatat potongan pidato dari wali kelasku saat acara kelulusan. Biar bagaimanapun, aku sangat suka dengan kata-kata motivasinya ini dan mungkin aku akan membutuhkannya dalam perjalanan ini. Perjalanan menuju kota Makassar, kota sejuta mimpi bagi anak kampung sepertiku.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Saya Membangunkan Suami Disabilitas Saya di Malam Pernikahan!

# 1V1 # KASIH SAYANG YANG TUMBUH SEIRING WAKTU Ibu tiri Shi Qian menjebaknya dan memaksanya menikah dengan seorang pria yang koma. Ada tiga hal bagus tentang pria itu. Dia kaya, tampan... dan tidak bisa bangun! Fu Sinian, yang sudah koma lebih dari tiga tahun, terbangun dan menemukan bahwa ia tiba-tiba memiliki istri. Istri kecilnya itu putih, cantik, dan memiliki kaki panjang. "Jika kau tidak mencintaiku, aku tidak membutuhkanmu!" kata Fu Sinian dan dengan dingin melemparkan surat perceraian.***Tidak lama kemudian, Shi Qian yang terkenal tertangkap kamera di mobil mewah Fu Sinian. Fu Sinian mengklarifikasi hal ini dan berkata, “Nyonya Shi dan saya saling kenal.” Netizens: “Hanya saling kenal? Mereka berdua diantar di mobil yang sama! Kami menunggu kalian menampar kami dengan kata-kata kalian, Tuan Muda Fu! Sembilan juta penggemar menonton dan menunggu!” Tak lama setelah itu, Shi Qian yang populer di kalangan itu sekali lagi tertangkap kamera masuk ke hotel bersamaan dengan Fu Sinian dan baru keluar setelah tiga hari. Fu Sinian mengklarifikasi lagi, “Nyonya Shi dan saya tidak memiliki hubungan seperti itu. Kami tidak pacaran.” Netizens: “Tuan Fu pasti gagal dalam pengejarannya! Jika ada gadis yang tidak bisa diatasi Tuan Muda Fu di dunia ini, itu pasti dewi mereka, Shi Qian!” Tiga puluh juta penggemar terus makan jagung dan menonton dramanya! Kemudian, Shi Qian yang memiliki dua ratus juta penggemar, mengalami mual di pagi hari saat di acara penghargaan Aktris Terbaik! Fu Sinian berjalan ke panggung dengan perlahan dan memeluk pinggang Shi Qian sambil berkata, “Terima kasih atas perhatian semua orang. Nyonya Fu hamil anak kami yang kedua!” Semua dua ratus juta penggemar bingung. Shi Qian yang cantik hamil anak keduanya? Mereka menonton drama itu terungkap sepanjang jalan! Kapan mereka ketinggalan?

Wisps of blue smoke · Umum
Peringkat tidak cukup
507 Chs

Sang Pewaris Sejati adalah Orang Besar yang Sebenarnya

Orang besar yang dulunya, Ying Zijin, bangun suatu hari sebagai putri yang hilang dari keluarga Ying, yang telah menghilang selama lima belas tahun. Keluarga Ying segera mengadopsi anak lain untuk menggantikannya. Setelah kembali ke keluarga kaya raya, semua orang mengejeknya karena tidak secerdas, sekapabel, sebijaksana, dan seanggun putri palsu. Orang tuanya menganggapnya sebagai noda di keluarga dan memperingatkan dia untuk tidak berharap bisa menjadi nyonya di keluarga. Mereka bilang dia harus bersyukur bisa menjadi anak asuh, jika tidak mereka akan mengirimnya pergi. Ying Zijin: "Saya akan pergi. Tidak usah diantar." Sementara keluarga Ying merayakan dengan sukacita dan yang lainnya menunggu untuk melihat pewaris yang sebenarnya mempermalukan dirinya sendiri, tokoh berpengaruh dari berbagai bidang mulai bertindak. Idola papan atas dengan penggemar paling berpengaruh berkata, "Nona Ying, cukup beritahu saya jika Anda memerlukan sesuatu." Ahli waris monopoli ekonomi global berkata, "Keluarga Ying? Apa itu? Bos, kita hapus saja mereka?" Seniman bela diri nomor satu di negara ini bertanya, "Siapa yang berani mengganggu tuan saya?" Remaja jenius dengan IQ 228 berkata, "Itu saudara perempuan saya." Seorang pria dengan penampilan yang sangat menggoda tersenyum sinis dan santai, berkata, "Baiklah, panggil aku kakak ipar." Tokoh-tokoh berpengaruh itu bingung. Ketika identitas sejati pewaris yang sebenarnya dipulihkan, itu menyebabkan sensasi di internet. Keluarga Ying menjadi gila dan berlutut, menangis dan memohon dia untuk kembali. Keluarga berkuasa internasional berkata, "Maaf, izinkan saya memperkenalkannya. Ini adalah pewaris kami yang sebenarnya." Terlahir Kembali sebagai raja, melakukan comeback yang kuat dan melancarkan serangan balik!

Qing Qian · Umum
Peringkat tidak cukup
396 Chs

Saya Tergoda untuk Menikah Setelah Gagal Memikat Si Penguasa Tiran

#TERAPI #MEMANJAKANISTRI #KERASKEPALA Sang Qianqian, putri tertua dari Keluarga Sang, berusia delapan belas tahun ketika dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Shen Hanyu. "Aku cinta kamu, Shen Hanyu." "Tapi aku tidak," balas Shen Hanyu tanpa ampun, setiap katanya tegas. "Tidak sekarang, tidak selamanya." Marah, putri orang kaya itu merencanakan balas dendam terhadap Shen Hanyu tapi entah bagaimana dia menemukan bahwa akhirnya dia akan menjadi seorang yang kejam, tirani, dan berkuasa yang akan menghancurkan keluarganya! Kebenciannya terhadapnya melonjak, tapi setelah dia pergi, dia merindukan Sang Qianqian secara gila, yang sekarang menjalani kehidupan bebas setelah pindah jauh dan memalsukan kematiannya. Tiba-tiba, dia mendengar kabar bahwa Shen Hanyu, sekarang seorang taipan dan tampaknya lebih gila, telah menggali kuburnya dan sekarang sedang mencarinya. Terkejut, dia segera mengemas barang-barangnya untuk melarikan diri lagi... hanya untuk menemukan pria itu sendiri berdiri di luar pintunya, bernafas melalui gigi yang terkatup, "Kabur lagi? Coba saja." Mengetahui bahwa pelarian itu sia-sia, Sang Qianqian mengubah pendekatannya dan mencoba memikat untuk keluar dari situasi berbahaya, hanya untuk gagal dan akhirnya menyerahkan diri. Bertahun-tahun kemudian, menyadari dia telah ditipu, Sang Qianqiang melemparkan kertas-kertas perceraian di hadapan Shen Hanyu. "Aku ingin cerai!" Shen Hanyu hanya menariknya ke dalam pelukannya dan mendekat untuk mencium. Setelah beberapa saat, dia melepaskannya dan bertanya serak, "Masih mau cerai?" Dibuat linglung oleh ciuman itu, Sang Qianqian bergumam, "T-Tidak..." "Kalau begitu panggil aku sayang." "S-Sayang..." Shen Hanyu mengangguk puas. "Pandai. "

Little Tower of Blossoms · Umum
Peringkat tidak cukup
498 Chs

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
WoW! Anda akan menjadi peninjau pertama jika meninggalkan ulasan sekarang

DUKUNG