Selesai mandi besar aku mengambil mukena dan berkata pelan, "Aku akan tidur bersama si kembar." Mas Gama, yang sebelumnya duduk di pinggir kasur dengan kepala menunduk, tampak bingung, mendadak dia berdiri dan menyusulku. Memeluk tubuhku dari belakang, kembali mencium pucuk kepalaku dan mengucap maaf berkali-kali. Percuma saja! Tak akan mengubah apa pun.
Tapi aku bergeming, diam saja, mematung. Aku tahu, ini harus segera diselesaikan. Cepat atau lambat, hanya masalah waktu saja sebelum rumah tangga kami berubah menjadi neraka. Bagiku, bagi Mas Gama dan bagi anak kembar kami, Mulyadi dan Mulyana.
Akhirnya Mas Gama mengalah dia menuruti permintaanku aku tak mau dimadu, perempuan mana sih yang mau dimadu , Jika dia Jujur dari lubuk hatinya pasti dia akan menjawab ingin menjadi satu-satunya The One and Only.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com