webnovel

Kencan Buta yang Bikin Bingung

Penulis: Elysia_Noir
Sejarah
Sedang berlangsung · 2.4K Dilihat
  • 20 Bab
    Konten
  • peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Zara, cewek yang udah muak banget dengan kencan buta, akhirnya memutuskan untuk coba lagi. Tapi, kencan kali ini beda banget. Bukannya ketemu cowok keren dan romantis, dia malah bertemu Dylan—cowok santai yang lebih suka ngomongin kopi daripada tentang hubungan serius. Tapi entah kenapa, ada sesuatu yang bikin Zara makin penasaran. Sifat Dylan yang chill dan misterius bikin dia bingung, apalagi sikapnya yang kadang datar banget. Tapi, siapa sangka, pertemuan mereka yang canggung malah bikin cerita jadi seru banget! Akan seperti apa hubungan mereka yang penuh tawa, salah paham, dan pastinya, drama? Apakah akhirnya Zara bakal jatuh cinta atau malah ketawa terus sepanjang waktu?

Chapter 1Bab 1: Kencan Buta yang Tak Terduga

Zara mengeluh pelan sambil melihat layar ponselnya. "Kenapa ya, semua kencan buta itu selalu gagal total?" gumamnya dalam hati.

Semua teman-temannya bilang, "Coba deh ikut kencan buta, seru, lo bisa ketemu banyak orang baru!" Ya, mungkin mereka benar, tapi Zara yakin itu cuma omong kosong. Kencan buta itu sudah jadi ajang kegagalan sejak pertama kali dia mencobanya. Dulu, ada yang suka banget sama kopi hitam, eh ternyata malah alergi. Ada juga yang katanya "pecinta alam", tapi setelah bertemu, dia lebih tertarik sama gadget daripada pemandangan alam. Benar-benar kisah tragis.

Tapi kali ini, entah kenapa, dia merasa sedikit lebih optimis. Mungkin karena temannya, Lia, yang ngotot banget buat mendaftarkannya.

"Zara, kali ini beda! Si Dylan ini bukan tipe cowok yang kayak yang biasa kamu temuin, deh! Pasti bakal seru," kata Lia, yang udah nyuruh Zara daftar ke acara kencan buta itu.

Dylan. Nama yang biasa aja sih, tapi mungkin bisa jadi lebih menarik setelah mereka ketemu langsung. Zara gak banyak berharap, sih. Kalau jadi kenal, ya bagus. Kalau enggak, yaudah, balik lagi ke rutinitas.

Ketika tiba di kafe yang udah disepakati, Zara langsung lihat sekeliling. Bisa ditebak, tempat ini penuh dengan orang-orang yang kelihatan berusaha terlihat lebih kece dari kenyataan. Zara berjalan pelan, mencari sosok yang dimaksud. Di tengah keramaian itu, matanya akhirnya tertuju pada seorang pria yang duduk santai di pojokan, tampaknya menunggu.

Dia langsung mengenali Dylan dari foto profil yang Lia kirim. Cowok dengan rambut agak acak-acakan, hoodie abu-abu, dan celana jeans kusam. Kesannya sih santai banget, kayak orang yang gak peduli dengan penampilan, tapi entah kenapa malah bikin Zara penasaran.

Dia mendekat, dan sebelum bisa menyapa, Dylan yang lagi fokus mainin ponselnya, ngangkat kepala dan tersenyum. Tapi senyumnya itu nggak yang manis, kayak senyum orang yang baru nemuin wifi gratis. Aneh, tapi somehow charming.

"Zara, ya?" katanya santai, sambil berdiri dan nunjukkan tempat duduk di hadapannya. "Ayo, duduk. Kita pesen apa? Ada kopi, teh, es krim… ah, terserah deh."

Zara, yang biasa banget dengan cowok-cowok yang selalu punya percakapan formal dan terstruktur, langsung ngerasa kaget dengan sikap Dylan yang bener-bener santai kayak nggak ada beban. Awalnya dia bingung, tapi akhirnya dia duduk juga.

"Eh, iya, halo. Gimana… kencan butanya? Menarik banget ya?" Zara mencoba membuka percakapan, meskipun merasa canggung.

Dylan cuma nyengir. "Ya, seru sih. Gimana? Lo ngerasa canggung juga nggak?"

Zara cuma bisa ketawa kecil. "Canggung banget."

Dylan mengangguk, matanya mulai bercahaya sedikit. "Tapi kadang canggung itu jadi lucu, kan?"

Zara nyengir. "Iya, sih. Canggung itu bisa jadi bahan cerita yang seru banget, kan? Kayak gini aja. Kita nggak tahu harus ngomong apa."

Dylan ngetawain candaan Zara, dan mereka berdua langsung masuk ke dalam percakapan yang lebih ringan. Ternyata, selain sikap santainya, Dylan juga cukup pintar bercanda dan nggak terasa kaku. Selama beberapa menit, Zara merasa kayak ngobrol dengan temannya sendiri, bukan orang yang baru pertama kali dia temui.

Lama-lama, mereka makin seru ngobrolnya, ketawa bareng, dan bahkan Zara ngerasa nyaman banget. Ternyata, kencan buta kali ini beda banget. Gak kayak yang sebelumnya, yang semuanya kaku dan awkward. Dylan, meskipun gak punya penampilan yang wah, punya cara untuk bikin Zara ngerasa rileks.

Namun, saat mereka mulai ngobrol lebih jauh, Dylan tiba-tiba berhenti sejenak, dan menatapnya serius.

"Zara, ada satu hal yang gue mau kasih tau lo," katanya.

Zara ngeliatin Dylan bingung. "Apa tuh?"

Dylan langsung ngedeketin wajahnya, tapi bukan untuk yang kayak dramatis gitu. Cuma, dia kayak lagi berpikir keras.

"Ternyata, kencan buta itu gak cuma soal ketemu orang baru. Tapi juga soal nyari teman yang bisa jadi support system yang lo butuhin."

Zara makin bingung. "Hah? Maksudnya?"

Dylan cuma ketawa sambil ngelus rambutnya yang sedikit acak-acakan. "Pokoknya, lo bakal tahu nanti. Gue janji deh."

Zara gak ngerti maksud Dylan, tapi entah kenapa ada sesuatu yang menarik. Sesuatu yang bikin dia ngerasa, "Gue pengen tahu lebih banyak."

Anda Mungkin Juga Menyukai

My Dearest, Adhitya

Jika seorang playboy ditakdir untuk jatuh cinta kepada dua wanita terbaik dalam kisah hidupnya, siapa yang akan ia pilih? Wanita yang selalu ia anggap sebagai adik, atau wanita yang sudah lama menjadi sahabatnya? --- "Seorang playboy juga bisa patah hati," lanjut Adhitya disela senyumannya. "Mungkin perasaanku pada Vanie juga sesaat sama seperti ketika mendambakan dirimu. Tapi kau menolakku berkali-kali dan aku sudah merasa cukup patah hati." Adhitya sudah gila rupanya. Adhitya miliknya. Sahabatnya. Impian masa depannya. Adhitya yang sekarang berbalik menyerang perasaannya dengan mengatakan mencintai wanita lain yang adalah adiknya sendiri. "Aku menginginkan Vanie sekarang. Ia tidak pernah membuatku merasa menjadi seorang playboy. Ia selalu membuatku merasa percaya diri untuk mendapatkan dirimu yang pada kenyataannya kau tidak berhasil kusanding," lanjut Adhitya. "Tapi aku memang sayang padanya dari awal. Dan kurasa..." Adhitya menarik wajah Zera tinggi-tinggi karena wanita itu sudah menunjukkan reaksi patah hatinya. "kalau aku bicara lebih banyak lagi itu akan melukaimu. Memintamu menjadi kekasih bohonganku adalah kesalahan ya?" Zera memaksakan senyumannya untuk terbit. Hanya saja sekarang ia terlihat seperti sedang menyengir. "Aku jadi tahu bagaimana rasanya menjadi kekasihmu walau tidak sungguh-sungguh menjadi kekasihmu." Kekehan Adhitya menghentikan senyuman Zera karena sekarang wanita itu menjadi tersipu. "Kau tidak akan mencintaiku kalau berpura-pura menjadi kekasihku, 'kan?" "Aku sudah mencintaimu, Adhitya."

Aurelia_Chrissy · Sejarah
Peringkat tidak cukup
10 Chs

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
WoW! Anda akan menjadi peninjau pertama jika meninggalkan ulasan sekarang

DUKUNG