webnovel

Jodoh dan Takdir

Penulis: Ayyana_Haoren
Perkotaan
Sedang berlangsung · 64.1K Dilihat
  • 25 Bab
    Konten
  • peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

menikahi kekasih sodara kembar, tentu bukan pilihan. Namun apa daya saat tuhan malah menakdirkan Adila menikah dengan kekasih sodara kembarku sendiri. Adila saat itu benar-benar terjebak dengan permintaan terakhir kakanya sendiri, begitu juga Fadhil. Alhasil Adila dan Fadhil menikah tepat di hadapan Aira di detik-detik terakhirnya menghembuskan napas terakhir. Akankah pernikahan mereka berakhir bahagia, ataukah hanya pernikahan yang bersifat sementara.

tagar
6 tagar
Chapter 1bab 01 awal mula

Adila mawardi, anak ke dua dari dua bersodara. Dan kakak perempuannya Aira mawardi, lebih tepatnya Sodara kembar Adila.

Yah Mereka adalah gadis kembar yang terlahir dari rahim yang sama hanya selang beberapa menit. Namun Aira lebih dulu lahir di bandingkan Adila.

Merekapun mempunyai kemiripan yang sama persis dari wajah, tinggi, berat badan semua sama. Hanya beberapa Sifat dan Hobi Mereka yang berbeda, Aira dengan sikapnya yang keibuan dan selalu mengalah sedangkan Adila orang yang sedikit cerewet dan selalu ingin memang sendiri. Ada satu lagi yang bisa membedakan Mereka berdua Aira selalu mengenakan hijab sedangkan Adila tidak.

Orang bilang punya kembaran itu menyenangkan, Begitupun Adila dan Aira. Mereka selalu saling melengkapi satu sama lain. Mereka juga tentu saling menyayangi dan mengasihi dari kecil sampe dewasa.

Bahkan sejak kecil Aira begitu memanjakan Adiknya, meski mereka seumuran tapi sikap Aira jauh lebih dewasa di banding Adila. Apapun yang Adila minta Aira selalu mengabulkannya. Tapi Aira tidak pernah meminta apapun pada Adila . Sekalipun sebuah permohonan.

Di antara mereka berdua yang lebih sering mencurahkan isi hati(curhat) adalah Adila. Sedangkan Aira lebih suka memendamnya sendiri. Termasuk masalah percintaannya.

Jadi apapun keluhan Adila. Aira selalu mengetahuinya. Karna Adila tidak bisa menyembunyikan masalah seujung kuku pun, pada Aira.

Sesekali Aira pernah membawa kekasihnya namun Adila tidak pernah melihatnya secara langsung karna memang jadwal mereka berbeda, Adila dan Aira mempunya kesibukan berbeda. Yah intinya mereka berdua sangat sibuk, hanya malam yang bisa menyatukan sodara kembar itu.

Aira juga pernah sesekali memperlihatkan Photo kekasihnya pada Adila, begitupun sebaliknya.

Siapa yang sangka tidak ada angin, badai, dan tidak ada hujan. Tiba-tiba saja, lelaki yang pernah di lihat Adila melalu galery photo handpone Aira, secara mendadak harus menikah dengan Adila, siapa lagi yang aku maksud kalo bukan dengan kekasih kakaku sendiri, Aira.

Yah ,Aira meminta Adila untuk menikah dengan kekasihnya saat detik-detik Aira menghembuskan napas terakhir. Dengan nada memohon dan penuh dengan deraian air mata Aira berkali-kali memohon. Ini adalah permintaan terakhir Aira. Entah kenapa Aira yakin aku bakalan bahagia dengan kekasihnya. Yang jelas-jelas aku tidak kenal dan cintai sama sekali.

Bagaimana mungkin aku bahagia mengenalnya saja tidak, apalagi mencintainya. Tapi entah kenapa dengan bodohnya Adila pun, menerima permohonan terakhir Aira.

"aku akan mengabulkan permohonan terakhir adila, tapi pernikahan ini untuk sementara. Karna aku mempunya kekasih yang amat aku cintai,"gumam Adila.

******

Flashback.

Pagi ini keluarga Mawardi begitu di sibukan dengan persiapan pernikahan Aira dan Fadli.

Terpancar jelas di wajah Aira kalo dia begitu bahagia dengan hari spesial ini. Bagaimana tidak Hari ini Aira begitu Canti, bukan hanya cantik, tapi Aira bak bidadati yang turun dari langit, wajah bersih, putih tubuh semampai di tambah balutan gaun muslimah yang dirinya kenakan, begitu sempurna di lihat.

Sekekali Aira menatap wajahnya di pantulan cermin, seperti tidak percaya kalo momen yang di tunggu-tunggunya sejak lama akan terlaksana.

Aira memang menunggu moment sakral ini sejak lama, jadi wajar kalo dia begitu bahagia.

"Sayang kamu dimana?" Acara ijab kobul aira akan di mulai sebentar lagi,"tanya Adila sembari memegangi telepon, yang di tempel ketelinganya.

"Sayang, maaf tiba-tiba Ada proyek yang harus aku selesaikan terlebih dahulu. Tapi aku janji malam ini pasti akan datang di acara resepsi Aira." ucap satya di sebrang sana.

Yah Adila dan kekasihnya Satya sedang melakukan panggilan telepon, karna Satya sedari tadi tidak datang mangkannya Adila menghubungi kekasihnya.

" Hemm, kamu selalu saja seperti itu,"ucap adila seketika memutuskan panggilan Teleponnya krna kesal.

"Sebel banget selalu seperti in. Membuat janji tapi sering tidak di tepati,"grutu Adila merasa kesal dan kecewa.

"Dilaaa...!"panggil Rosali, yang tak lain ibu Adila dan Aira.

Seketika adilapun menghampiri Ibunya.

"Mom, kebiasaan deh. Panggil aku adila bukan dila. Kebiasaan deh!" Ujar adila dengan memperlihatkan ekspresi tidak senang.

"Hemm, kumat deh kebule-bulean nyah,"sela Aira yang berada di tengah-tengah adila dan mamahnya.

"Kenapa sih anak ini, heran deh dari kecil mamah itu panggil kamu dila begitupun dengan Aira selalu manggil ira. Apa salahnya coba."tegas Rossali

"Tapi tidak untuk sekarang mom, aku udah dewasa bukan anak kecil lagi," ujar Adila.

"Bagi mamah, kalian tetap putri kecilku, dan sampai kapanpun,"tegas rossali.

"Ya sudahlah, terserah mom, percuma juga ngomong sama momi. Gak akan kelar-kelar sampe ujung timurpun,"grutu Adila menyilangkan tangannya tepat di dada.

Aira mendengar ucapan adiknya hanya bisa tersenyum, karna memang sikap Adila seperti itu. Selalu senang mencari keributan saat bertemu tapi kalo tidak ada selalu di cari. Itulah sosok Adila.

Rosali mengajari mereka dengan memanggilnya mamah dan daddy sedari kecil. Entah kenapa Adila engan menyebutnya mamah, dia selalu memanggil momih dan dan daddy sedangkan Aira memanggi ibunya, mamah seperti yang di ajarkannya. Begitulah Adila yang sedikit keras kepala.

"Jadi momi mau apa panggiku?"tanya Adila

"Liat itu, udah jam berapa ini. Kakakmu udah mau ijab kabul. Dari tadi mamah perhatiin kamu malah asik dengan ponselmu. Mangkannya mamah panggil kamu," ucap rossali menujuk jam dinding.

Seketika adila menoleh ke arah jam dinding lalu beraling menatap kaka dan ibunya. Adila hanya melempari dengan senyuman.

"Maaf, hehehe,"ucap Adila melempati senyuman manisnya, pada Kaka dan Ibunya.

" ya udah ayok berangkat sekarang.,"ajak Rossali.

"Sini Aira aku bantu,"ujar Adila membantu Aira berdiri. Karna Aira sudah berbalut gaun pengangin yang begitu panjang, sampe menutupi tubuhnya. Jadi sedikit kesulitan untuk berdiri dan melangkah.

"Pelan-pelan sayang,"ucap Rosali pada kedua anak-anaknya.

"Daddy di mana mom? Kenapa aku tidak melihatnya."tanyaAdila.

"Yah jelas Daddy sudah ada di masjid tempat ijab kabul akan dilaksanakan, daddy juga bilang tadi sama mama, katanya dedy calon mempelai lelaki udah mau sampai. Sebaiknya kita harus bergegas ke sana sekarang juga." Ujar rosali.

Kini Adila dan Aira pun memasuki Mobil yang sudah di siapakan sedangkan Ibunya memakai mobil yang berbeda bersama sanak sodara yang lain. Mobil kamipun berbondong-bondong menuju tempat yang sudah di tentukan.

" Aawww sakit bangett dil,"ucap Aira seketika memegang dada bagian kiri.

"Ya ampun Ra, gimana ini. Coba tarik napas perlahan Ra,"ucap Adila sedikit panik.

Aira dari kecil memang mempunyai kelainan jantung. jantung yang lemah sehingga dia tidak bisa beraktifitas terlalu capek atau stres dan juga kaget. Entah kenap kini Aira merasakan sakit kembali. Mungkin ini karna beberap hari terakhir ini, Aira kelelahan mempersiapkan pernikahannya.

Kini Aira pun mencoba mengatur ulang napasnya secara perlahan.

"Ra minum dulu ini,"Adila menyodorkan air mineral dan membantu Aira untuk meneguk secara perlahan.

"Gimana, udah baiakan?"tanya Adila menatap wajah Aira yang sedikit berubah.

"Hemm,"saut Aira lalu menganggukan kepalanya.

Tak lama mobil yang kami tumpangipun mulai terparkir di depan masjid yang akan menjadi saksi bisu perhelatan janji suci antara Aira dan Fadhil.

"Ra turun perlahan," ucap Adila membantu Aira turun dari mobil. Dan disusul rombongan keluarga Aira yang lain. Sedangkan keluarga fadhil sudah duduk rapih di dalam masjid dan menyambut kedatangan Aira, sebagai mempelai wanita.

"Dila, semuanya liatin kita,"ucap Aira sebari berjalan perlahan memasuki tempat ijab, dengan di tuntun Adila dan mamahnya.

"Bukan kita, tapi kamu ra,"tegas Adila.

"Mah, kenapa aku merasa takut seperti ini,"ujar aira memegang erat tangan adila dan mamahnya.

"Iya mamah juga dulu gitu Ra. Tapi kamu harus tetap tenang. Insya Allah akan berjalan lancar,"ucap rosali

Perlahan langkah Airapun semakin dekat dengan Fadhil. Kini fadhilpun melempat senyumannya pada Aira, sedangkan Aira hanya merunduk malu karna semua orang terus memandanginya.

Perlahan Fadhil menyambut Aira untuk duduk di sebelahnya karna ijab kabul segera di langsungkan.

Selang beberapa menit, setelah acara pembukaan dan lain sebagainya, acara ijab kabulpun di mulai.

"Ananda fadhil tanuwijaya Bin bapak iyas tanuwijaya Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Aira mawardi Binti Asbar mawardi dengan maskawinnya berupa alat sholat dan emas sebesar 20 gram tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Aira mawardi Binti Asbar mawardi

Belum selesai Fadhil mengucap janji suci, tiba-tiba saja Aira jatuh pingsan dan tak sadarkan diri.

Adila yang melihat kesakitan Aira sedari tadi berteriak sekencang mungkin saat aira tergeletak. Dan seketika adilapun berlari ke arahnya.

Flasback off.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.

.

.

.

Bersambung.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Mr. President: You Are The Daddy Of My Triplets

"M... Marissa! Are they my kids?" Rafael's eyes weren't moving away from the adorable kids' faces. "No, Rafael. They are not," Marissa said with a fake smile, "They aren't yours. Remember?" she batted her lashes quite dramatically, "We were never married!" Marissa Aaron’s elder sister Valerie Aaron jilted her blind boyfriend on her wedding day and ran off. For face-saving, Merissa's family pleaded to her to marry Raphael Sinclair. The irony? She was not allowed to tell her blind husband that she was not Valerie but Merissa Aaron. On the day of Raphael's successful eye surgery, Marissa got to know that Valerie was back to take her rightful place as Sinclaire’s daughter-in-law. Marissa tried explaining to her husband that she was the one married to him, but he did not believe her. Instead of any more convincing, heartbroken Merissa decided to leave the city without telling him, her secret. Raphael Sinclair was the classic definition of drop-dead gorgeous and was the only heir of the Sinclair group of industries. What would he do when he came to know that all this time the woman who offered him, her love and her body was not Valerie but her younger sister Marissa Aaron? How would he react when he came to know that he was the father of the babies Marissa was carrying in her womb? Would he go after Marissa and win her back? And the million-dollar question! Would Marissa ever be able to forgive him and love him again?

JessicaKaye911 · Perkotaan
4.6
513 Chs

The Return of the Cannon Fodder Trillion Heiress

Hera Avery is working several part-time jobs to pay for her university tuition. She is managing her work and love life simultaneously. Her boyfriend, who is a rising celebrity, made her pay for their expensive apartment located in a well-known building. The building is also home to well-known heirs and heiresses. On her boyfriend's birthday and their third anniversary, she returned home to their apartment only to find him with another woman. But what did she get in return? A slap on the face, a breakup and she was evicted from the apartment she was paying with her own money. After being evicted and becoming homeless, she believed things couldn't get any worse. However, her cheating ex-boyfriend's wealthy new girlfriend went further by reaching out to every establishment and persuading them to blacklist her. This caused her to lose her means of living and they even spread rumors that she was obsessed with her former celebrity boyfriend and was attacked by his fans. Having no way out, she gritted her teeth. "Grandpa, I'm willing to inherit the consortium." Old Master Avery laughed heartily after hearing her conviction and sent a bank transfer to Hera. [ You received a $100,000,000,000 money transfer to your account ending in ####] [Note: My dear granddaughter, use this pocket money to treat yourself to anything you desire. Don't be frugal, and if you spend it all, don't hesitate to ask me for more.] Hera was astounded. When her identity was announced, her ex-boyfriend kneeled and cried to her, for her to take him back. The sarcastic Male lead 1: Do you think it's your turn? Look behind. When her ex-boyfriend looked back, he saw influential men lining up with bouquets of roses to woo Hera. The cold Male lead 2: It's your fault for being blind. Cry and beg but you'll have no chance as long as we are here. The brutal and impatient Male lead 3: Do you want me to break your legs?! The entertainment King Male lead 4: You're just a little star but you want to bypass me? The hot-headed Male lead 5: I'll make sure, you'll be shelve. The coquettish Male lead 6: Wifey, they are trying to steal you from me! Seeing the problematic Male leads, Hera felt an incoming headache not knowing what to do. "Let's just go with the flow then!"

GoddessKM · Perkotaan
4.9
772 Chs

Transmigrated Into The True Heiress

Eira Kingston, a feared assassin, never imagined that death would lead her to transmigrate into the body of Ephyra Allen, the disgraced first daughter of the once-powerful Allen family. But what shocked her even more was the soft mechanical voice in her mind, addressing her as "master" and informing her that her soul had returned to its original body. Eira dismissed the strange voice, thinking she was having a post-death hallucination. But waking up in a hospital, with memories that weren’t hers flooding back, she was forced to confront the truth. Ephyra’s life had been nothing short of a nightmare. Despite being the legitimate daughter, she was labeled a bastard, shunned by all, and overshadowed by her scheming stepsister, who had stolen the love of her father and her betrothed. To make matters worse, the wealth and status the Allen family enjoyed were all thanks to Ephyra’s late mother, and the only reason she hadn’t been discarded entirely was due to her mother’s inheritance, locked away until she turned eighteen. But Eira wasn’t one to be defeated by circumstances. If she was going to live Ephyra’s life, she would do so on her own terms. She would destroy those who had caused Ephyra pain, claim the inheritance that was rightfully hers, and find out who was behind her own death. Because if there was one thing Eira knew how to do well, it was to survive—and make her enemies pay. However, being a high-schooler with nothing to her name wasn’t enough. As Ephyra, she’s powerless, but as an assassin, she’s lethal. Still, even that wasn't enough until she became the contracted wife of Lyle Aelion—a powerful, enigmatic figure in the business world with a secret illness. And it turns out, the only thing that can relieve him is her scent.

Ella_Estrella23 · Perkotaan
4.5
164 Chs

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru

DUKUNG