webnovel

Jiyuu: Labirin Seribu Dunia

Fantasi
Sedang berlangsung · 21.3K Dilihat
  • 12 Bab
    Konten
  • peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Rumahnya dilalap kobaran api dan Marnie bersumpah itu bukan salahnya. Agen A-8989 atau Riku, lelaki berseragam tentara masa penjajahan, menyangkal. “Kau sudah mati dan inilah hukumanmu.” “Aku belum mati.” “Terjebak di dunia yang kau sebut neraka, tapi bersi keras kalau masih hidup?” “Bukannya kau sendiri yang bilang, kalau aku mungkin masih hidup karena bisa keluar masuk semua dunia alternatif itu sesukaku?” “Tetap saja,” Riku meledek, “Kau terkurung di Labirin Dunia ini bersamaku.” “Tapi kau akan membantuku keluar, kan?” “Asalkan kau membantuku membebaskan seribu jiwa yang bersalah dari labirin ini terlebih dahulu.” Marnie membuka salah satu pintu di lorong rumah sakit itu. “Siap?” Tatapan Riku menajam saat mereka memasuki ruangan gelap di baliknya. “Aku akan mencarimu.” “Sampai jumpa di dunia yang baru.” Sesaat kemudian, Marnie membuka mata dan dia ada di dunia alternatif yang tidak dikenalinya – dalam tubuh yang bukan miliknya. Tapi itu tidak masalah, bahkan jika bulan di atasnya retak dan perlahan runtuh sekalipun. Riku pasti menemukannya. Karena mereka berdua akan membebaskan jiwa bersalah yang terperangkap dalam Labirin Dunia. Perlahan tapi pasti, keduanya menjadi dekat. Namun, akankah mereka tetap bersama, bahkan jika Marnie mengetahui rahasia kelam di balik kematian Riku dan peyebabnya menjadi agen Labirin Dunia? Akankah Marnie hidup kembali dan meninggalkan Riku selamanya? ーーー #WSA2022 #transmigrasi #romance #fantasy #isekai #adventure #drama #love #mystery #death #alternateuniverse #dunialain #cintaabadi #perjanjian #fatedlove

Chapter 1Kobaran Api

Rumahnya dilalap kobaran api dan Marnie bersumpah itu bukan salahnya.

Kerumunan itu tak membiarkannya melangkah lebih jauh. Mereka berbondong-bondong datang, berteriak dengan telunjuk yang mengacung, atau dengan kamera handphone yang disorotkan pada bangunan satu lantai yang kini menyala terang dengan panas dan asap hitam mengepul di atas.

Dada Marnie sesak. Kehabisan napas karena berlari menuju sumber kebakaran, juga karena ketidaktahuan akan nasib ibunya.

"Marnie, syukurlah kamu tidak apa-apa," pemilik warung di kampungnya mendekap erat. Wajahnya syok, namun tidak separah yang ditampilkan oleh Marnie sendiri. Suaranya juga bergetar hebat saat melanjutkan, "Bu Darmi dibawa ke rumah sakit."

Mendengarnya saja lantas membuat Marnie melepaskan genggaman pada tas laptopnya. Dia tidak peduli dengan bunyi 'krak' yang mengiringi. Kobaran api di depannya mengaum lebih kencang, mengirim bayangan menyakitkan dan mengerikan akan ibunya yang tadi terlelap di dalam rumah sendirian.

Marnie memaksa kakinya bergerak cepat menjauh dari pusat kebakaran. Di ujung gang, seorang tetangga baru saja memarkir motornya, tentu berniat untuk menjadikan bencana Marnie menjadi sebuah tontonan tengah malam. Dia tidak terlalu akrab, namun Marnie hanya butuh sebuah tumpangan sekarang juga.

"Antar aku ke rumah sakit!"

Tanpa ba-bi-bu, tetangga yang mungkin bernama Rudi, atau Pardi, atau Fadli itu segera menurut. Motor itu melesat pada jalan kota kecil yang senggang. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai di rumah sakit.

"Terima kasih," Marnie tidak sempat mengucap lebih. Dia lantas berlari menuju Instalasi Gawat Darurat. Menengok kanan dan kiri, mencari tanda-tanda keberadaan sang ibu yang dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.

Dia tidak menemukannya.

Kilasan imaji yang buruk menggerayang, memenuhi kepala dan menyesakkan dada.

Marnie tidak tahu seberapa parah luka ibunya. Yang pasti itu bukan luka ringan, karena tidak ada dokter magang dan suster yang merawat pasien di IGD. Entah harus bersyukur atau tidak. Tanpa tahu, mungkin ibunya sudah terbaring kaku di kamar mayat dengan kulit terbakar yang membuat wajahnya susah dikenali.

Air matanya merembes. Dia memegang perutnya yang mual, tidak sanggup membayangkan.

"Marnie?" Seorang pria mendatangi. Pak Parman, adik kepala desa yang dituakan dan tinggal tiga rumah darinya. Senyum di wajah tuanya sedikit menunjukkan kekhawatiran, namun tetap berusaha menenangkan. "Aku sedang mengurus berkas ibumu di loket."

Marnie seolah tidak mendengar. Fokusnya tertuju pada sebercak noda darah di ujung baju koko cerah yang dikenakan tetangganya. "Ibu di mana?"

"Kamu tenang dulu, sini duduk sebentar." Pak Parman hendak menuntun Marnie menuju bangku tunggu dekat IGD, namun dia kokoh tidak bergeming.

Pria itu menunjukkan kekhawatiran yang cukup kentara ketika memandangi Marnie dari ujung kaki ke ujung kepala.

Wajah paniknya yang menahan tangis pasti sangat cocok dengan setelan piyama bermotif boneka beruang, jaket warna hijau, dan sandal selopnya. Sungguh berbeda dari setelan rapi yang dikenakannya untuk bekerja. Apalagi dengan rambut sebahu yang dikuncir acak-acakan.

"Ibu di mana?"

Pak Parman memandangnya lembut sembari menghela napas dalam-dalam. Seolah hendak menyampaikan berita duka. "Ibumu terluka cukup parah. Sekarang sedang dioperasi. Dokter bilang mungkin butuh beberapa jam–"

"Di mana ruang operasinya?" Marnie menoleh ke sekeliling dengan panik, mencari petunjuk arah di dalam rumah sakit yang sepi malam itu.

"Kamu tenangkan diri dulu–"

Mustahil.

Dia melesat menuju salah satu lorong. Keinginannya untuk segera memastikan kondisi sang ibu ratusan kali lebih kuat ketimbang anjuran Pak Parman yang sudah berbaik hati menguruskan berkas ibunya.

Derap langkah kaki menggema pada dinding lorong rumah sakit, mengingatkan Marnie akan betapa heningnya tempat itu jika bukan karenanya. Napas terengah-engah dan pandangan yang semakin kabur karena air mata. Kepalanya sesak dengan bayangan yang tidak-tidak.

Rumahnya kebakaran, mungkin hangus tak tersisa esok pagi.

Ibunya sedang dioperasi, mungkin lukanya lebih serius ketimbang yang Pak Parman indikasikan.

Dan soal ayahnya, Marnie tidak mau memikirkan hal itu sekarang.

Yang pasti, dia harus segera menemukan ruang operasi itu. Meski tidak bisa hadir tepat di sisi ibunya, atau bahkan melihatnya kondisinya, Marnie bisa menunggu di luar ruangan. Dia akan menjadi orang nomor satu yang mengetahui bagaimana keadaan ibunya begitu dokter keluar ruangan.

Tetapi… 'Ah, di mana ruang operasinya, sih?'

Marnie mencari penunjuk arah yang biasanya tergantung di dinding atau di atas pintu ruang rawat. Tidak ada huruf yang menyusun kata 'Ruang Operasi' di sana. Niatnya untuk bertanya pada seseorang pun gagal, karena memang tidak ada suster atau dokter yang berlalu-lalang di lorong.

Perempuan yang nampak berantakan itu pun memutuskan untuk mencari di lantai dua. Berbelok menuju tangga, Marnie bergegas naik.

'Brak!'

Kakinya tersandung tangga, membuatnya jatuh terduduk dan meringis menahan sakit di lutut kaki. Marnie segera bangkit, sadar betul kalau sakit yang barusan dirasakan itu tidak ada apa-apanya dibanding luka bakar yang pasti diderita ibunya.

Begitu sampai di lantai dua, Marnie segera menyusuri lorong. Pandangannya terbang kesana kemari, mencari ruang operasi yang mungkin sedang digunakan untuk mengatasi luka ibunya.

Namun tak juga ditemukan.

Jangankan petunjuk arah untuk ruang operasi, Marnie bahkan tidak menemukan satu tulisan pun di lantai dua.

"Aduh, ini dimana sih?!"

Dia terus menyusuri lorong.

Belok ke kanan dan ke kiri. Bergantian seperti itu tanpa tahu arah yang dituju.

Semua pintu yang dilewatinya tertutup rapat. Begitu juga dengan jendela bertirai yang mencegah Marnie untuk melihat ke dalam ruangan. Dia tidak tahu sudah berapa ruangan tertutup yang telah dilewatinya.

Sungguh banyak, karena kakinya sudah mulai keram. Napasnya ngos-ngosan, seolah dia baru saja lari maraton, padahal belum pernah dilakukan sekalipun.

Frustasi rasanya.

Panik yang menekan dadanya kini meninggi. Mendorong air mata untuk benar-benar mengalir di pipi karena Marnie merasa lorong rumah sakit ini sungguh tidak ada ujungnya.

Dia tersesat.

Tidak tahu lagi harus bagaimana, Marnie asal membuka salah satu pintu di lorong yang hening itu.

Beruntung jika menemukan ruang operasi ibunya. Atau setidaknya, dia bisa menanyai orang yang mungkin masih terjaga di dalam sana.

'Clek!'

Terbuka dengan mudah.

Namun tidak ada apa-apa di dalam sana.

Hanya ruang kosong.

Gelap.

Namun ada sesuatu yang seperti menariknya ke dalam. Bukan sesuatu yang nyata, karena tidak ada tangan yang benar-benar menariknya seperti Pak Parman tadi.

Meski begitu, Marnie melangkah masuk. Dia ingin masuk. Untuk memastikan, entah apa.

Marnie masuk, dan gelapnya ruangan itu perlahan menjadi terang. Seperti apa yang diyakini oleh R.A. Kartini, namun dengan makna yang berbeda seratus delapan puluh derajat.

Ruangan itu kini menjadi terang. Dengan nyala kuning kemerahan dan hangat yang kian memanas. Itu berasal dari suatu titik di depannya.

Marnie melangkah, hendak mendekat. Titik terang dan panas itu seolah membesar. Bertambah dalam ukuran dan intensitasnya, hingga Marnie membelalak tidak percaya akan apa yang tersaji di hadapannya.

Orang-orang berkerumun di depan sebuah rumah. Ada yang berteriak histeris, ada pula yang bergegas membantu pemadam kebakaran.

Tetapi, kebanyakan dari mereka menyodorkan handphone, merekam kejadian heboh pada malam yang biasanya tentram dan damai. Mereka pasti sibuk menyiarkan dan menyebarkan berita, berlagak seperti reporter berita dan bangga menjadi saksi nomor satu.

Namun, Marnie tidak peduli dengan semua itu.

Itu rumahnya.

Rumah dimana sang ibu sedang tertidur pulas, dan Marnie menguncinya karena hendak keluar sebentar. Begitulah niatnya. 'Sebentar' berubah menjadi 'satu jam' atau mungkin 'dua jam' hingga Marnie pulang, menemukan sebuah kerumunan.

Rumahnya dilalap kobaran api dan Marnie bersumpah itu bukan salahnya.

Lagi.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Terlahir Kembali Sebagai Jodoh Alpha Terkutuk

Apa yang terjadi ketika seorang dewi jatuh cinta pada seorang shifter? Asara; dewi cinta, dihukum oleh ayahnya, dewa petir. Kesalahannya adalah jatuh cinta pada seorang shifter manusia Alpha. Untuk menebus dosanya ia terlahir kembali sebagai Cassandra LeBlanc; seorang Putri manusia di Kerajaan Speldaria yang magis. Keluarga dan kerajaannya, kecuali saudara perempuannya yang tengah, mengucilkannya karena dia lahir tanpa kemampuan sihir apapun dan dia tidak memiliki ingatan tentang identitas sejatinya. Tunangannya, penyihir komandan yang kuat dari Speldaria, tidak terganggu olehnya. Dia menginginkan seseorang yang kuat. Kehidupan Cassandra terbalik ketika ia diberi seorang budak pejuang oleh Alpha dari Dusartine yang perkasa. Dia diminta untuk berpartisipasi dalam Acara Arena Tahunan dengan berkolaborasi dengan pejuang tersebut. Cassandra yang membenci 'Arena' dengan seluruh nafasnya. Tempat di mana darah mengalir seperti anggur dan kehidupan lebih murah dari udara yang mereka hirup tidak mengerti tujuannya di dalamnya. Di atas itu semua, pejuang misterius itu memengaruhi dirinya dengan cara-cara yang tak terbayangkan. Pandangannya yang hipnotis membuatnya tidak tenang. Essensinya yang langka membuatnya kewalahan. Tubuhnya yang kekar berwarna perunggu membuatnya dipenuhi pikiran berdosa. Bahkan mimpi tentang kehidupan masa lalunya pun menghantuinya. Ketika 'Arena' dimulai, agenda tersembunyi dan kebenaran yang mendasarinya terungkap dan Cassandra diberi nasib oleh takdir. Dia tidak punya pilihan lain selain menyerah dan memilih jalan. Pertanyaannya adalah. Bagaimana Cassandra mengatasi begitu dia mengetahui tentang kutukan yang diletakkan padanya? Akankah dia mampu memperoleh kemampuan sihirnya dan melawan ayahnya? Siapa yang akan membantunya sepanjang perjalanan? ~Penggalan~ Kemudian dia merasakannya, seluruh dirinya. Semua kekasarannya. Kekuatan lengannya. Kelembutan bibirnya. Genggaman tangannya. Kehangatan nafasnya. Otot-otot dalam tubuhnya menegang karena implikasi tidur dalam pelukan seorang pria. Dia belum pernah tidur dalam dekapan seorang laki-laki sebelumnya. Seluruh kulitnya bergetar seperti percikan api kecil yang menari di bagian-bagian yang bersentuhan dengannya. Celah-celah di otaknya memiliki ingatan yang bukan miliknya. Sentuhan ini entah bagaimana tidak terasa asing baginya. Dia merasa aman dalam pelukannya yang menenangkan dan tidak ingin mendorongnya pergi namun dia tahu ini jauh dari pantas. Cassandra mencoba untuk merayap keluar dari genggamannya, lengannya tampaknya terbuat dari besi karena tidak mau bergeming. Pakaian tipis yang dia kenakan terangkat dari paha putihnya yang terbuka saat paha kecokelatan dan kekar dia terlipat di atasnya. Dan sekarang dia bisa merasakan sesuatu yang menusuk punggungnya. Matanya tiba-tiba melebar dari kesadaran dan Cassandra benar-benar panik. “Lepaskan!” Dia bersuara dengan berat. Siroos perlahan mengangkat kakinya dan melonggarkan pegangan di pinggangnya agar dia bisa bergerak menjauh. Dia terbangun ketika dia untuk pertama kalinya menjadi kaku tetapi ingin melihat apa yang akan dia coba. Dengan mata yang terbelalak lebar dia mencuri pandang ke arah pria yang memeluknya seperti harta berharga, hartanya. Mata emas cairnya berkedip terbuka dan ada kelembutan dan keinginan dengan cara dia menatapnya. Rambut coklat lembutnya bergelombang melewati matanya karena dia lupa berkedip, menatap kecantikan abadi yang dia miliki. Aromanya yang unik adalah penyiksaan bagi indranya. Seperti dia ingin menggenggam pergelangan kaki mungilnya, menariknya darinya dan memiliki dia terhampar di bawah dirinya. Untuk mencium kulit yang mengeluarkan aroma sedemikian rupa yang membuatnya gila. Sebagai gantinya, dia menekuk lengannya dan menaruhnya di bawah pipinya, menggunakannya seperti bantal untuk menatapnya dengan mata yang penuh keinginan. Ketenangan canggung di antara mereka berlangsung lama saat Cassandra membersihkan tenggorokannya. “Apakah kamu harus naik di atas saya untuk tidur?” “Itu tidak disengaja tetapi pasti menggoda dan pasti tidak akan terakhir kalinya.” Suaranya yang dalam dan hipnotis bahkan lebih memikat di pagi hari saat itu menggema di sekitarnya. Cover buku adalah milik saya.

Sunny_Shumail · Fantasi
Peringkat tidak cukup
263 Chs

Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Yun Luofeng, si jenius dari Sekolah Medis Huaxia, meninggal karena suatu kecelakaan, dan jiwanya menempel pada Nona Sulung yang tidak berguna dari Kediaman Jenderal di Benua Longxia. Tidak hanya si sampah yang tidak mempunyai bakat di bidang seni sastra maupun seni bela diri, tetapi Yun Luofeng juga berdada besar tanpa mempunyai otak, angkuh dan egois. Tidak cukup bagi Yun Luofeng dengan hanya memiliki tunangan yang sempurna seperti Putra Mahkota. Dia juga menarik paksa seorang pria tampan di depan umum, menyebabkan Putra Mahkota membatalkan pertunangannya. Namun, si sampah Yun Luofeng tidak bisa menahan pukulan ini, jadi dia gantung diri untuk mengakhiri hidupnya. Ketika membuka matanya kembali, dia bukanlah nona sulung yang tidak berguna seperti sebelumnya. Dengan kontrak Kode Dewa Medis, kepemilikan ladang herbal spiritual, dan tangan ajaib yang dapat menghidupkan kembali orang mati, keahlian medisnya akan mengejutkan dunia! Mulai dari keluarga kerajaan, bangsawan di atas pedagang dan keluarga yang tua dan berpengaruh, semua akan bersaing untuk menjilatnya. Bahkan Yang Mulia Putra Mahkota, yang sebelumnya membatalkan pertunangannya, datang kembali mengetuk pintu Yun Luofeng dengan keinginan untuk kembali? Dalam hal ini, seorang pria misterius akhirnya tidak bisa menahan lagi dan menyatakan, “Siapapun yang berani datang dan mengganggu wanitaku, biarkan mereka datang tetapi mereka tidak akan pernah kembali!"

Xiao Qiye · Fantasi
4.8
2262 Chs

Istriku Adalah Pengusir Hantu

Song Yan menjalani hidup yang menyedihkan. Ia lahir dengan keberuntungan besar tetapi 'keberuntungan' nya 'direnggut' oleh saudara tirinya. Adalah takdirnya untuk menikah dengan Fu Yusheng, CEO dan pemilik Fu corporations. Namun, saudara tirinya yang cemburu, mengganggu takdirnya dan merebut 'keberuntungan' baiknya, sejak itu Song Yan menghadapi masalah tak terhitung, dia mengalami kecelakaan, kehilangan naskahnya dan akhirnya meninggal setelah mengalami kecelakaan di jalan. Namun, ia tidak mau menyerah, tidak mau karena ia mencintai Fu Yusheng dan anaknya yang ditinggalkannya di keluarga Fu. Jiwanya yang seharusnya berpencar dan dibawa ke Neraka di hadapan Raja Yama, berubah menjadi hantu yang kejam. Hanya setelah menjadi hantu, ia menyadari jenis penipuan sempurna yang telah direncanakan saudara tirinya untuknya. Beruntung sebelum jiwanya semakin gelap dan menjadi roh jahat, ia bertemu dengan seorang master Surgawi yang menjanjikan kesempatan baru selama ia bersamanya dan belajar tentang supranatural. Maka, Song Yan menjadi murid master Surgawi dan terus melayani master Surgawi dan keluarganya sebagai Hantu. Setelah lima ratus tahun mengabdi, ia dibebaskan oleh masternya dan mendapatkan kesempatan untuk bereinkarnasi. Ia bereinkarnasi pada hari ia mengalami kecelakaan mobil. Dalam kehidupan ini, ia dianugerahi kekuatan supranatural untuk melihat kebenaran surgawi. Ia bersumpah untuk membalas dendam atas dirinya dan anaknya yang mengalami kematian yang tidak menguntungkan karena saudara tirinya. Namun, mengapa suaminya yang apatis yang tidak pernah peduli terhadapnya, datang mengejarnya?

fairytail72 · Fantasi
Peringkat tidak cukup
333 Chs

Hasrat Wanita Bayaran

Namanya adalah Choon-Hee, Perempuan cantik yang tubuhnya Molek dengan bokong besar yang seksi. Memiliki arti nama, perempuan yang lahir di musim semi. Wajah Choon-Hee memang teduh seperti musim semi, namun daya pikatnya mampu membuat banyak laki-laki rela menghabiskan banyak uang, hanya untuk menyewa Choon-hee Satu malam.. Ya.. Choon-Hee adalah wanita bayaran di sebuah Bar mewah di kota JD. Salah satu Bar yang pemiliknya merupakan pengusaha Sukses yang tampan dan rupawan, Sudah lama Choon ingin bisa bertemu dengan pemilik Bar ini. Bar yang diberi nama 'Horsesky' memang patut di acungi jempol. Siapapun yang pulang dari Bar ini, mereka akan terbang kembali dan menghabiskan uangnya lagi dan lagi.. Siapa yang tidak mengenal Pria tampan Bernama Edwards Salvador? Pria itu menjadi incaran banyak wanita di seluruh dunia. Walaupun Edwards telah memiliki Seorang istri, namun tersiar kabar bahwa istri Edwards adalah penyuka sesama jenis. Tentu itu adalah kabar baik bagi seluruh wanita, yang ingin sekali bisa bersanding dengan Edwards dan merasakan mandi uang setiap hari.. Memangnya apa yang wanita inginkan dari laki laki tampan dan kaya? tentu saja uang.. uang.. dan Uang.. Begitupula Choon-Hee, menanti setiap saat kedatangan Bos besar itu dan berusaha untuk menarik perhatiannya. Akankah Tubuh Choon-Hee bisa menarik perhatian Edwards Salvador? Kita akan lanjutkan kisahnya di bab-bab berikutnya!!!! Jangan lupa berikan komentar positif dan beli koin gratis untuk membuka Bab terkunci, satu koin gratis dari kalian. akan membuat Author semakin bersemangat menulis! Happy Reading!!! [My Instagram: Silvaaresta]

silvaaresta · Fantasi
4.9
357 Chs

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru

DUKUNG