webnovel

Terlempar Ke Dunia Lain

Di pagi hari yang dingin terlihat seorang pemuda tampan berusia sekitar 15 tahunan yang sedang lari pagi.dia berlari sambil menggunakan earphone di telinga nya.

Saat sedang berlari dia melihat seseorang kakek kakek yang sedang dirampok.tanpa basa basi dia pun bergegas berlari dan langsung membantu sang kakek.karena ia sendiri sedangkan musuhnya ber 2 dia pun kesulitan dan beberapa kali dia kena pukul.

Setelah beberapa menit berlalu para rampok itu pun pergi meninggalkan mereka dengan kegagalan untuk merampok sang kakek.

"Apakah kakek tidak papa kek"tanya pemuda itu pada sang kakek

"Aku tidak papa anak muda....juga terima kasih sudah menolong ku"jawab sang kakek

"Syukurlah jika kakek tidak papa.....ahhh sama sama kek"kata pemuda itu

"Siapa nama mu anak muda"tanya sang kakek

"Namaku Fano"jawabannya

"Fano....nama yang bagus"kata sang kakek

"Kalo begitu saya lanjut lari lagi ya kek"ucap Fano

"Tunggu anak muda"cegah sang kakek

"Iya?!...ada apa kek??"tanya Fano

"Ambil lah ini"kata sang kakek sambil menyodorkan sebuah kotak kecil

"Apa ini kek.... tidak usah repot-repot kek saya ikhlas kok nolongin Kakek"ucap Fano menolak pemberian sang kakek

"Kamu ambil saja ini aku juga ikhlas memberi kan ini"kata sang kakek sambil agak memaksa

Fano pun ahirnya menerima pemberian sang kakek "Apa ini kek"tanya Fano sambil melihat 2 cincin berwarna kuning dan hitam yang terletak di dalam kotak kecil itu

"Itu adalah cincin elemen yang satu elemen cahaya dan satunya elemen kegelapan.cincin itu juga bisa meningkatkan efisiensi pelatihan mu menjadi lebih cepat 2,5X lebih cepat dari biasanya"ucap sang kakek

"Hah?!???....Fano bingung dengan apa yang dimaksud sang kakek.cincin elemen meningkatkan efisiensi pelatihan?? Apa maksudnya itu"batinnya

Saat Fano ingin menanyakan apa yang dimaksud sang kakek tiba-tiba sang Kakek sudah hilang dari hadapannya.Fano pun bingung kemana perginya sang kakek tapi setelah nya kembali sadar dan mulai berlari kembali dan meletakkan benda pemberian sang kakek di saku celana

Saat hampir sampai di daerah rumah nya dia melihat ada nenek nenek yang sedang kecapean,Fano pun menghampiri sang nenek .

"Apakah nenek ingin pergi ke kuil"tanya Fano dari belakang kepada sang nenek

"Iya cu...nenek sedang ingin ke kuil"ucap sang nenek

Mendengar itu Fano langsung ingin membantu sang nenek"mari nek saya gendong saja"tawar Fano

"Ah tidak usah cu nenek masih sanggup"tolak sang nenek

"Tidah papa nek ini juga masih agak jauh tangga nya untuk sampai di kuil daripada nanti nenek kecapean"jawab Fano dengan lembut

"Ya sudah cu jika kamu memaksa "ucap sang nenek

Fano pun menggendong sang nenek menuju kuil,saat sampai Fano pun menurun kan sang nenek.

"Terimakasih cu..... kamu tinggal saja nenek soalnya nenek akan langsung ke rumah anak nenek setelah ke kuil"kata sang nenek

"Owh ya sudah nek kalo begitu saya pamit pulang dulu ya nek"izin Fano sopan pada sang nenek

Saat Fano hendak pergi sang nenek menghentikan Fano ia memberikan sebuah kalung kepada Fano

"Ini adalah kalung petir dan kalung ini bisa digunakan untuk mengumpulkan jiwa untuk membentuk inti jiwa"ucap sang nenek

"Petir?!..jiwa?!"batin Fano heran

"Maksud nya apa ya nek"tanya Fano heran

"Kamu masih belum mengerti sekarang.tapi jika kamu memang memiliki jodoh dengan kalung itu maka suatu saat kamu akan mengerti apa yang nenek maksud"jawab sang nenek sambil pergi meninggalkan Fano

"Tunggu nek"ucap Fano namun tak di dengarkan oleh sang nenek dan dia terus berjalan menjauh dari Fano

Fano pun hanya pasrah dia kembali ke rumah nya dengan penuh pertanyaan di hati nya dari sang Kakek yang memberikan cincin lalu mengatakan hal anek lalu nenek dengan kalung pemberiannya

"Ahhhh!... ngapain juga pusing pusing ngurusin itu"batin Fano agar tidak memikirkan hal hal aneh yang terjadi padanya

Setibanya di rumah Fano istirahat sebentar lalu mandi setelah itu ia sarapan pagi karena ini hari Minggu ia pun tidak bersekolah jadi ia memutuskan untuk tidur terlebih dahulu,tapi sebelum ia tidur ia melihat benda pemberian dari kakek dan nenek yang ditemui nya pagi tadi karena menurut nya kalung dan cincin nya terlihat lumayan bagus ia pun memakai nya dan langsung tidur.

Saat Fano tertidur tiba-tiba ada cahaya warna warni dari langit, cahaya itu langsung mengenai Fano padahal ia sedang berada di dalam sebuah ruangan, cahaya itu seakan menebus segala nya yang ada di hadapannya, anehnya meskipun seperti menebus segala hal tapi cahaya itu tidak merusak apa pun di sekitar.

Hari pun sudah mulai sore Fano pun terbangun dari tidur nya,ia langsung mandi agar tidak mengantuk lagi setelah mandi ia memasak untuk makan malam.

Setelah makan malam Fano ingin pergi keluar untuk nongkrong dengan temanya tetapi saat dia ingin pergi keluar dia melihat sesuatu terbang melintas tepat di atas rumah nya, Fano kaget dengan apa yang dilihatnya dia pun langsung masuk ke dalam rumah.

Fano takut karena ia tinggal sendirian di rumah,hal itu karena ke 2 orang tua nya sudah meninggal sejak ia masih umur 6 tahun karena sebuah kecelakaan.Fano yang takut pun menelpon temannya ia hendak membatalkan janji nya nongkrong karena masih takut untuk keluar.

Kring!!kring!! Kring!! 

Saat Fano ingin menelepon temannya tiba-tiba hp nya berbunyi,dia melihat nama Fery monyet,Fano pun langsung mengangkat nya.

"Woy Fan lu kok lama banget si katanya janjian Sampek sini jam 7,sekarang udah 7:30 begi dan lo masih belum di sini bangs*t"ucap Fery kesal dari telepon

"Bentar bentar bentar....lu jangan marah dulu gw bisa jelasin kenapa gw belum sampek"ucap Fano

"Kenapa lu"kata Fery

"Gw tadi liat sesuatu terbang di atas rumah gw,ya gw takut lah mangkanya gw masuk lagi, gw kayaknya gak jadi juga kesana"jelas Fano

"Lah emang kenapa dah,bisa aja kan itu penyihir angin, lagian kan penjaga kota juga banyak penyihir angin,jadi gak mungkin kalo moster bisa masuk ke kota"jelas Fery

"Hah??.... penyihir?!?...monster!?"ucap Fano bingung

"Iya penyihir penjaga kota kan banyak juga yang ber elemen angin"jawab fery

Fano bingung dengan apa yang dikatakan oleh fery "penyihir?! Monster!? Yang benar saja"batin nya

"Sudahlah gw gak jadi ke sana pusing gw jadinya"ucap Fano langsung memutuskan telepon nya

Setelah itu Fano langsung pergi ke kamar nya dia berfikir ini semua hanya lah mimpi dia pun langsung tidur berharap besok semuanya kembali normal.

Bab berikutnya