"Jadi apa kamu ingin menikah denganku?" Orion berlutut sambil menjulurkan kotak berisi cincin permata yang telah dia buat dengan sangat hati-hati. Seluruh pikiran dan hatinya dia tuangkan semua kedalam cincin ini dan dia berharap perasaannya dapat tersampaikan dengan baik pada Aubrieta. Dia ingin Aubrieta tahu kalau dia benar-benar serius dengan hubungan ini dan hatinya hanya untuk Aubrieta seorang. Orion tidak dapat menahan rasa senangnya saar dia benar-benar yakin kalau Aubrieta pasti akan menerimanya. Tidak mungkin pria seperti dirinya ditolak. "Tidak." Jawab Aubrieta dengan cepat tanpa pikir dua kali lagi. Bagai tersambar di siang bolong, Orion mematung dan terdiam. Dia tidak salah dengar kan? Tidak, pendengarannya masih sehat. Apa ini? Apa dia baru saja ditolak? Dia ditolak? Seorang Orion ditolak? Dada Orion langsung berdenyut nyeri saat dia lihat kesungguhan di mata Aubrieta saat menolaknya. Jadi selama ini apa? Apa hubungannya tidak berarti sama sekali untuk Aubrieta? Kenapa? Apa yang salah? "Apa?" Tanya Orion terkejut. "Aku bilang tidak." Jawab Aubrieta dengan serius. "Apa? Aku tidak salah dengar kan? Kau bahkan tidak berpikir lagi sebelum menjawab- Aubri. Kau! Tidak salah menjawab kan? Kau tahu bedanya iya dan tidak kan?" Ucap Orion tidak percaya. "Maaf, aku belum bisa menerima lamaranmu. Jadi jawabanku tidak." Ucap Aubrieta dengan rasa bersalah.