webnovel

Introvert vs Ekstrovert

Dia introvet bukan cool. he's not ice Prince. Apa jadi nya jika si introvet yang selalu menjaga jarak dari orang justru suatu ketika ia ditarik paksa dari dunia nya oleh sebuah tawa dan senyuman. saat ia tau semua nya apa kah ia harus berhenti? ia di hadapkan 2 pilihan berjuang atau tidak sama sekali. tapi apa iya mampu? mundur atau maju keduanya sama berat nya. lalu ia harus apa? *** "senyum dong" suara itu terdengar mengintrupsi bersama an dengan jari yang menarik bibir pria itu hingga terbentuk lengkungan di wajah nya. "kan makin ganteng, makin sayang deh!" "kenapa masih suka?" "pengen aja!" jawab ia gamlang. lalu ia mendekat ketelinga nya dan mulai mengeja kata hingga sebuah kalimat meluncur. "nan-ti,...ka-lo.....u-dah ca-pek!" tubuh itu menegak dan hilang di balik pintu. *** Rasa percaya dan Rasa cinta adalah satu kesatuan. biar rasa percaya yang melahirkan cinta... tanpa campur tangan rasa tak suka.. karna ini bukan novel romansa mula benci jadi cinta. {my introvet boy} berhenti lah pura pura bahagia, bahagialah dengan sesungguhnya bersama ku. {my ekstrovert girl}

Desember_01 · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
273 Chs

bagian 5 Sarah dan XII 4

selamat membaca...

.

.

"selalu gitu, dasar cabe!".sinis Merlin yang duduk di depan kira dan di dengar oleh Akira saat sarah menghilangkan dari pandangan.

meski mendengar kalimat tak meng enakkan itu secara langsung dari mulut ketua kelasnya, merlin, tapi pria itu tak merespon, hal itu merupakan hal yang sudah biasa, apa lagi mendengar sebutan begitu di kelas nya terutama dari mulut Merlin.

"musuh amat sama sarah!" Giovani yang duduk di sebrang Merlin mulai berkomentar seperti biasa, setiap Merlin mengomentari Sarah, Giovani dan beberapa anak laki laki lain malah membela Sarah. lihatlah berapa eksis nya gadis itu. selalu punya heters dan banyak fans terutama anak laki laki.

Diantara banyaknya anak perempuan di kelasnya yang tidak menyukai Sarah, tetap ada anak perempuan yang diam diam mengagumi sarah. contohnya gadis yang duduk di pojokan depan dekat pintu. Leah namanya.

setiap Sarah datang, Leah akan langsung mengangkat kepalanya, dan memperhatikan apapun yang di lakukan Sarah termasuk berbuat ulah atau pun menganggu di kelas itu. jelas sekali ada tatapan memuja di mata Leah.

menurutnya, Leah begitu mengagumi Sarah karena sifat Sarah sangat berbalik dengan gadis itu, di saat Sarah bisa berteman dengan lues dengan anak laki laki atau pun perempuan, Leah justru kebalikan, dan kadang tidak begitu memiliki teman.

sebenarnya, anak anak di kelas ingin berteman dengan Leah, hanya saja, Leah terlalu tertutup, dan anak laki-laki juga segan kepalanya karena memakai kerudung, dan anak perempuan yang julit akan akan mengatakan Leah sok alim.

mungkin itu yang mendasari rasa kagum Leah terhadap Sarah yang dengan mudahnya menyapa Leah setiap kali masuk ke kelasnya, meski hanya sebatas lambaian tangan dan senyuman manis.

perhatiannya kembali terfokus kepada Giovani yang terlihat akan bertengkar lagi dengan para cewek cewek yang tidak Terima Sarah mendapatkan pembelaan.

"ya kamu ngak liat, kecentilan gitu sok sok an nyanyi, baju ketat gitu sok cantik lagih!" Visa membela Merlin, gadis dengan tahilalat di atas bibir itu terkenal dengan mulut pedas nya.

"memang cantik dia mah!" balas Ando yang ikut menimpali para heaters Sarah.

"dia nyanyi karena suara nya emang bagus,  kita suka iya ngak!" Giovani membuat beberapa orang terkekeh.

Giovani melipat tangannya di dada, lalu matanya terlihat seperti men scan Merlin dari atas kebawah dengan tatapan malas, lalu setelah nya, Giovani berkata.

"dan soal dia pake baju ngepas ya wajar dia punya body bagus bukan kayak lo berdua kayak triplek! Hahahah" tawa seisi kelas pecah mendengar penghinaan Giovani.

Gio bukan anak baik di kelas, ia seorang tukang buly di kelas. sebuah kenyataan bahwa hampir tidak mungkin di dalam kelas itu di huni malaikat semua. pasti ada yang julid atau tukang buly di kelas dan itu hampir 99% benar.

"dan satu lagi" Nando mengintrupsi tawa dengan menganggakat tangan nya agar diam sejenak.

seketika tawa itu terhenti sesuai intruksi yang di berikan ando dengan mengangkat tangannya ke udara. kelas yang tadinya riuh karena tawa anak anak kelas yang menertawakan Merlin dan Visa, mendadak diam tanpa ada sepatah kata pun yang berbunyi, semuanya menantikan Ando mengatakan apa yang akan di sampaikan oleh otaknya.

Ando bangkit dari duduknya, bergerak dengan santai berjalan menuju Merlin yang masih berdiri, kemudian berhenti tepat di hadapan Merlin, lalu ia membungkuk mensejajarkan wajah mereka lalu dia berkata.

"dia apa ada nya, ngak jadi orang lain dan bukan penjilat untuk jadi terkenal!" Nando hendak bangkit dari posisinya namun di dahului oleh Akira yang berdiri secara tiba tiba dan membuat bebrapa orang terkejut.

Wajah Merlin bersemu blushing, apa Akira hendak menolong nya? Begitu pikir Merlin.

Namun pikiran itu langsung hilang, menguap begitu saja sampai tak bersisa saa melihat Akira keluar dari kelas dengan acuh menenteng kotak makan siang nya, berjalan tanpa dosa seolah tidak terjadi apa apa di kelas itu, lalu keluar meninggal kan kelas.

Demi spongebob yang tenggelam di pantai padahal sudah di dalam laut seumur hidup Akira jengah mendengar perdebatan di kelas nya. Seperti biasa kelas nya berisi orang keras kepala yang berusaha jadi yang yang terbaik tak perduli apa pun yang terjadi, 'segala cara halal ' itu moto kelas nya. Kelas egois, itu menurut nya.

Saling menjatuhkan itu karakter kelas nya, bahkan dalam kelas ada beberapa geng 3 geng perempuan 2 geng laki laki. Mereka selalu berusaha melampaui geng lain. Sebenarnya itu bukan geng lebih tepat nya kelompok belajar tapi agar tetap keren terdengar mereka menyebut nya geng.

dan geng itu cukup meresahkan karena sifat mereka yang suka menjatuhkan geng atau kelompok lain agar bisa mencapai apa yang mereka inginkan. juga yang paling tidak Akira sukai dari anak anak di kelasnya adalah sikap menjilat.

jika teringat ucapan Ando tadi memang tidak salah, dan sangat benar dengan kenyataan. kenyataan bahwa Sarah bukan penjilat yang berusaha menjilat guru dengan muka ganda hingga mendapatkan apa yang sudah mereka tujukan.

benar benar kelas yang sangat membingungkan, mungkin itu adalah risiko yang harus di terimanya karena berada di sekolah ini dengan jalur beasiswa, dan harus berada di kelas yang berisi orang pintar yang munafik.

Lupakan soal geng kelas nya, sekarang ia tengah menatap punggung seseorang yang ia ketahui seorang perempuan. Siapa?, bahkan manekin hantu itu masih di tempat. jika ada yang membuka pintu maka wajah seram menekin akan menjadi penyambut, yang pasti bisa membuat siapa saja yang melihat nya ketakutan. Kecuali orang itu tau itu hanya bohongan, tapi siapa?.

tidak begitu lama pertanyaan itu bertengger di otaknya, karena sedetik kemudian, Sebuah nama melintas di otak nya. dan ia bergegas berjalan menghampiri orang itu memastikan.

"apa yang kau lakukan disini?" tanya Akira tidak kaget sama sekali.

"eh.. Akira.. "

.

.

TBC