webnovel

INTERAKSI PERTAMA

Penulis: SenopatiRaya
Horor
Lengkap · 21.7K Dilihat
  • 10 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

Oxy baru berusia empat tahunan ketika mengalami interaksi pertama dengan mahluk astral di sebuah kota terpencil pada tahun 1968. Teror gaib kemudian menyerang rumah mereka. Setelah itu kejadian janggal menjadi menu harian di rumah itu.

tagar
6 tagar
Chapter 1Rangkaian Peristiwa

Hey ... kalian masih ingat, kan? peristiwa Oxy jatuh dari sepeda kemudian diobati oleh seorang Sinshe di Pangkalpinang, Bangka. Iya ... ya betul, peristiwa yang terjadi tahun 1972 itu!

*** Kilas Balik ***

Tak lama, gerungan mesin jeep terdengar sudah kembali memasuki halaman rumah. Aku sempat melihat sosok Sinshe yang terlihat bersih seperti seorang mantri sunat dari balik jendela teras.

Sisiran rambut tanchonya nampak berkilau tertimpa sinar surya pagi.

"Siapa nyang nyatoh ... ?" Suara Sinshe terdengar dari ruang tamu.

Komandan seperti biasa ... menghilang ke kamar mandi ... menghindar dari urusan tradisi seperti ini.

Setelah berbincang sejenak menjelaskan kasus terjatuhnya Oxy, Mami langsung mempersilahkan Sinshe yang sejak tadi nampak lebih serius melihat bagian atas kepala Oxy, ketimbang mendengarkan keterangan dari Mami.

"Anak saya silahkan diperiksa Sinshe," ujar Mami.

"Woala ... kamu ini liyat-liyat apa tadi ... telus dengal-dengal suala apa ...?" Sinshe itu bertanya ke Oxy.

Aku dan Oca langsung terkejut, karena kami tidak menceritakan semua kejadian secara detil kepada orang tua ... tapi mengapa Sinshe bisa langsung bicara seperti itu ...?

Invisible connection ...!!!

Saat Sinshe akan mengeluarkan sesuatu dari tasnya, Oxy terlihat seperti hendak menyatakan sesuatu, tapi Sinhse langsung menertawakannya.

"Hah ... wo minta gelas bening ya ... ada dua ya," Ujar Sinshe itu ke Ajudan.

Kemudian Sinshe minta disediakan dua gelas, yang salah satunya harus bening tanpa corak ... polos tanpa motif. Satu dengan air terisi penuh, lainnya cukup diisi tiga perempatnya saja.

"Ini Sinshe," Ujar Ajudan sambil menyerahkan nampan berisi dua gelas berisi air putih.

"Kamsia ... ha," Ujar Sinshe itu berterima kasih.

Setibanya gelas di meja, dia langsung mencampur suatu ramuan berupa bubuk ... mungkin sebagai antibiotik ... kemudian disekanya pipi Oxy dengan beberapa kali usapan saja. Tak nampak rasa sakit di wajah Oxy.

Sinshe tersenyum kecil, bolak-balik dia memandang wajah Oxy. Lalu kepala Oxy dipegang sebentar, kemudian diusap dengan telapak tangannya yang baru saja dia tiup sekilas.

"Piuuhhhhh ... puuggghhh," suara Sinshe meniup kedua telapak tangannya.

Sinshe berbalik menghadap ke meja, lalu memindahkan gelas berisi tiga perempat air ke hadapan Oxy ...

"Kamu liyat sini ... liyat gelas ini ... nah sudah bisa liyat ya ... liyat jelas ya sekalang?" Tanya Sinshe.

"Dali dulu kamu sudah bisa liyat hah ... !" Ujar Sinshe kembali bertanya.

"Tulang-tulang kamu ini bagus sekali heh ...!" Tambah Sinshe, entah apa maksudnya.

Bolak balik Sinshe hanya berkomentar seperti itu.

Oxy yang mulanya hanya tersenyum, tiba-tiba tertawa senang.

"TV ... itu TV kecil ... gelas jadi TV ...!" Oxy teriak kegirangan.

Kami semua tercengang dibuatnya ... hanya Oxy dan Sinshe yang tertawa-tawa sambil sesekali berpandangan ... gawat ...!!!

Mami terlihat enggan menanggapi suasana tersebut.

Sinshe itu berulang kali bertanya ke Oxy ...

"Kamu kenal ya ...?" Ujar Sinshe.

"Kenal ... dengan nenek tua itu ... ?" Cecarnya lagi.

"Kamu pernah liyat kan ... pernah kan? Sinshe itu minta kepastian Oxy.

"Ya ... ya ... ya ... aku kenal ... aku kenal ... nenek itu saudara kami!" Jawab Oxy.

"Ada pesta ... ada orang pesta ... ramai," ujar Oxy berulang kali menjawab sambil terus melihat tajam ke arah gelas.

Saya hakul yakin itu bukan sekedar transformasi visual ...!

Gak habis pikir bagaimana bisa terjadi proses decoding dan encoding secepat itu antara mereka berdua dengan sebuah pusat pemancar yang entah berada dimana, hanya lewat sebuah media alami ...!

Air memang bisa memantulkan bayangan seperti biasa kita lihat sehari-hari, dan dapat membengkokkan arah datangnya sinar seperti pelajaran fisika di SMP dulu ... tapi ... untuk menjadi sebuah TV ...?!

Hei ... tahun segitu Pierre Gilles de Gennes pasti belum menemukan teknologi LCD yang mampu melakukan polarisasi warna dan cahaya melalui filterisasi liquid ...!

Dan TV berteknologi CRT saat itu masih hitam putih, dengan tabung katoda sebesar akuarium ikan hias ...!

Lagian dulu belum ada yang namanya Kabinet TV ... yang ada TV Kabinet ... karena ukuran dan material kayu yang digunakan pada pesawat TV waktu itu nyaris sebesar bufet!

Sepeninggalan si Sinshe Toshiba bin Samsung itu, Mami langsung kembali ke kamar ... uang pembayarannya ditolak ...!

Sementara aku dan Oca langsung menggiring Oxy ke arah gudang belakang. Otaknya harus kami cuci ...!

*** Kembali Ke Masa Kini ***

" ... Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai provinsi ke-31 oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Ibukota provinsi ini adalah Pangkalpinang ..."

Suara pembaca berita di salah satu stasiun televisi itu mengingatkanku tentang beberapa pengalaman seru ketika menetap di Pangkalpinang, Bangka, yang baru ditetapkan sebagai provinsi terbaru itu.

"Xy ... emang Shinse yang di Pangkalpinang beneran tuh ... ngomong kalo elu udah bisa liat sesuatu dari dulu?" tanyaku ke Oxy.

Oxy nampak malas menanggapi pertanyaanku barusan. Dia masih terlihat serius mengikuti berita malam itu.

"Sebetulnya dari kapan sih ...?" tanyaku lagi.

"Mau tau bener atau mau tau aja?" ujar Oxy sambil melempar remote TV dan berjalan ke meja makan.

"Mau tau benerlah, emang sejak kapan sih sebetulnya?" ujarku sambil jalan ke arah tempat duduknya.

"Interaksi pertama nih ya ... tapi siapin dulu mie telor kornet dan teh botol!" ujar Oxy memberi syarat.

"Deal gak ...?!" ujar Oxy minta kepastian.

"Dasar Yahudi ...!" tukasku kesal.

"Sekalian ambilin toples emping ya ...?!" ujar Oxy memaksimalkan dominasinya malam itu.

Game theory ...!!!

Anda Mungkin Juga Menyukai

SEANCE

Nada adalah seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA. Dia adalah anak yang humble, baik dan periang. Meski dirinya memiliki sikap penakut, namun banyak orang yang peduli padanya dan menjadi teman baiknya. Termasuk enam orang yang selalu bersamanya juga menemaninya. Suatu malam, ketika ia sedang tinggal sendirian di dalam rumah. Ada sebuah suara yang memanggil-manggil namanya dan mengetuk pintu rumahnya di tengah malam. Nada yang memang penakut itu pun tak berani keluar dan hanya mengintip lewat jendela rumahnya. Sesosok wanita berbaju putih dengan rambut yang panjang, juga keadaan tubuh yang basah itu berdiri tepat di depan pintu masuk rumahnya. Mengetuk berkali-kali sehingga semakin lama ketukan itu semakin kencang. Membuat Nada merasa ketakutan dan panik hingga ia menelephone temannya untuk meminta bantuan. Predictia, salah satu temannya yang memang dapat berkomunikasi dengan makhluk-makhluk tak kasat mata itu pun memberitahu Nada jika wanita yang malam tadi menemuinya bukanlah sosok manusia, melainkan sebuah arwah gentayangan yang meminta bantuan pada Nada. Awalnya Predictia hanya memberikan beberapa cara untuk mengusir arwah tersebut, namun semakin lama arwah itu semakin mengganggu dan bahkan menghantui mereka bertujuh. Akhirnya Predictia pun memutuskan untuk mengajak seluruh temannya melakukan SEANCE, sebuah ritual pemanggilan arwah. Ritual itu di lakukan dengan sebuah cara yang berbeda dari cara yang lain, di mana mereka harus berdiri melingkar dan tak boleh merusak lingkaran tersebut. Predictia yang memang sudah biasa melakukan itu mengajak mereka semua berkomunikasi dengan arwah gentayangan itu, namun sebuah kesalahan terjadi di saat mereka melakukan ritual tersebut. Hingga mereka tak sengaja membuka sebuah pintu untuk makhluk-makhluk lainnya berkomunikasi dengan mereka termasuk sang iblis. Siapa sebenarnya hantu tersebut? Bagaimana cara mereka untuk mengatasi semua itu, termasuk menghadapi Iblis yang datang? Apakah mereka akan berhasil membantu arwah gentayangan yang menghantui Nada?

Nara_Eander · Horor
4.9
325 Chs

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
WoW! Anda akan menjadi peninjau pertama jika meninggalkan ulasan sekarang

DUKUNG