"Sudah, aku sudah chattingan dengan dia tadi malam. aku membahas apa yang dia sukai dan dia sepertinya begitu tertarik chatting an denganku," jelas Maddy dengan serius.
"Hah? Kau serius maddy? Ya Tuhan. Aku benar benar tidak sabar untuk mempertemukan kalian berdua .tapi ini belum saatnya," kata bea dengan wajah tak sabar sekali.
"Jangan lupa ya untuk menepati janjimu," kata Maddy dengan ragu ragu.
"Oh ya tentu saja aku tidak akan lupa. Hanya makan bareng denganmu di kantin kan?" Tanya bea dengan santai.
Maddy mengangguk dengan pelan. Aku yang melihat Maddy berwajah seperti tidak bersemangat itu sungguh merasa kasihan.
"Setelah misi dari bea selesai. Kau bisa kapan saja makan bersama kami berdua Maddy. Tenang saja kita berdua menganggapku sebagai teman. Benarkan bea?" tanyaku pada bea.
Bea melihatku dengan wajah bertanya tanya. Tapi dia tetap mengatakan iya di depan Maddy.
Aku mengelus elus punggung bea agar dia tahu maksudku.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com