"Tadaima!!"
Takumi mengucapkan salam ketika dia memasuki pintu rumahnya. Ternyata, rumahnya masih sama seperti sebelumnya. Sepi dan gelap.
Ketika kakinga menyentuh Genkan, area melepas sepatu, Takumi langsung terduduk lesu. Dia bahkan tidak melepaskan sepatunya lebih dulu dan malah tiduran di undakan masuk ruang utama.
Tenaga Takumi terasa habis meski hanya untuk sekedar untuk berjalan menuju ke kamarnya.
Saat ini hari memang sudah malam, tapi meskipun ini sore hari pun rumah kediaman Akazawa ini selalu tampak begitu gelap. Lagi-lagi, Takumi merasa harus sendiri menghadapi semua ini.
Di saat-saat kelelahan dan kesepian seperti saat ini, Takumi selalu bermimpi akan ada sosok ayah di sisiku, satu-satunya orang dewasa yang masih mau menampung Takumi. Namun, sosok ayah itu tak pernah ada di sekitar Takumi dan Yui, kakak perempuan Takumi yang saat ini tinggal di asrama perempuan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com