Aisyah tidak ingin diantar pulang. Ia bersikeras ikut dalam aksi ini, meski hanya menjadi penonton dan tak dibenarkan keluar dari mobil.
Putra juga memilih ikut. Walau ia tidak paham betul apa yang akan dilakukan oleh para polisi ini.
Bagas mengukuti mobil di depan, mereka menuju ke rumah Zero. Di sana juga ada beberapa polisi yang sudah memblokade area sekitar rumah itu.
Suara baku tembak juga sudah terdengar.
Ini sesuai dengan prediksi Bagas, sebab jika menelisik kisah Zero di masa lalu. Kondisi seperti ini bisa saja terjadi. Ia memiliki rumah yang besar, berpagar tinggi cenderung tertutup. Di dalam sudah banyak pengawal yang ia bekali dengan senjata api. Gunanya untuk berjaga-jaga dalam keadaan darurat seperti sekarang.
Teriakan para wanita juga menghiasi aksi tersebut.
"Loe tetep di dalam mobil. Tra, tolong jaga-jaga."
Putra mengangguk. Ia sebetulnya sangat takut berada dalam kondisi mencekam begini. Seperti tengah berada di medan perang.
"Gue bisa kok, Ndan."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com