Arion dan Thea benar-benar datang ke rumah sakit. Sayangnya, Afka semakin posesif sehingga tidak membiarkan Ghirel menginjak lantai. Dia menyuruh Ghirel untuk menetap di ranjang sedangkan Arion dan Thea berlarian kesana-kemari.
"Bagaimana kondisimu sayang?" Tanya Papah Zyan. Mendengar Papah Zyan memanggil Ghirel dengan sebutan sayang, Afka merasa geram.
"Pah! Ghirel milik Afka! Dasar tua bangka tidak sadar diri." Protes Afka dengan ketusnya.
Papah Zyan mendelik tidak percaya. Afka cemburu padanya?
"Ya, Papah tahu Papah masih sangat tampan hingga kau takut tersaingi. Ya 'kan?" Balas Zyan tidak terima.
"Ck! Aku? Merasa tersaingi oleh Papah? Jangan gila ya Pah! Ketampanan Afka itu sudah diakui Indonesia! Bahkan, Yudistira kalah dari Afka." Afka menyombongkan dirinya, membuat Papah Zyan merasa jengah.
"Ketampananmu juga menurun dari Papah dan Mama kamu, bodoh!" Kesal Papah Zyan. Dia menjitak kepala Afka, membuat pria itu mengaduh kesakitan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com