"Hai Ghirel," jantung Ghirel rasanya berdegup sangat kencang. Dia sampai membeku dan tidak membalas uluran tangan Afka.
Rasanya Ghirel ingin menerjang Afka detik ini juga. Ingin mengeluarkan semua pertanyaan yang ada di salam otaknya. Sungguh, kepala Ghirel seperti terisi oleh banyak teka-teki.
Tetapi, bagaimana mau bertanya jika bibirnya hanya bisa mengatup tanpa berkata-kata. Bahkan membalas salam Afka saja dia tidak sanggup, astaga...
"Jie!" Lily menyikut lengan Ghirel, membuat kesadaran gadis itu segera kembali.
"Eh? Iya. Hai Afka." Balas Ghirel.
Seisi kantin heboh. Mahasiswa dan mahasiswi berteriak histeris melihat interaksi mereka.
"Anjir! Afka kenal sama Ghirel?"
"Perasaan teman Afka itu Siska, kok jadi Ghirel yang di sapa duluan bukannya Siska?"
"Bidadari gue masa jatuh hati sama Afka?! Kalau saingan gue Afka Fedrick, mana bisa menang gue."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com