webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
369 Chs

-82- Afka Cemburu

"Jie..." panggil Afka dengan lirih. Gadis yang namanya baru saja disebut sedikit panik saat mendengar nada yang terdengar kesakitan. Gadis itu segera berhenti dari kegiatan belajarnya lalu menghampiri Afka dengan segera.

"Ada yang sakit?" Tanya Ghirel dengan ekspresi panik.

Afka tersenyum, menyelipkan anak rambut Ghirel yang mengganggu kebelakang telinga. "Enggak kok, cuman ingin jalan-jalan. Boleh?" Tanya Afka. Matanya berbinar penuh harapan.

Ghirel menghela nafasnya berat, sebaiknya dia tanya kepada suster terlebih dahulu. Bersamaan dengan niatnya untuk menghampiri perawat yang tengah berjaga, dokter yang menangani Afka masuk ke dalam ruangan. Benar juga, ini saatnya pemeriksaan rutin pemuda itu.

"Selamat sore, Afka...bagaimana keadaan kamu?" Tanya Dokter Rayyan sedikit basa-basi.

"Bekas operasinya sudah tidak terlalu nyeri, tubuhku juga sudah mulai enak digerakkan." Jawab Afka sambil menggerakkan pinggangnya kekanan dan kiri.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com