"Argh!" Axel mengerang dan reflek meremas rambutnya ketika hendak bangun kepala berdenyut nyeri. Mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya, perlahan Axel bangun dan langsung duduk bersandar pada headboard.
Axel menempelkan telapak tangan kanannya di atas kening. Hangat. Axel menghela nafas pelan sambil menurunkan tangannya. Sepertinya efek dari hujan-hujanan mulai muncul. Axel memang tidak langsung mengganti baju atau mandi karena terjebak macet kemarin semakin memperparah kondisi badannya yang tidak bisa kena air hujan sedikit saja.
Axel berdehem pelan. Tenggorokannya sakit membuat Axel kesulitan menelan salivanya. Axel perlahan menoleh ke arah meja nakas yang ada di samping ranjangnya. Gelasnya kosong.
"Sial banget gue." gumam Axel dengan suara lirih lebih kepada dirinya sendiri, lalu disambung dengan suara batuk. Uhuk … uhuk … uhuk … "Akh!" Axel kembali terbatuk. Uhuk … uhuk … uhuk … Axel memegang dadanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com