Suasana pagi itu begitu gaduh. Setelah mengantarkan Angel dan Niko ke kamar, Yuta kembali ke ruang bermain dan mengecek pelayan yang menyerang Angel dan Niko tadi. Dokter sudah datang dan mencoba menutup luka di perutnya.
"Singkirkan tanganmu," Yuta memerintahkan.
Dokternya membuka kain yang ditutupkannya ke perut pelayan itu dan Yuta bisa melihat garis lurus di perutnya.
"Lukanya tidak begitu dalam, Tuan, tapi terus berdarah," ucap dokternya.
"Buat dia tetap hidup, tapi tak ada yang boleh menyembuhkannya. Buat dia hidup hingga di ambang kematian. Dia hanya hidup karena aku tidak ingin anakku menjadi pembunuh," Yuta berkata.
"Baik, Tuan," jawab dokternya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com