Setelah menimbang-nimbang akhirnya aku memilih tetap menguping pembicaraan mereka karena sungguh aku ingin mendengar pengakuan Octans, aku juga ingin memastikan tak akan ada hal berbahaya akan terjadi di antara mereka hanya karena pembicaraan bertema pengakuan ini.
Suasana hening di depan sana, hanya terdengar suara api yang melahap kayu bakar dari api unggun yang tengah menyala cukup besar. Aku di dalam tenda pun hanya memegangi dada kiri, berharap jantungku yang menggantung di dalam bisa kembali berdetak dengan normal. Nyatanya tidak, aku yakin jantung ini baru berdetak normal jika pembicaraan mereka telah selesai.
Baik aku maupun Zero kini sedang menantikan Octans mulai mengutarakan pengakuannya.
"Aku dan Giania, kami terlahir di tahun yang sama walau aku beberapa bulan terlahir lebih dulu darinya."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com