"Benar. Mereka berdua pasti penyihir, tidak salah lagi."
Dengan lantang Sylva mengatakan itu seraya tangannya menunjuk ke arahku dan Zero.
"Aku ingat semalam melihat keanehan terjadi waktu kakakku terbunuh. Aku yakin melihat ranting-ranting pohon itu beterbangan dan menusuk tubuh Kak Aaron sampai kondisinya seperti yang kalian lihat. Kekuatan macam apa yang bisa dikeluarkan manusia normal jika bukan karena dia ini seorang penyihir?" Kali ini dia menunjuk ke arah Zero.
Kupandangi raut wajah Zero, dia tak terlihat terintimidasi sedikit pun mendengar semua yang dikatakan Sylva maupun teman-temannya di komunitas, seolah dia tak mempedulikan apa pun yang orang-orang itu katakan tentangnya.
Di sini, justru aku yang merasa khawatir dan ketakutan. Aku takut setelah mereka menyadari kami penyihir maka tak akan ada tempat untuk kami lagi di desa ini.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com